Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

soeryapalohAvatar border
TS
soeryapaloh
Ketika Israel Bersorak Saksikan Koalisi Arab Badwi Serang Yaman
Ketika Israel Bersorak Saksikan Koalisi Arab Badwi Serang Yaman
Hari-hari ini para pemimpin Zionis Israel sedang bersukacita. Penyebabnya tak lain dan tidak bukan adalah operasi militer koalisi sepuluh negara pimpinan Arab Saudi untuk menghantam milisi al Khauthi di Yaman. Operasi itu bernama sangat keren, yaitu Operasi Badai Tegas alias‘Amaliyah ‘Ashifah al Hazm atawa Operation Decisive Storm.

Dinamakan demikian, barangkali untuk menegaskan kepada dunia, terutama milisi al Khauthi, bahwa operasi kali ini tidak main-main. Bila milisi al Khauthi dan siapa pun yang mendukungnya berani macam-macam, misalnya mengancam keamanan negara-negara Teluk, maka mereka akan disikat dengan tegas oleh operasi yang bagaikan badai besar bergulung-gulung.

Sebagai catatan, daratan Yaman di Jazirah Arabia berbatasan langsung dengan Saudi di sebelah utara dan Oman di sebelah timur.

Meskipun operasi ini bernama Badai Tegas, namun koalisi militer sepuluh negara ini justeru disambut Zionis Israeldengan tempik sorak. Ya, mereka bisa menyaksikan pesawat tempur koalisi menyerang sasaran-sasaran militer al Khauthi sambil minum kopi di pagi hari. Santai dan nyaman.

Marilah kita simak tulisan kolomnis Yahudi Zvi Bar’el di media Israel Haaretz edisi 30 Mei lalu. Katanya, sejumlah negara Arab sedang membentuk sebuah kekuatan (koalisi) militer yang besar nan kuat dan, untuk pertama kalinya, Israel tidak merasa khawatir. ‘‘Bukan hanya tidak khawatir, tapi sebenarnya Israel juga gembira,’’ tulis Bar’el.

Menurut Zvi Bar’el, selama beberapa generasi strategi pertahanan Israel didasarkan pada satu fokus, yaitu untuk menangkal setiap koalisi militer Arab ketimbang militer negara-negara Arab secara individu. Namun, lanjutnya, Israel justeru melihat koalisi yang sekarang sebagai elemen yang tak terpisahkan dari kebijakan pertahanan Israel sendiri. Bahkan meskipun tidak terlibat dalam koalisi itu, Israel telah mengambil keuntungan dari koalisi militer Arab itu.

Hal yang sama dinyatakan pengamat Israel lainnya, Prof Eyal Zisser. Dalam makalahnya di media Israel Hayom (Israel Today) pada awal April lalu, ia mengatakankoalisi militer pimpinan Saudi itu adalah ‘sesuatu yang menggembirakan’.

The Jewish Press yang terbit di Amerika Serikat pekan lalu menyebutkan alasan mengapa Israel menyambut dengan suka cita terhadap koalisi bentukan Arab Saudi tersebut. Menurut media yang meyuarakan kepentingan Yahudi itu, koalisi militer Arab untuk menyerang Israel yang dulu pernah dibentuk sejak 65 tahun lalu, kini telah dihidupkan kembali. Namun, kali ini bukan untuk menyerang Israel, tapi untuk membendung pengaruh Syiah di Jazirah Arabia.

‘‘Negara-negara Arab Sunni yang menentang Arab Spring adalah mereka yang kini memimpin perang melawan pengaruh Syiah di Timur Tengah,’’ tulis The Jewish Press. The Arab Springatau al Rabi’ al ‘Arabyadalah revolusi rakyat Arab untuk menentang penguasa diktator otoriter yang berlangsung sejak empat tahun lalu.

Kolomnis dan wartawan senior Mesir, Fahmi Huwaidi, sepakat dengan pandangan The Jewish Press. Dalam media Aljazeera.net (08/04/2015) ia menyatakan kawasan Timur Tengah kini memang sedang berubah. Apalagi bila dibandingkan dengan tahun-tahun 1950-an hingga 1970-an. Tahun-tahun ketika Liga Arab dan Organisasi Konferensi Islam (OKI) didirikan.

Waktu itu salah satu tujuan utama dari pendirian kedua organisasi atau lembaga itu adalah membantu perjuangan bangsa Palestina memperoleh kemerdekaan dan kedaulatan di tanah airnya sendiri. Tanah air yang telah dighasab oleh Zionis Israel. Namun, kini nasib bangsa Palestina bukan lagi prioritas utama bagi bangsa-bangsa Arab dan umat Islam.

Mengutip Huwaidi, ada dua perubahan mendasar yang terjadi pada bangsa-bangsa Arab. Pertama, para pemimpin Arab kurang atau bahkan tidak peduli lagi pada nasib bangsa Palestina. Suasana politik, keamanan, dan bahkan kebatinan bangsa-bangsa Arab sekarang ini bahwa musuh utama mereka adalah pengaruh Syiah dan bukan lagi Zionis Israel.

Kedua, kekhawatiran terhadap pengaruh Syiah telah mengakibatkan konflik yang tadinya b

http://m.republika.co.id/berita/kolom/resonansi/15/04/13/nmp6av-ketika-israel-bersorak-saksikan-koalisi-serang-yaman

الْأَعْرَابُ أَشَد كُفْرًا وَنِفَاقًا وَأَجْدَرُ أَلا يَعْلَمُوا حُدُودَ مَا أَنزَلَ اللهُ عَلَىٰ رَسُولِهِ ۗ وَاللهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ


Orang-orang Arab Badwi itu, lebih sangat kekafiran dan kemunafikannya, dan lebih wajar tidak mengetahui hukum-hukum yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya. Dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Quote:


Diubah oleh soeryapaloh 14-04-2015 02:40
0
4.3K
48
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
79.4KThread11.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.