TRIBUNSUMSEL.COM - Pemerintah Tiongkok merencanakan pelarangan iklan susu formula sebagai cara untuk mempromosikan pemberian ASI di negara Tirai Bambu.
Dilansir Shanghaiist, Dewan Perwakilan Rakyat Tiongkok mulai meninjau draft perubahan terhadap iklan.
Dalam draft tersebut dikatakan bahwa semua produk susu dan iklan makanan yang mengaku "sebagian atau sepenuhnya susu pengganti ibu" "dilarang untuk diiklankan di media masa dan ditempatkan di tempat umum".
Dalam usulan tersebut juga dikatakan, pengiklan, klien dan penerbit yang melanggar larangan tersebut berpotensi menghadapi denda hingga 1 juta yuan.
Kurang dari sepertiga bayi berusia enam bulan disusui secara eksklusif di Cina pada tahun 2008.
Angka tersebut sering dikaitkan dengan kampanye propaganda selama puluhan tahun oleh produsen susu bubuk yang melarang para ibu untuk menyusui secara eksklusif.
Menurut keterangan dari CCTV News, para Dewan berharap pemberlakuan usulan pelarangan mengiklankan susu formula bisa menaikkan tingkat pemberian ASI eksklusif sebesar 50 persen pada tahun 2020.
Namun, pasar susu formula di Tiongkok diperkirakan akan tumbuh lebih dari 30 juta USD pada tahun 2016.
Dan proposal tidak mungkin disambut hangat oleh perusahaan-perusahaan luar negeri seperti Danone SA, Mead Johnson Nutrition Co dan eksportir Selandia Baru Fonterra Co- operative Group Ltd, yang semuanya menargetkan Tiongkok.