- Beranda
- The Lounge
[Sepak bola] Mengenal Lebih dekat Rocky Putiray (Legendaris pembobol gawang AC milan)
...
TS
epool48
[Sepak bola] Mengenal Lebih dekat Rocky Putiray (Legendaris pembobol gawang AC milan)
Quote:
Quote:
Rocky Poetiraycukup familier bagi publik sepak bola Solo dalam beberapa tahun terakhir. Jadi, tak sulit mencari pemain asal Ambon, Maluku, tersebut di Kota Bengawan, julukan Solo.
Di salah satu kamar dalam bekas mes Arseto Solo di Kadipolo, Laweyan, Solo, Rocky sering menghabiskan waktu. Di tempat itu pula dia mendidik pesepak bola junior untuk disalurkan ke klub dan tim nasional Indonesia.
"Membanggakan sekali bisa berprestasi baik untuk klub, apalagi timnas. Mimpi itu yang berusaha saya wujudkan sekarang dengan mencetak pemain muda seperti saya dulu," ujar Rocky kepada Radar Solo (Jawa Pos Group) saat ditemui Jumat (20/11).
Sekitar mes yang dilengkapi dengan sebuah lapangan besar itu mempermudah Rocky untuk menyalurkan bakat. Di tempat tersebut, dia punya sebuah klub yang dibinanya, R-21.
Tak sulit masuk sebagai anggota klub binaan langsung mantan pemain timnas PSSI Garuda II itu. Imbasnya, ratusan orang masuk sebagai anggota klub.
Bahkan, kini mereka memperkuat beberapa klub, seperti Aditya di Persis Solo dan Asmat di Persiram Raja Ampat. Keduanya mampu menunjukkan kemampuan terbaik sebagai wakil R-21 di klub profesional.
Tak lagi menjadi pemain di lapangan membuat Rocky banting setir sebagai pelatih klub lokal. Sayang, pria yang pernah berposisi sebagai striker itu tak memiliki sertifikat kepelatihan.
"Saya sudah berulang-ulang diminta banyak pihak, mulai kenalan sampai PSSI. Tapi, saya tidak bersedia dan hanya mengandalkan pengalaman dulu sebagai pemain untuk melatih," beber dia.
Tidak memiliki sertifikat kepelatihan tak membuat Rocky kurang maksimal. Bahkan, dia menarget bisa mencetak atlet andal bagi timnas.
Keprihatinan pada pemain timnas U-19 sebelumnya menjadi alasan kuat bagi Rocky. Menurut dia, para pemain muda Indonesia kini kurang bertanggung jawab.
Berlatih di Uruguay selama hampir satu tahun tidak membuat penampilan Syamsir Alam dkk lebih baik. Kemampuan mereka seharusnya meningkat signifikan setelah belajar di negeri orang karena segala keperluan telah disediakan PSSI.
Namun, sarana dan prasarana yang lengkap serta kebutuhan makanan dan kesehatan yang tersedia tidak mereka manfaatkan secara maksimal. Alhasil, ilmu yang mereka dapat di Uruguay hanya setengah hati.
Di sisi lain, penjaringan pemain muda oleh PSSI untuk dikirim ke luar negeri terlalu dipaksakan. Dengan stok melimpah di berbagai daerah, PSSI sering salah dalam menunjuk pemain.
"Khususnya soal tanggung jawab, para pemain seharusnya tahu bahwa kebutuhan mereka selama belajar sudah dilengkapi. Jadi, harus ada peningkatan setiap hari. Puncaknya saat timnas benar benar berlaga di ajang resmi," bebernya.
Situasi itu juga yang diterapkan saat timnas PSSI Garuda II menimba ilmu di Rep Ceko pada 1989-1990. Catatan peningkatan pemain akan dibawa pulang ke Indonesia untuk ditunjukkan kepada masyarakat saat tampil di laga resmi Indonesia.
