Tambahan Req Dari agan fernandaraihan : Mr bee
"Saya adalah tukang cuci piring saat berusia 14 tahun dan masuk ke dunia real estate di usia 16," buka Mr Bee dalam wawancara secara eksklusif kepada Goal.
"Saya kemudian bekerja di restoran yang dimiliki orang tua saya karena mereka menilai kami harus belajar bagaimana pentingnya bekerja."
"Kemudian saya membentuk perusahaan pemasaran real estate online, yang memberikan keuntungan besar di bursa saham dan terus berjalan mulai dari sana."
"Meski keluarga saya memiliki banyak saham di Thailand, krisis finansial Asia pada 1997 memaksa kami memiliki hutang dalam jumlah besar. Ketika saya meninggalkan Australia, di mana saya tumbuh dan mendapatkan gelar sarjana dari teknik sipil, saya hanya memiliki simpanan 2,000 $AUS."
"Saya kemudian bekerja di sejumlah industri untuk bisa hidup. Untungnya, saya terlibat di banyak perusahaan yang kemudian saya beli dengan harga murah dan dijual dengan harga tinggi."
Mr Bee juga memiliki perusahaan personal Thai Prime, yang menginvestasikan dana mereka ke perusahaan publik dan memiliki tingkat kesuksesan tinggi dengan mengembalikan bisnis yang sulit menjadi salah satu pemain besar di pasaran. Dengan ketertarikan di sejumlah sektor, sepert pelayanan keuangan, konstruksi, properti, teknologi, parkir, infrastruktur jalan, olahraga juga perusahaan pembiayaan, perusahaan yang dimilikinya menjadi pemimpin di seluruh Asia dan Australia karena kemampuannya mengubah usaha yang dimiliki memiliki nilai jual tinggi.
Kisahnya kurang lebih seperti Raja Midas, tapi dia sama sekali tak terpikirkan soal itu. Mr Bee sudah memiliki kejayaan di usia 39, tapi memiliki kerendahan hati dan masih menjadi sosok yang bersahabat bagi semua orang.
"Saya tahu saya beruntung, dan saya memiliki kehidupan yang baik. Tapi saya masih hidup secara normal. Saya masih membawa keluarga saya ke pasar di akhir pekan, dan mereka masih bermain di sekitar rumah. Kami tak memiliki pembantu rumah tangga yang menginap atau seperti itu. Kami keluarga yang normal seperti yang lainnya," curhat Mr Bee.
Sejumlah industri yang dimilikinya juga membuatnya memiliki kontrak kerja sama di segala penjuru negeri. Ada juga kutipan yang begitu fenomenal yang pernah diungkapkan Mr Bee: "Meski saya tak memiliki miliaran baht, tapi saya tahu di mana harus mendapatkannya," dan dia ingin memperjelas pernyataannya itu.
"Itu cara saya mengatakan saya memiliki kontak yang siap mendukung saya dan melakukan kerja sama dengan saya. Saya mendapat dukungan dari banyak orang dan menunjukkan ketertarikan dalam menjadi bagian dalam banyak hal. Selama waktu itu, saya jadi tahu banyak orang dari banyak industri, jadi saya ingin berinvestasi pada sesuatu yang tidak sulit bagi saya untuk menemukan rekanan yang tertarik bekerja sama bersama saya."
Dan bagaimana perkenalan Mr Bee pada sepakbola Italia, khususnya Milan?
"Adalah Baroness Rotschild yang menyarankan saya bahwa berinvestasi di Milan adalah hal yang memungkinkan," jelasnya.
"Keluarganya tak begitu tertarik pada sepakbola, dan seperti halnya saya, mereka tak akan terlibat dalam sesuatu di mana mereka tak antusias di dalamnya."
"Saya pertama kali menyaksikan sepakbola Italia di awal 1990an, ketika Milan menjadi begitu besarnya. Serie A menjadi liga yang harus dilihat bagi saya dan begitu banyak orang Italia di Australia, jadi saya juga tertarik melihatnya karena orang-orang di sekeliling saya. Semua itu begitu memiliki kesan mendalam, dan saya tak pernah tertarik dengan liga lainnya."
"Karena itulah dalam hal investasi, bagi saya adalah Milan atau tidak sama sekali. Saya tak akan berusaha melakukan pendekatan ke klub lain dan juga saya meyakini harus mendapatkan tim yang benar-benar top. Milan adalah salah satu tim dengan nama besar di sepakbola dan bisa menjadi potensi yang besar."
Dengan nama besarnya sebagai orang yang beberapa kali sukses menjadikan perusahaan kecil atau hampir bangkrut berubah menjadi salah satu raksasa bisnis terbaik di negaranya, nama Mr Bee pastinya menjadi angin segar bagi Milan.
Setidaknya, bila Mr Bee bisa memberikan pengaruh, setengah saja, dari kesuksesannya ke Milan dalam hal bisnis seperti halnya industri lainnya, Rossoneri mungkin bisa kembali merasakan menjadi salah satu tim terbaik di Eropa lagi.