Ketika aku menaikkan kakiku ke atas meja, dan temanku datang mendekat, aku cemas temanku akan tersandung dan menimpa lututku hingga terbalik.

Ketika aku terbangun, aku membuka mata dengan pelan sekali, sehingga setiap makhluk yang ada di kamarku punya kesempatan untuk bersembunyi.

Ada sebuah cermin di kamarku. Aku takut ketika aku tertidur, pantulanku di cermin bangun dan menatapku.

Terkadang aku merasa orang-orang membaca pikiranku. Jadi aku mencoba berpikir hal yang lucu. Dengan cara tersebut, ketika aku mendengar ada orang yang tertawa, berarti orang tersebutlah yang membaca pikiranku.

Ibu memberitahuku ketika aku menaiki eskalator dengan tali sepatu yang tidak terikat, maka tali sepatuku akan tersangkut dan menyedotku ke dalam eskalator. Ia juga mengatakan bahwa semua polisi di mall merupakan semua anak kecil yang tersedot ke dalam eskalator tersebut dan harus bertahan selamanya.

Aku takut suatu hari, seorang penjelajah waktu muncul di hadapanku, dan aku tidak sempat untuk menghindar sehingga penjelajah waktu tersebut tertabrak dan semua rahasianya pun ikut menghilang.

Aku cemas ketika aku mati, semua panca inderaku masih bekerja. Aku tidak bisa membayangkan mana yang lebih buruk antara dibalsem ataukah dikremasi.

Aku cemas kehidupanku ini hanyalah ilusi. Semua hanya mimpi, dan ketika aku terbangun, rupanya aku hanya seekor anjing yang memiliki imajinasi tinggi.

Aku cemas ketika terbangun pagi hari dan masih dalam keadaan linglung, aku salah mengambil sikat gigi dan justru menggosokkan pencukur jenggot ke mulutku.

Aku cemas ketika aku jatuh, aku menggigit hingga putus lidahku. Dan ketika aku menelepon 911, mereka tidak dapat mengerti apa yang aku bicarakan.