- Beranda
- The Lounge
ini yang terjadi pada tubuh manusia berada di ketinggian 30.000 ft TANPA pengaman!
...
TS
whitesirius
ini yang terjadi pada tubuh manusia berada di ketinggian 30.000 ft TANPA pengaman!
Pagi gan, mau share sedikit nih tentang kasus yang lagi seru serunya dibahas,
mudah - mudahan bukan
Monggo disimak gan
Kasus menyusupnya Mario Stevan Ambarita ke dalam ruang roda pesawat Garuda Indonesia yang terbang dari Pekanbaru-Jakarta cukup menghebohkan. Pasalnya, terbang dengan ketinggian berpuluh ribu kaki tanpa alat pengaman apapun bisa sangat membahayakan tubuh manusia, bahkan bisa menyebabkan kematian.
Rata-rata penerbangan komersial terbang dengan ketinggian 25 ribu sampai 38 ribu kaki di atas permukaan laut. Dengan ketinggian tersebut, tidak ada manusia yang bisa bertahan hidup tanpa adanya alat pengaman seperti yang disediakan di dalam kabin pesawat.
“Dalam ruang di roda pesawat, tidak ada persediaan oksigen. Tekanan di ruang roda juga tidak diatur. Belum lagi suhu di ketinggian,” tutur Kolonel Kes Dr dr Wawan Mulyawan, SpBS (K), SpKp, spesialis kedokteran penerbangan dari Lakespra TNI AU Dr Saryanto, Jakarta, saat berbincang dengan CNN Indonesia, Rabu (8/4).
Menurut Wawan, secara teknis orang yang terbang dengan ketinggian tersebut tanpa alat pengaman apapun tidak akan bertahan hidup. Mengapa?
“Ada tiga hal yang membuatnya membahayakan kesehatan,” kata Wawan.
Pertama, suhu yang sangat rendah. Dijelaskan Wawan, pada ketinggian yang ditempuh pesawat komersial, suhu di luar pesawat bisa mencapai -40 hingga -60 derajat Celsius. “Padahal di suhu 0 derajat Celsius saja sudah beku.”
Yang kedua, adalah penurunan tekanan yang drastis. “Tekanan di atas jauh lebih rendah dibandingkan di permukaan. Kondisi ini bisa menyebabkan decompression sickness, bahkan menyebabkan kematian,” kata Wawan menjelaskan.
Decompression sickness atau penyakit dekompresi merupakan suatu keadaan medis yang terjadi ketika akumulasi nitrogen yang terlarut membentuk gelembung udara yang menyumbat aliran darah serta sistem saraf. Kondisi ini umumnya terjadi pada penyelam.
Penyakit dekompresi bisa menimbulkan gejala yang mirip sekali dengan stroke, seperti mati rasa (numbness), paralysis (kelumpuhan), bahkan kehilangan kesadaran yang bisa menyebabkan meninggal dunia.
Bahaya ketiga menurut Wawan adalah karena kurangnya oksigen. “Di ketinggian seperti itu, oksigen akan jauh lebih sedikit, yang bisa menyebabkan kekurangan oksigen atau hipoksia. Ini juga bisa menyebabkan kematian,” ujar Wawan.
SUMURnya
Sekian inpoh dari ane , ane gak keberatan kalo di cendolin gan hehe, thanks kaskus..
mudah - mudahan bukan
Monggo disimak gan
Kasus menyusupnya Mario Stevan Ambarita ke dalam ruang roda pesawat Garuda Indonesia yang terbang dari Pekanbaru-Jakarta cukup menghebohkan. Pasalnya, terbang dengan ketinggian berpuluh ribu kaki tanpa alat pengaman apapun bisa sangat membahayakan tubuh manusia, bahkan bisa menyebabkan kematian.
Rata-rata penerbangan komersial terbang dengan ketinggian 25 ribu sampai 38 ribu kaki di atas permukaan laut. Dengan ketinggian tersebut, tidak ada manusia yang bisa bertahan hidup tanpa adanya alat pengaman seperti yang disediakan di dalam kabin pesawat.
“Dalam ruang di roda pesawat, tidak ada persediaan oksigen. Tekanan di ruang roda juga tidak diatur. Belum lagi suhu di ketinggian,” tutur Kolonel Kes Dr dr Wawan Mulyawan, SpBS (K), SpKp, spesialis kedokteran penerbangan dari Lakespra TNI AU Dr Saryanto, Jakarta, saat berbincang dengan CNN Indonesia, Rabu (8/4).
Menurut Wawan, secara teknis orang yang terbang dengan ketinggian tersebut tanpa alat pengaman apapun tidak akan bertahan hidup. Mengapa?
“Ada tiga hal yang membuatnya membahayakan kesehatan,” kata Wawan.
Pertama, suhu yang sangat rendah. Dijelaskan Wawan, pada ketinggian yang ditempuh pesawat komersial, suhu di luar pesawat bisa mencapai -40 hingga -60 derajat Celsius. “Padahal di suhu 0 derajat Celsius saja sudah beku.”
Yang kedua, adalah penurunan tekanan yang drastis. “Tekanan di atas jauh lebih rendah dibandingkan di permukaan. Kondisi ini bisa menyebabkan decompression sickness, bahkan menyebabkan kematian,” kata Wawan menjelaskan.
Decompression sickness atau penyakit dekompresi merupakan suatu keadaan medis yang terjadi ketika akumulasi nitrogen yang terlarut membentuk gelembung udara yang menyumbat aliran darah serta sistem saraf. Kondisi ini umumnya terjadi pada penyelam.
Penyakit dekompresi bisa menimbulkan gejala yang mirip sekali dengan stroke, seperti mati rasa (numbness), paralysis (kelumpuhan), bahkan kehilangan kesadaran yang bisa menyebabkan meninggal dunia.
Bahaya ketiga menurut Wawan adalah karena kurangnya oksigen. “Di ketinggian seperti itu, oksigen akan jauh lebih sedikit, yang bisa menyebabkan kekurangan oksigen atau hipoksia. Ini juga bisa menyebabkan kematian,” ujar Wawan.
SUMURnya
Sekian inpoh dari ane , ane gak keberatan kalo di cendolin gan hehe, thanks kaskus..
0
4.6K
31
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923KThread•83.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru