Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

colonydcAvatar border
TS
colonydc
Inilah Curhatan Algojo Sang Penembak Terpidana Mati


NO REPOST

Rabu (29/4) dini hari tadi, 12 orang pasukan penembak sudah melaksanakan tugas mereka. Seperti apa cerita para algojo penembak mati?


©The Guardian


Quote:


Mengakhiri nyawa seorang manusia rupanya menjadi sebuah hal yang sangat sulit dilakukan oleh para eksekutor mati. Salah seorang anggota Brimob yang pernah menjadi algojo penembak mati bersedia berbicara kepada The Guardian. Saat hukuman itu terjadi, dia bersama 11 orang lainnya akan berdiri sekitar 5-10 meter dan menembakkan senapan M16S saat diperintah dalam lingkungan yang gelap dan hanya bercahayakan obor.

"Beban mental yang lebih berat adalah para petugas yang harus mengikat terpidana di tiang dengan tali daripada para algojo penembak. Ini akan jadi rahasia seumur hidup. Sebagai anggota Brimob kami harus melakukannya karena tak punya pilihan. Tapi sebagai manusia, saya tak akan pernah melupakan kejadian ini seumur hidup,"kisah sang eksekutor mati.

Quote:


Menurut ceritanya, dalam setiap pelaksanaan hukuman mati, ada dua tim yang ditugaskan. Tim pertama yang membawa terpidana ke tiang hukuman dan mengikatnya serta tim kedua yang merupakan regu penembak. Dan ternyata anggota Brimob ini sudah pernah ada dalam kedua tim tersebut. Saat membawa terpidana menuju tiang, mereka membebaskan apakah terpidana mau menutup wajah sebelum diikat atau tidak. Terpidana juga boleh memilih mau diikat dalam keadaan berdiri atau berlutut.

"Kami melihat para terpidana dari dekat. Saat mereka masih hidup, berbicara hingga mereka mati. Kami semua tahu persis kejadian itu. Saya tak berbicara dengan terpidana. Tapi saya memperlakukan mereka seperti keluarga sendiri. Saya hanya bisa bilang maaf karena hanya orang yang menjalankan tugas. Proses tembak mati selesai kurang dari lima menit. Setelah ditembak, para terpidana bakal lemas karena tak bernyawa lalu dokter datang memeriksa untuk memutuskan apakah korban sudah tewas atau belum,"jelasnya panjang lebar.

Dengan bayaran kurang dari Rp 1,3 juta untuk menjalankan tugas tersebut, para petugas penembak mati rupanya menjalani bimbingan spiritual dan psikologi selama tiga hari. "Saya terikat sumpah prajurit. Terpidana sudah melanggar hukum dan kami hanya algojo. Soal apakah ini berdosa atau tidak, kami serahkan ke Tuhan. Saya tak ingin terus-terusan jadi algojo, saya tak suka melakukannya. Saya harap para terpidana beristirahat dengan tenang, begitu juga dengan saya."

SUMBER
0
12.1K
80
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.2KThread83.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.