Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kuranzapAvatar border
TS
kuranzap
6 bulan menganggur itu rasanyaaa …
25 September 2014, petang itu aku menapakkan selangkah kakiku dalam sekumpulan orang di negeri ini yang bertitel sarjana ekonomi emoticon-I Love Indonesia (S) . Sangat membahagiakan tentunya, apalagi setelah tujuh tahun lamanya ayahku pulang dari perantauannya karena kabar ini.
Aku tau persis bahwa gelar ini akan membebaniku jika aku tidak bisa menerapkannya dengan baik di masyarakat, untuk langkah awal bekerja saja sudah cukup sepertinya. Dengan bekerja setidaknya tidak banyak suara sumbang yang harus kudengar, kau bisa berjalan melenggang saat berkunjung ke almamatermu, begitupula ketika bertegur sapa dengan para tetangga. Namun semua itu tidaklah mudah, ketika rekan – rekan lain mulai sibuk mencari pekerjaan, aku malah berpikir untuk menghabiskan waktuku untuk bersenang – senang sebelum nantinya terikat oleh jadwal padat pekerjaan. Sungguh suatu pemikiran yang bodoh, mengapa? Karena 6 bulan dari pemikiranku itu aku digelayuti rasa frustasi yang parah.
Memang ada beberapa rencana liburan tersusun saat itu, aku mulai membayangkan kesenangan – kesenangan yang akan kualami. Selagi masa istirahat itu, aku sangat antusias ketika sebuah televisi yang aku sukai melakukan perekrutan, aku mendaftar ke perusahaan itu tentunya.
Singkat kata aku mengikuti tes seleksi di Bandung, di Gwdung Wahana Bakti Pos tepatnya. Kedatanganku pada jam 8 pagi tidak terlalu membantu, antrian gelombang pertama terlalu penuh sehingga aku masuk pada gelombang kedua tes yang dimulai pukul 10.30, ada rentang waktu yang sia – sia bukan? Aku seorang yang lebih senang melakukan serangkaian tes pada pagi hari, karena semuanya masih terasa segar, ketika tidak berjalan sesuai rencana ya tentu, semangat, mood, dsb mulai berkurang.
Semua bertambah parah saat jadwal tes gelombang dua ini molor karena kedatangan bos perusahaan ini. Semua proses seketika dipending menjadi acara semi talkshow, bisa ditebak 4 tes tertulis selama 3 jam yang aku lahap tidak membawaku menjadi karyawan perusahaan ini. Kecewa memang, tapi aku sadar persiapanku yang sangat tidak matang. Oleh karena itu aku persiapkan diriku lebih baik, dan ikut seleksi berikutnya di Jogjakarta. Kali ini cerita berbeda, aku tau Jogjakarta itu selalu istimewa setiap aku mengunjunginya. Masih segar dalam ingatan aku lolos SIMAK UI 2010 di kota ini. Singkat kata aku yang lebih berpengalaman dalam seleksi, lolos dan dipanggil untuk melakukan interview user di The Phoenix Hotel.
FYI jarak seleksi dan interview kali ini terpaut beberapa minggu, saat di bandung hari pertama tes tapi keesokan harinya langsung interview. Di rentang waktu itu sempat ada tawaran bagiku untuk menjadi marketing di sebuah bank swasta di daerah asalku, bank ini bank milik si anak singkong. Tapi aku menolaknya karena aku ingin bekerja di luar kota, apalagi ini mimpiku bekerja di sebuah televisi yang sedang berkembang pesat. Nasib belum juga membaik, kali ini aku diserang demam luar biasa, hanya 48 jam sebelum interview. Rasa marah dan kecewa aku timpakan pada diri sendiri karena lalai menjaga kesehatan, ini adalah momen penting dan aku berjarak 9 jam jauhnya dengan bus dari Jogjakarta.
Merupakan suatu perjuangan berat, dengan badan panas, pandangan kabur dan berangkat pada jam 3 pagi menuju Jogjakarta. Bahkan pada hari – H beberapa menit sebelum masuk ruangan aku masih belum pada derajat normal suhu manusia. Bisa ditebak, aku tidak mempresentasikan diriku dengan baik, ditambah kalimat – kalimat bodoh yang harusnya tidak terucap, aku bisa membaca sorot mata Mbak Hesi – Calon Userku yang tidak berbinar padaku. Ya, pada saatnya memang tidak ada namaku dalam pengumuman final itu.
