Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

braindevilAvatar border
TS
braindevil
Ibunda Obama dan Keris Empu Djeno
Keris telah menjadi simbol kekuasaan, berkat daya magis yang dipercaya menyertainya.

Ibunda Obama dan Keris Empu Djeno

Empu Djeno
Ibunda Obama dan Keris Empu Djeno

Tanggal 18 April telah dinyatakan sebagai Hari Pusaka Nasional. Salah satu pusaka itu adalah keris yang telah diakui UNESCO, sebagai warisan budaya dunia asli Indonesia.

Untuk melestarikan keris, telah berdiri Sekretariat Nasional Keris Indonesia (SNKI) dengan Dr Erman Suparno, mantan Menakertrans, sebagai Ketua Umum dan Ir Sarwi Notoatmodjo sebagai Sekjen sekarang.

Keris bukan hanya senjata tajam yang dibuat dari besi, baja, dan campuran titanium dengan menempa besi yang sedang membara. Proses pembuatannya disertai laku spiritual seperti puasa dan semedi.

Keris memiliki dimensi kultural yang kental. Keris telah menjadi simbol kekuasaan, berkat daya magis yang dipercaya menyertainya.

Berikut adalah kisah pengalaman Stanley Ann Dunham, ibunda Presiden AS Barack Obama, dengan keris ketika bekerja sebagai koordinator riset dan konsultan Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada 1988, seperti diungkap dalam buku Pendekar-pendekar Besi Nusantara (Mizan 2008).

Ann Dunham menikah dengan Lolo Soetoro (1967-1980) dan karenanya juga dikenal sebagai Ann Soetoro, dengan hasil seorang putri Maya Soetoro. Suatu hari Ann melakukan survei proyek kredit pedesaan di Kabupaten Sleman, sebelah utara Yogyakarta.

Ia ditemani kepala kantor cabang BRI dan kepala dinas perindustrian Sleman, beberapa staf, serta anggota tim risetnya.
Setelah mengunjungi satu bank desa BRI, Ann meminta izin untuk singgah sebentar di rumah Pak Djeno, perajin keris yang sudah dikenalnya sejak beberapa tahun silam. Ia meminta yang lain tetap di mobil agar tidak merepotkan tuan rumah.

Ternyata, Pak Djeno menyambut rombongan hangat di pintu rumahnya dan meminta semuanya masuk. Ia menyiapkan kursi untuk setiap orang dan minta istrinya menyediakan minuman. Selama kunjungan itu, Pak Djeno bersikap ramah, santai, dan gembira.

Berubah Total
Paling mengejutkan Ann adalah perubahan sikap anggota rombongannya. Begitu masuk ke halaman rumah Pak Djeno, yang dikenal sebagai seorang empu keris keramat, semua orang yang semula tertawa-tawa dan berkelakar mulai berbicara dengan nada berbisik.

Mereka masuk ke dalam rumah dengan tenang, duduk secara formal dan menyapa Pak Djeno dengan sangat hormat dan sedikit menunduk ke arahnya setiap berbicara.

Pak Djeno bersikap sopan, tapi tidak menunjukkan penghormatan. Di dinding ruang tamu ada silsilah yang menunjukkan bahwa Pak Djeno (nama lengkapnya Djeno Harumbrodjo) adalah empu keris generasi ke-14 keturunan empu keris Kerajaan Mataram.

Ann menyatakan ingin membeli sebuah keris untuk ditunjukkan kepada pendengarnya, ketika ceramah tentang budaya Indonesia di AS. Pak Djeno mengeluarkan empat bilah keris dalam bungkusan beludru dan rangkanya, membuka masing-masing secara seremonial dengan cara menyentuhkan bilah keris ke keningnya, lalu meletakkan di tengah meja. Seisi ruangan hening, bahkan yang berbisik-bisik berhenti.

Sebilah keris memikat mata Ann dan Pak Djeno menyatakan itu yang paling cocok untuknya. Ia setuju mengambilnya dan Pak Djeno menuliskan harganya di atas kertas. Mereka sepakat pembayaran akan dilakukan lewat rekening Pak Djeno di cabang BRI setempat.

Ann menganggap pembelian keris itu sebagai transaksi yang sangat biasa, tapi kolega-koleganya di BRI mendiskusikannya selama berhari-hari setelah itu, mencari-cari segala macam makna di dalamnya yang tidak pernah ia niatkan. Sekadar fakta bahwa ia kenal seorang empu keris dan telah membeli sebilah darinya, telah menimbulkan perubahan dalam sikap mereka terhadap Ann. Mereka mulai memperlihatkan sikap takzim kepadanya, seperti yang mereka tunjukkan kepada Pak Djeno.

“Entah bagaimana, sedikit kekuatan magisnya telah melekat kepada saya”, tulis Ann dalam disertasinya berjudul “Peasant Blacksmithing in Indonesia: Surviving and Thriving Against All Odds”, kajian antropologi yang diterjemahkan menjadi buku oleh Teguh Santosa.

Kenapa orang-orang berkuasa dari kota menghormati Pak Djeno dengan segala penampilan fisiknya yang sederhana? Ann (1942-1995), antropolog yang PhD ini, mencoba menjelaskan kemungkinan berikut: roman dan sejarah Indonesia menyebutkan penyebaran pandai besi istana ke wilayah pedesaan setelah jatuhnya Kerajaan Majapahit. Jadi, empu adalah keturunan orang kuat istana, karena itu harus dihormati. Pak Djeno (1929-2006) disebut generasi dari Empu Supa, pembuat keris Majapahit abad ke-13. Putranya, Sungkowo, mewarisi jejaknya.

Empu dianggap sakti karena kuat menjalani laku spiritual dengan pantangan-pantangannya.

Tentang kesaktian itu, Serat Centhini, ensiklopedi peradaban Jawa, menuturkan kemampuan empu yang membuat keris tanpa peralatan, hanya dengan anggota tubuhnya: jari-jari sebagai supit, kepalan sebagai palu, lutut sebagai landasan, telapak tangan sebagai gerinda, jempol sebagai kikir, hidung sebagai ububan (penyalur udara), ludah sebagai air pendingin, air ludah berwarna putih sebagai sepuhnya dan pengasahnya adalah puasa.
Seperti batu akik kini, harga keris bertuah bisa mencapai miliaran rupiah sebilah.

Penulis adalah Parni Hadi (wartawan dan aktivis sosial)

SUMBER

Budaya Indonesia emang Ajib bgt emoticon-I Love Indonesia
Diubah oleh braindevil 29-04-2015 04:08
0
3.7K
12
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.