Rocky Putiray,.Siapa yang tak kenal legenda sepakbola tanah air yang satu ini. Urusan mengocek bola,merusak pertahanan lawan hingga mencetak gol dialah orangnya. Dengan bergaya nyentrik merupakan ciri khas penampilan yang membuat pemain satu ini mudah dikenali. Dalam penampilannya di lapangan hijau dia kerap kali mengecat rambut dan pernah memakai sepatu dari beda pasangan. Selain sukses sebagai pemain Timnas, penyerang bertinggi badan 1,74 meter merupakan pemain asal Indonesia yang sukses di liga asing.
Pada tahun 2001 ia pertama kali mencoba peruntungannya bermain di liga Hongkong, bersama Instant Dict. Rocky sukses mencetak 20 gol dalam 15 pertandingan. Kemudian pada tahun 2002-2004 ia kembali mencoba peruntungannya, namun pada tahun ini sudah berganti klub. Rocky pindah ke Kitchee SC , Selama 2 tahun dia sukses menjadi penyerang andalan dengan 41 gol dari 20 pertandingan. Lalu pada 2004 – 2005, Rocky bergabung dengan South China AA. Rocky sukses dengan mampu menjebloskan 15 gol dari 25 pertandingan .
Musim 2005 merupakan akhir kiprah Rocky di liga Hongkong, karena setelah itu, dia kembali berkiprah di Indonesia untuk bermain dengan PSPS Pekanbaru, dan menutup karier profesionalnya sebagai pemain sepak bola di PSS Sleman (Jogjakarta) tahun 2007.
Selama malang melintang di sejumlah klub sepakbola,mungkin di klub Kitche SC yang paling mengenang bagi Rocky. Kenapa? Karena disinilah ia mampu membawa Kitche SC mengandaskan salah satu klub raksasa Itali yaitu AC.Milan .Dalam laga persahabatan yang di gelar di kandang Kitche SC ini Rocky mencetak 2 gol.
Lalu siapa yang tak kenal AC.Milan? pada laga melawan Kitche SC, AC.Milan diperkuat bek tangguh Maldini dan Striker kondang Andry Shevcenko. Jika disimpulkan berarti Rocky Putiray dalam laga itu mampu menaklukan ketangguhan Maldini dan mengalahkan ketajaman Shevcenko. Laga berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan Kitche SC.
Dalam dunia pendidikan, Rocky tertarik mengambil jurusan Fakultas Hukum. Dia telah merampungkan studi S1 hukumnya di Universitas Surakarta (UNSA),sebuah universitas swasta di propinsi Jawa Tengah.
Di salah satu kamar dalam bekas mes Arseto Solo di Kadipolo, Laweyan, Solo, Rocky sering menghabiskan waktu. Di tempat itu pula dia mendidik pesepak bola junior untuk disalurkan ke klub dan tim nasional Indonesia.
"Membanggakan sekali bisa berprestasi baik untuk klub, apalagi timnas. Mimpi itu yang berusaha saya wujudkan sekarang dengan mencetak pemain muda seperti saya dulu," ujar Rocky kepada Radar Solo (Jawa Pos Group) saat ditemui Jumat (20/11).
Sekitar mes yang dilengkapi dengan sebuah lapangan besar itu mempermudah Rocky untuk menyalurkan bakat. Di tempat tersebut, dia punya sebuah klub yang dibinanya, R-21.
Tak sulit masuk sebagai anggota klub binaan langsung mantan pemain timnas PSSI Garuda II itu. Imbasnya, ratusan orang masuk sebagai anggota klub.
Bahkan, kini mereka memperkuat beberapa klub, seperti Aditya di Persis Solo dan Asmat di Persiram Raja Ampat. Keduanya mampu menunjukkan kemampuan terbaik sebagai wakil R-21 di klub profesional.
Tak lagi menjadi pemain di lapangan membuat Rocky banting setir sebagai pelatih klub lokal. Sayang, pria yang pernah berposisi sebagai striker itu tak memiliki sertifikat kepelatihan.
"Saya sudah berulang-ulang diminta banyak pihak, mulai kenalan sampai PSSI. Tapi, saya tidak bersedia dan hanya mengandalkan pengalaman dulu sebagai pemain untuk melatih," beber dia.
Tidak memiliki sertifikat kepelatihan tak membuat Rocky kurang maksimal. Bahkan, dia menarget bisa mencetak atlet andal bagi timnas.
