Jakarta -Kinerja pasar saham dalam negeri mengalami pertumbuhan minus sejak awal tahun ini alias year to date. Hal berbeda terlihat di pasar saham regional yang rata-rata tumbuh pesat.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat naik tinggi di tiga bulan pertama tahun ini. Banyak dana asing yang masuk ke lantai bursa, tertinggi tahun ini sempat mencapai Rp 44 triliun.

Namun sayangnya, memasuki bulan April banyak tekanan jual yang melanda saham-saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Investor asing juga banyak melepas saham sehingga dananya mengalir keluar pasar modal.

Penyebabnya adalah melambatnya kinerja emiten sepanjang triwulan I-2015. Melambatnya kinerja emiten ini bisa diasumsikan pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan melambat.

Mengutip data perdagangan BEI, Selasa (5/5/2015), IHSG tumbuh minus 1,64% sampai penutupan perdagangan kemarin. Jauh berbeda dari pasar saham China yang tumbuh hingga 38,51%.

Berikut ini kinerja pasar saham di regional:

China naik 38,51%
Jepang naik 11,92%
Korea Selatan naik 11,31%
Filipina naik 8,10%
Singapura naik 3,49%
Malaysia naik 3,24%
Thailand naik 1,94%
India turun 0,07%
http://finance.detik.com/read/2015/0...minus?f9911023
apa ya kira-kira penyebabnya dibandingkan dengan negara Filipina yang perekonomiannya di bawah kita masih bisa tumbuh, silahkeun para pengamat ekonomi panastak dan panasbung BP coment yang rapi..