Hong Kong merupakan salah satu pasar ekspor yang menarik bagi Indonesia. Berbagai produk Indonesia laris manis di sana, misalnya mi instan.

Fok Hing, salah satu distributor terbesar produk-produk Indonesia di Hong Kong, berhasil menjual sedikitnya 15.000 kardus mi instan buatan Indofood dalam sehari.

Demikian diungkapkan Vice Consul of Economic Section KJRI Hong Kong Krisna Puspita Laurensius saat berbincang bersama detikFinance di gedung KJRI di 127-129 Leighton Road, Causeway Bay, Hong Kong, akhir pekan lalu.

"Ada distributor terbesar produk-produk Indonesia namanya Fok Hing, itu ada di Provinsi Guang Dong, Daratan RRT. Dia bilang dalam 1 tahun di 2014, dia memasok lebih dari 1.000 kontainer produk-produk Indonesia di Hong Kong. Dalam sehari untuk mi paling laris, bisa memasarkan 15.000 kardus untuk Hong Kong," jelasnya.

Selain mie instan, Krisna menyebutkan, produk-produk kecantikan seperti parfum dan obat-obatan juga diminati warga Hong Kong. "Produk-produk Indonesia sudah masuk supermarket Hong Kong," ujarnya.

Menurut Krisna, hubungan bilateral Indonesia dengan Hong Kong memang terjalin baik. Sepanjang 2014, perdagangan kedua negara mencapai US$ 5,13 miliar atau meningkat dari tahun sebelumnya yang US$ 3,51 miliar.

Sementara itu, realisasi Investasi antara Indonesia dengan Hong Kong juga naik drastis selama tahun 2014 menjadi US$ 657 juta dari tahun sebelumnya US$ 376 juta. Investasi utama dari kedua negara yaitu di bidang transportasi, properti, industri makanan olahan, pertambangan, serta industri kertas dan percetakan.

"Investasi naik 100% dari 2013 ke 2014, ini kenaikan tertinggi sepanjang sejarah," sebut Krisna.

Selain memasarkan produk-produk tersebut, tambah Krisna, Indonesia akan mulai gencar memasarkan batik di Hong Kong. Juni mendatang, akan ada gelaran Fashion Week di Hong Kong. Melalui acara tersebut, batik-batik Indonesia akan dipamerkan.

Krisna mengungkapkan, seperti keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pihaknya menargetkan kenaikan perdagangan Indonesia-Hong Kong naik 3 kali lipat hingga 2019.

"Batik akan dipromosikan dalam Hong Kong Fashion Week bulan Juni. Pak Presiden Jokowi mengharapkan kenaikan perdagangan 3 kali lipat," kata dia.

Untuk mendorong naiknya perdagangan kedua negara, menurut Krisna, berbagai promosi dilakukan untuk mengenalkan produk-produk Indonesia di Hong Kong. Seperti melalui seminar maupun pameran. Peluang investasi Indonesia kepada investor di Hong Kong bisa juga dilakukan dengan kerja sama HKTDC seperti book fair, tea fair, food expo, atau watch and clock electronics fair.

"Kita gencar promosi. Di Hong Kong itu ada 900 eksebisi dalam setahun, hampir tiap hari ada. Kita bantu UKM Indonesia untuk promosi di situ," terang dia.

Sayangnya, lanjut Krisna, untuk mempromosikan produk-produk Indonesia di Hong Kong pihaknya harus berupaya mengetatkan anggaran seperti arahan Jokowi. Dari tahun ke tahun, anggaran promosi tidak pernah bertambah.

"Kendalanya anggaran promosi tidak bertambah. Harapannya anggaran promosi bisa ditambah agar kegiatan juga bertambah," ucap dia.

Krisna menambahkan, hal lain yang juga menjadi kendala adalah minimnya dukungan pemerintah soal keterbukaan masuknya investor Hong Kong ke Indonesia untuk menggarap investasi di sektor tertentu.

"Dukungan pemerintah kurang. Contohnya BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) di daerah, kita pernah promosi investasi di daerah kepada investor asing. Setelah mereka menyatakan siap investasi, tetapi pihak kita malah tidak follow up ke investor. Tidak ada kelanjutan kerja sama," ungkapnya.

http://finance.detik.com/read/2015/0...i-di-hong-kong

Indofood laris manis....