Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

unknownoneAvatar border
TS
unknownone
Bela Diri Ini Cocok Buat Wanita Hadapi Begal
MINGGU, 01 MARET 2015



TEMPO.CO, Makassar: Awalnya Muhammad Izzul, 12 tahun, mengenal gerakan-gerakan Wing Chun saat menonton film Ip Man. Begitu pula Muhammad Al Faqih, 21 tahun, yang juga tertarik wing chun setelah menonton film atau video tentang bela diri ini. Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar ini lantas mencari komunitas yang bisa menaungi hobinya itu. “Bela diri sebagai bekal melindungi diri dari aksi kejahatan di jalan,” ujar Faqih.

Kini, pencinta wing chun bisa menyalurkan hobinya, apalagi kejahatan di jalanan semakin marak seperti muculnya begal motor. Kelompok Wing Chun Martial Arts Community Makassar yang mulai hadir di Makassar sejak November 2014 didirikan Muhammad Taufik. Wing chun adalah seni bela diri yang metodenya menggunakan ketenangan, ketepatan, dan kecepatan pada jarak yang pendek atau jarak sangat dekat. “Wing chun dapat diartikan dengan keindahan musim semi,” kata lelaki 32 tahun ini. Pendiri sekaligus pelatih ini belajar wing chun di Surabaya.

Wing chun adalah ilmu bela diri Cina yang diturunkan oleh pendekar dari kuil Shaolin, Ng Mui. Ng Mui adalah salah satu dari lima guru kungfu yang berhasil keluar dan menyelamatkan diri saat Shaolin dimusnahkan pada Dinasti Yoan.

Di Makassar, pendirian kelompok Wing Chun Martial Arts Community Makassar, untuk menghimpun para penyuka wing chun di Makassar, sekaligus ditujukan sebagai wadah berbagi. Selain itu, Taufik mengamati keadaan Kota Makassar yang kurang aman. Jadi, dia ingin membuka salah satu materi perbekalan bela diri.

Izzul salah satu anggotanya. Bocah 12 tahun ini baru dua kali mengikuti latihan. Di Lapangan Karebosi Makassar, Ahad pagi lalu, bersama sekelompok orang berbaju kaus hitam dan celana olahraga, ia turut berbaris rapi dan melakukan pemanasan sesuai dengan arahan pelatih di baris depan.

Mereka tampak santai menjalani latihan. Di atas lantai beton itu, mereka melatih beberapa teknik pukulan. Gerakan itu di antaranya pukulan rotasi; kedua tangan dikepalkan dan digerakkan berputar-putar ke arah depan. Awalnya pelan-pelan, namun, makin lama, gerakannya makin cepat. Gerakan ini sering dilakukan Bruce Lee, aktor bela diri Cina.

Saat ini, komunitas Wing Chun Makassar beranggota 40-an orang. Usianya bermacam-macam, dari murid sekolah dasar, remaja, pemuda, hingga dewasa. Untuk mengikuti latihan dan menjadi anggota, calon anggota mengisi formulir dengan biaya pendaftaran Rp 25 ribu. Iuran per bulan Rp 50 ribu. Khusus untuk anak di bawah 17 tahun, harus menyertakan izin dari orang tua. “Yang penting punya kemauan, sehat mental, jasmani, dan rohani,” ucap Taufik.

Latihan bersama dilakukan tiga kali sepekan: Senin malam, Rabu malam, dan Ahad Sore. “Untuk anggota baru, biasanya diajarkan jurus-jurus dulu. Kalau sudah mahir, baru diajarkan polanya (bertarung),” kata asisten pelatih, Andi Muhammad Iqbal, 23 tahun. Tahapan latihan dimulai dari dasar hingga profesional.

Untuk menghindari cedera saat latihan, anggota dibekali teknik yang bagus, dan digelar secara santai. Bahkan teknik mematahkan lawan juga diajarkan, namun tidak diterapkan di tempat latihan.

Tak melulu gerakan-gerakan wing chun, komunitas ini juga mengajarkan materi-materi lain yang lebih khusus, sesuai dengan permintaan anggota. Pada dasarnya, kata Taufik, wing chun di Indonesia tidak mengenal ujian kenaikan sabuk, karena mereka tidak mengenakan sabuk. “Levelnya dilihat dari tingkat kemampuannya.” Namun di komunitas ini, akan diadakan ujian kenaikan tingkat. “Sabuk akan menjadi tanggung jawab pemakainya.”

Wing chun tak boleh sembarang digunakan sehari-hari. Mereka yang baru belajar belum diizinkan bertarung menggunakan wing chun. Meski begitu, bela diri ini juga ingin membekali diri dari tindak kejahatan. Seperti Taufik, yang menggunakan jurus wing chun waktu dicegat preman.

Sementara itu, Iqbal justru menerapkan filosofi wing chun dalam kehidupan sehari-hari. Alumnus Politeknik Negeri Ujung Pandang ini menjelaskan, dalam bertarung, wing chun menggunakan sistem centre line (garis tengah). Umumnya, gerakan ini menyasar bagian batang leher, ulu hati, dan kelamin lawan. Filosofi yang dimaksud di antaranya cara menentukan pilihan dalam waktu cepat. “Jadi pikiran harus selalu tenang dan fokus. Misalnya dalam menghadapi masalah.”

Menurut Iqbal, bela diri ini sangat cocok untuk perempuan. Apalagi ilmunya diciptakan oleh perempuan, yakni Ng Mui dan muridnya, Yim Wing Chun. “Gerakannya menggunakan kelembutan dan ketenangan.”

Saat ini, baru ada dua perempuan yang menjadi anggota komunitas. Salah satunya Aswinda Amelia Kamil, 21 tahun, mahasiswa Jurusan Perekonomian Pembangunan Universitas Negeri Makassar. Dia mengaku suka olahraga bela diri dan memilih wing chun sebagai bekal pertolongan diri. Sebelumnya, dia jarang berolahraga. Waktu pertama kali ikut latihan, badannya pegal-pegal. Tapi Winda tidak kapok. “Malah semakin tertantang,” ucap dia kepada Tempo.

Andi Ansar, 23 tahun, juga memilih bela diri ini karena gerakannya sangat sederhana dan tidak membutuhkan energi yang sangat besar seperti latihan-latihan fisik umumnya. Kelebihan berikutnya adalah kecepatan dan latihan berfokus.


REZKI ALVIONITASARI

Bagaimana, Anda merasa tertantang untuk mempelajari Wing Chun?

Source:
http://www.tempo.co/read/news/2015/0...dapi-Begal/1/3

emoticon-Hot News emoticon-Hot News emoticon-Hot News
0
4.2K
15
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.