Direktur Center for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi memaklumi, bila anggota DPRD DKI Jakarta mulai banyak yang tak masuk kantor dan 'membereskan' dokumen di ruang kerja pasca penggeledahan tiga ruangan di gedung dewan, Kebon Sirih.

Menurutnya, hal tersebut menunjukkan anggota dewan sedang cemas, karena takut nama mereka dipanggil, sebagaimana pemanggilan penyidik Bareskrim kepada Wakil Ketua DPRD Lulung Abraham Lunggana dan Sekretaris Komisi E Fahmi Zulfikar Hasibuan.

"Soalnya, kalau sudah dipanggil aparat hukum, biarpun hanya sebagai saksi, sudah menjadi persepsi yang jelek di mata publik. Kan publik sudah curiga bermacam macam atas pemanggilan ini," ujarnya kepada RMOLJakarta, Sabtu (2/5).

Pemanggilan tersebut, imbuh Uchok, juga terkesan menakutkan bagi anggota DPRD yang diduga terlibat kasus dugaan korupsi pengadaan uninterruptible power supply (UPS) pada APBD Perubahan DKI 2014, lantaran mencoreng nama pribadi dan keluarga.

"Ini bukan hanya merusak citra diri, keluarga saja, partai juga bisa dirusak karena hanya dipanggil saja," tegas mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini.

Uchok pun berkeyakinan, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti akan memenuhi janjinya, bila akan mengembangkan kasus UPS ke tindak pidana pencucian uang dan kasus lain pada APBD Perubahan DKI 2014. Terlebih, Lulung sebelumnya berjanji akan 'buka-bukaan'.

"Yang tidak ikut UPS, ikut-ikutan demam ketakutan lantaran takut dan cemas, anggota yang sering dipanggil aparat hukum 'bernyanyi merdu', membuka kasus korupsi di luar UPS," pungkas eks koordinator Advokasi dan Investigasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) ini.

Quote:

sumur

kalau g terlibat kenapa mesti demam?
itu 'membereskan dokumen apa menghilangkan bukti?