Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

frankyjohansyahAvatar border
TS
frankyjohansyah
Marmer termahal justru dari Bojonegoro, bukan Tulungagung, gan!
Sejumlah daerah di Indonesia memiliki marmer berkualitas super. Tapi, mereka belum mampu merebut predikat Kota Marmer dari Tulungagung. Karenanya, untuk bisa menjual produk batu gunung itu mereka masih butuh sentuhan nama Tulungagung.



Ane comot infonya dari sumber ini, gan!

Kenapa demikian? Sejak satu setengah abad lalu, sebagian warga Tulungagung telah hidup dari marmer. Ini berawal dari usaha Belanda menambang marmer di dekat situs Wajakensis pada 1850. Di era kemerdekaan, tambang Belanda yang sempat vakum itu dihidupkan kembali oleh Pemerintah RI pada 1962. Sejarah panjang inilah yang membuat dunia melabeli Tulungagung sebagai Kota Marmer.

Imam Machfudin, pemilik PT Bintang Marmer, menyebut Tasikmalaya memiliki marmer berkualitas super. Marmer dari kota itu, kata Imam, berjenis onyx, yang bening dan mengkilap serta tembus cahaya.

Menurut Imam yang menggeluti bisnis kerajinan marmer sejak 1970-an ini, onyx sangat cocok untuk berbagai produk yang berkesan mewah, mulai dari ubin lantai, perabot rumah, bathroom accessories, interior rumah, hingga berbagai kerajinan dan karya seni penghias ruangan.

Keistimewaan onyx adalah tahan panas. Batu ini selalu terasa dingin. Itu sebabnya, batuan yang warnanya dominan hijau bening ini sangat digemari pasar internasional.

Di Tanah Air, kolektor kebanyakan kalangan atas. “Harganya mahal, sehingga pangsanya sangat khusus,” jelas pria kelahiran Tulungagung ini.

Di daerah asalnya, onyx itu belum mampu go internasional. Batuan ini baru bisa mendunia setelah diusung dan diolah di Tulungagung.

Perajin Tulungagung pertama kali mengenal onyx Tasikmalaya dari para sopir ekspedisi. Sepulang dari Jakarta mereka 'nyangking' onyx untuk para perajin. Penghasilan tambahan ini untuk menambal biaya operasional di jalan.

“Mereka (para sopir) ada yang coba-coba membawa (onyx) dari Tasikmalaya untuk dititipkan kepada para pengajin di sini. Jadi, awalnya, onyx itu murni titipan dari Tasik. Bukan perajin yang mencari ke sana,” tutur Imam.

Melihat pasar onyx cukup besar, pengusaha dan perajin marmer kemudian berlomba mendatangkan, karena di Tulungagung memang tidak ada batuan tembus pandang seperti ini. Namun, akhir-akhir ini baru diketahui bahwa Pulau Bawean (Gresik) ternyata juga menghasilkan onyx.

Oscar Tabun, penyedia jasa penggergajian batu di Tulungagung menambahkan, dari waktu ke waktu marmer dari luar daerah semakin banyak yang masuk Tulungagung. “Kualitas marmer Tulungagung memang kalah,” jelas Oscar.

Menurut Oscar, saat ini marmer paling mahal justru berasal dari Bojonegoro. Batu pualam dari daerah aliran Bengawan Solo ini dikenal sebagai batu gajah. “Harga per meter kubik sekitar Rp 12 juta,” ungkapnya.

Sedangkan marmer dari Bawean seharga Rp 8 juta/m3. “Tapi kiriman batu marmer Bawean sudah agak jarang. Tidak seperti dulu,” katanya.

Penambangan marmer, khususnya jenis onyx, di Bawean sudah berlangsung belasan tahun. Satu gunung sudah terkepras habis. Bahan mentah diusung dan diolah di Tulungagung, lalu diterbangkan dan dikapalkan ke berbagai daerah di Indonesia dan berbagai pasar dunia.

Menurut Oscar, setelah Bawean, kelas berikutnya adalah marmer Blitar, Rp 5 juta/m3. “Marmer Tulungagung termahal hanya Rp 2,5 juta/m3. Bahkan, untuk kualitas bawah, satu bongkah batu cuma Rp 90.000,” tuturnya.

SURYA e-paper bisa dibeli melalui Wayang Force atau Get Scoop


Diubah oleh frankyjohansyah 14-09-2014 21:06
4iinch
4iinch memberi reputasi
1
15.1K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Lounge Pictures
Lounge PicturesKASKUS Official
69KThread11KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.