Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

jamilah212Avatar border
TS
jamilah212
Lesunya Masa Depan Bisnis Properti di Tanah Air



JAKARTA - Direktur Executive Indonesia Properti Watch, Ali Tranghanda menceritakan, pada 2010 sudah diprediksi siklus pasar properti bakal mengalami perlambatan di 2014. Terbukti, kata dia, perlambatan benar-benar terjadi. Masa depan bisnis properti di Tanah Air benar-benar lesu.

Salah satunya karena harga properti semakin meroket. Ali Tranghanda menjelaskan, Perkembangan masa depan bisnis properti di tanah air dibayangi ancaman kejenuhan pasar. Ini berpotensi terjadi karena pengembang cenderung latah membangun proyek-proyek propertinya sehingga terjadi kelebihan penawaran.

Namun tidak semua lokasi mengalami perlambatan. Beberapa wilayah justru menunjukkan peningkatan seiring jenuhnya pasar properti di wilayah Jabodetabek.

"Harga sudah terlalu tinggi selama 3-4 tahun, aksi peningkatan di Indonesia 2009 sampai 2013 sehingga ada latahnya konsumen. Dipikiran konsumen latahnya di Indonesia," ujarnya di Hotel JW Luwansa, Jakarta, Rabu (3/12).

Ali Tranghanda juga mengatakan, fenomena maraknya pembangunan apartemen di Serpong dikarenakan harga tanah semakin tinggi di wilayah ini. Alhasil, pengembang lebih memilih membangun hunian vertikal demi optimalisasi lahan. Pasokan untuk rumah mewah pun semakin terbatas karena harga sudah mencapai titik jenuh.

"Seperti terlihat maraknya pengembangan apartemen menengah yang sangat banyak memasuki wilayah Serpong dan Bekasi. Semua pengembang mengklaim mempunyai pasar yang potensial, namun perlu kehati-hatian dari konsumen ketika pasokan semakin banyak sedangkan pasar tidak bertumbuh seperti yang diharapkan," jelas dia.

Ali Tranghanda juga menambahkan, Kejenuhan pengembang juga terlihat di sektor perhotelan, terutama di Bali. Semakin banyak investor berlomba-lomba membangun hotel. Akibatnya, harga tanah terkerek naik dan semakin tinggi.

Namun kondisi ini ternyata tidak menyurutkan investor membangun hotel. Padahal secara investasi dipertanyakan kelayakannya. Terutama karena harga tanah yang sudah membumbung tinggi.

"Namun tentunya ketika sebuah wilayah mempunyai potensi, maka biasanya fenomena latah akan kembali muncul dengan banyaknya investor yang ikutan masuk ke sektor yang sama di wilayah yang sama. Waspada akan batasan limitasi pasar seharusnya menjadi pertimbangan sehingga pasar properti lebih sehat dan solid," ucapnya.(cr-05)
- See more at: http://www.indopos.co.id/2014/12/les....rsBOzOfb.dpuf
0
4.3K
51
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.2KThread41.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.