RD, siswi kelas I SMK Baskara, Pancoran Mas, Depok, diamankan petugas, Selasa (1/4/2015). RD tertangkap tangan tengah membawa tas ransel yang di dalamnya berisi senjata tajam.
Spoiler for beritanye:
WARTA KOTA, DEPOK - Sebanyak 55 siswa SMK dari dua sekolah di Depok yakni SMK Baskara dan SMK Fajar di Jalan Raya Sawangan, Depok, yang hendak tawuran diamankan aparat ke Mapolresta Depok, Selasa (31/3/2015) sore.
Mereka dijaring dari Jalan Raya Kartini, Pancoran Mas, Depok setelah sempat tawuran.
Dari tangan mereka didapati sejumlah senjata tajam berupa dua celurit, satu kelewang, tiga besi panjang sekitar satu meter yang ditajamkan, dan satu gir motor terikat tali.
Dari ke-55 siswa salah satunya adalah perempuan bernisial RD (15). RD merupakan siswa kelas I SMK Baskara, Pancoran Mas, Depok.
Saat diamankan petugas, RD tengah membawa tas ransel yang di dalamnya berisi senjata tajam.
"Saya gak tahu kalau tas itu isinya senjata tajam. Saya cuma disuruh bawa saja. Itu bukan tas saya," kata RD di Mapolresta Depok, Selasa sore.
Menurut RD, ia diajak teman-teman prianya untuk berziarah ke makam rekannya di Bojonggede.
"Saya diajak ke kuburan teman untuk ziarah. Dan waktu diajak saya disuruh bawa tas. Tapi gak tahu kalau isinya ada celuritnya," kata RD.
Kepala Bagian Operasi Polresta Depok, Kompol Tri Yulianto mengatakan ke 55 siswa dari dua SMK itu diamankan saat kedua kubu hendak tawuran.
"Sebanyak 15 pelajar adalah siswa SMK Baskara, dan 40 siswa dari SMA Fajar. Kedua SMK ini, memang kerap tawuran di Jalan Kartini," papar Tri.
Menurut Tri, diamankannya ke 55 siswa ini saat petugasnya tengah menggelar patroli di Jalan Kartini Raya.
"Mereka yang berjalan berkerumum langsung berlarian dan kami amankan," kata Tri.
Tri mengatakan walau mereka berdalih akan berziarah, dalam tas mereka ditemukan senjata tajam.
Hal ini membuktikan bahwa mereka hendak tawuran.
"Jelas pelajar ini akan tawuran dan menyerang sekolah lain. Mereka sudah menyiapkan senjata tajam di dalam tas untuk saling menyerang," katanya.
Menurut Tri, siswa perempuan yang mereka amankan yakni RD memiliki peran strategis dalam tawuran selain membawa tas berisi senjata tajam.
RD, kata Tri, berperan sebagai mata-mata pihak lawan.
"Luar biasa peran RD ini. Dia berperan sebagai mata-mata ke pihak lawan selain membawa tas berisi senjata tajam. Cuma dia satu-satunya perempuan yang berani ikut tawuran, sehingga dijadikan mata-mata," kata Tri.
Selain ikut mengamankan pelajar perempuan, kata Tri, ada seorang pelajar berinisial FK (16) dari SMK Fajar yang memiliki tato dibagian punggung.
Menurut Tri dari 55 siswa ini ada lima siswa yang akhirnya mengakui sebagai pemilik senjata tajam.
Mereka adalah siswa dari SMK Baskara yakni YK (16), FN (16), HK (17), dan DKN (16), serta TN (16). Semuanya merupakan siswa kelas I dan Kelas II SMK.
Tri mengatakan pihaknya akan memanggil orangtua dan guru ke 55 siswa ini sebelum nantinya diberikan pembinaan dan dipulangkan.
Menurut Tri, dihadapan orangtua dan guru mereka harus membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya.
Karenanya jika ke depan mereka kembali di dapati tawuran, maka proses hukum akan dilakukan.
"Hal ini harus menjadi tanggungjawab kita semua. Orangtua dan guru serta Dinas Pendidikan harus mencaro solusinya agar tawuran pelajar tidak terjadi lagi," kata Tri.
Spoiler for pesen ane:
masih jaman nenk ,, nakal tauran, tauran mah sakit neng kalo kena batu,, mending pacaran aja ama abank, bisa dapet nikmat dari abank,,