3 bulan yang hilang begitu saja dengan alasan “nanti kalo aku kerja di tempat lain, kalo misalnya diterima di tv ini dan udah tanda tangan kontrak gimana? Sayang dong nanti malah susah, kena penalti blab la bla” Adalah bodoh jika kita menggantungkan nasib lamaran kita hanya pada 1 perusahaan, aku adalah bukti sahihnya. Ketika sampai di bulan desember, aku sadar tidak ada lamaran yang akan diproses menjelang akhir tahun, dan benar saja hingga memasuki 2015 tidak ada panggilan satupun dari jobDB.com atau Jobstreet atau apalah apalah.
Di awal tahun, ada kesempatan baik yang datang leawt jobfair di Sabuga Bandung, begitu padatnya seperti audisi kontes menyanyi di suatu televisi swasta. Mataku terbelalak melihat lautan para pencari kerja di tempat ini. Yang cantik bak model ataupun anak Chinese yang terlihat mapan rela berpanas – panasan mengantri untuk masuk. Banyak perusahaan bagus memang, dikemas wah, tapi tak memuaskan. Saat itu hanya ada satu panggilan dari Valbury tapi aku tak melakukan follow up karena tidak terlalu yakin akan berhasil di perusahaan ini.
Memasuiki februari ada panggilan dari BCA Finance untuk mengikuti tes seleksi di kawasan Pondok Indah, tidak sulit untuk menemukannya ternyata. Pagi itu aku menggunakan setelan karyawan perusahaan keuangan dan mantap bersama calon karywan lain memasuki gedung itu. Tes ini lebih sulit daripada tes di televisi masa kini, sedikit sekali kuota yang diterima, akhirnya setelah dnyatakan tidak lolos aku pulang kembali ke kotaku. FYI lagi, lamaran onlineku mungkin sudah hampir 100 application, ditambah via pos – tapi tidak ada satupun yang kugunakan untuk melamar di perusahaan lokal di sini. Aku benar – benar sudah final ingin hijrah dari sini.
Kesempatan terbaik kedua datang dari toko online yang sudah kugunakan sejak tahun 2009 ini, aku begitu gembira mengikuti prosesnya, ini benar – benar kantor impianku. Besar harapanku untuk bekerja di sini, begitu terbayang menjadi bagian dari perusahaan yang aku sukai. Tapi hingga hari ke 15 setelah interview yaitu hari ini, belum ada follow up lagi dari perusahaan itu. 8 hari lalu aku meminta klarifikasi namun pihak perusahaan masih melakukan screening calon karyawan, begitu informasinya. Tapi aku mulai sadar untuk realistis tidak akan pernah bekerja di sana, apalagi sekedar bertemu Chelsea Islan yang menjadi model iklan mereka.
Analisaku adalah, apa yang menjadi penyebab semua ini mungkin karena Ijazah kampusku yang baru mendapat sertifikasi B tahun 2015 ini, selama tahun2 sebelumnya C, sehingga perusahaan tidak melirik sama sekali. Sebagai contoh kecil, temanku yang lain sudah bekerja di sini (lokal) tapi tidak ada dari angkatanku yang bekerja di luar kota, apalagi di perusahaan bonafide. Untuk TV dan Online Shop mungkin itu kesalahanku yang salah menjual diriku di depan user – user, sehingga mereka tidak tertarik. Untuk BCA Finance pasti aku yang tidak sepintar mereka yang lolos. Tapi sesulit itukah? Aku seorang yang memperhatikan penampilan, handal dalam berkomunikasi dan melakukan pelayanan pelanggan. Apa aku harus menjadi penulis saja mengingat bahasa dalam thread ini seperti sebuah cerpen? emoticon-Ngakak (S) Haha, padahal awalnya aku menggunakan ane, agan, dan kata lain yang familiar di sini tapi aku putuskan seperti ini sajalah.

0
5.4K
48
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.