Keprihatinan pada pemain timnas U-19 sebelumnya menjadi alasan kuat bagi Rocky. Menurut dia, para pemain muda Indonesia kini kurang bertanggung jawab.
Berlatih di Uruguay selama hampir satu tahun tidak membuat penampilan Syamsir Alam dkk lebih baik. Kemampuan mereka seharusnya meningkat signifikan setelah belajar di negeri orang karena segala keperluan telah disediakan PSSI.
Namun, sarana dan prasarana yang lengkap serta kebutuhan makanan dan kesehatan yang tersedia tidak mereka manfaatkan secara maksimal. Alhasil, ilmu yang mereka dapat di Uruguay hanya setengah hati.
Di sisi lain, penjaringan pemain muda oleh PSSI untuk dikirim ke luar negeri terlalu dipaksakan. Dengan stok melimpah di berbagai daerah, PSSI sering salah dalam menunjuk pemain.
"Khususnya soal tanggung jawab, para pemain seharusnya tahu bahwa kebutuhan mereka selama belajar sudah dilengkapi. Jadi, harus ada peningkatan setiap hari. Puncaknya saat timnas benar benar berlaga di ajang resmi," bebernya.
Situasi itu juga yang diterapkan saat timnas PSSI Garuda II menimba ilmu di Rep Ceko pada 1989-1990. Catatan peningkatan pemain akan dibawa pulang ke Indonesia untuk ditunjukkan kepada masyarakat saat tampil di laga resmi Indonesia.
Rocky Putiray,.Siapa yang tak kenal legenda sepakbola tanah air yang satu ini. Urusan mengocek bola,merusak pertahanan lawan hingga mencetak gol dialah orangnya. Dengan bergaya nyentrik merupakan ciri khas penampilan yang membuat pemain satu ini mudah dikenali. Dalam penampilannya di lapangan hijau dia kerap kali mengecat rambut dan pernah memakai sepatu dari beda pasangan. Selain sukses sebagai pemain Timnas, penyerang bertinggi badan 1,74 meter merupakan pemain asal Indonesia yang sukses di liga asing.
Quote:
Pada tahun 2001 ia pertama kali mencoba peruntungannya bermain di liga Hongkong, bersama Instant Dict. Rocky sukses mencetak 20 gol dalam 15 pertandingan. Kemudian pada tahun 2002-2004 ia kembali mencoba peruntungannya, namun pada tahun ini sudah berganti klub. Rocky pindah ke Kitchee SC , Selama 2 tahun dia sukses menjadi penyerang andalan dengan 41 gol dari 20 pertandingan. Lalu pada 2004 – 2005, Rocky bergabung dengan South China AA. Rocky sukses dengan mampu menjebloskan 15 gol dari 25 pertandingan .
Quote:
Musim 2005 merupakan akhir kiprah Rocky di liga Hongkong, karena setelah itu, dia kembali berkiprah di Indonesia untuk bermain dengan PSPS Pekanbaru, dan menutup karier profesionalnya sebagai pemain sepak bola di PSS Sleman (Jogjakarta) tahun 2007.
Selama malang melintang di sejumlah klub sepakbola,mungkin di klub Kitche SC yang paling mengenang bagi Rocky. Kenapa? Karena disinilah ia mampu membawa Kitche SC mengandaskan salah satu klub raksasa Itali yaitu AC.Milan .Dalam laga persahabatan yang di gelar di kandang Kitche SC ini Rocky mencetak 2 gol.
Lalu siapa yang tak kenal AC.Milan? pada laga melawan Kitche SC, AC.Milan diperkuat bek tangguh Maldini dan Striker kondang Andry Shevcenko. Jika disimpulkan berarti Rocky Putiray dalam laga itu mampu menaklukan ketangguhan Maldini dan mengalahkan ketajaman Shevcenko. Laga berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan Kitche SC.
Dalam dunia pendidikan, Rocky tertarik mengambil jurusan Fakultas Hukum. Dia telah merampungkan studi S1 hukumnya di Universitas Surakarta (UNSA),sebuah universitas swasta di propinsi Jawa Tengah.
sumber. link1
Spoiler for :
0
19.5K
Kutip
22
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
925.3KThread•91.5KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya