Kebetulan pertengahan Maret ada dinas kantor di Nusa Dua Bali. Aha!!, kesempatan nih buat sekalian main. Mumpung, ada waktu longgar weekendnya, saya sudah pengen banget maen ke Gunung. Terakhir ke Gunung ini sudah 7-8 tahun lalu jaman SMA, itupun lewat jalur Besakih. Sesudah cari-cari info, akhirnya memutuskan solotrip ke sana lewat pura pasar agung,karena katanya lebih cepat.

1. NUSA-DUA menuju PURA PASAR AGUNG

Habis acara permeetingan kantor selesai, Jumat 13 Maret siang jam 16:00 langsung cus menuju Karang asem. Karena sendirian, jadinya sewa motor saja. Dari Nusa Dua, sudah sewa motor 120ribu buat 2 hari. Perjalanan dari Nusa Dua ke Karang Asem, ternyata lumayan capek dan pegel. Ditambah hujan rintik dan gerimis, bikin suasana lumayan dingin. Pemandangan indah sawah2 terasiring khas Bali begitu mulai masuk kabupaten Karang Asem. Perlu waktu kurang lebih 3.5 jam untuk sampai di Selat, desa paling dekat dari Pura pasar Agung. Sampai di Selat, pukul 19:30.
Niat pertamanya, mau jalan langsung sehabis isya. Jadi begitu sampai Selat, langsung menuju Pura Pasar Agung. Dekat Cuma 20 menit. Tapi kayanya itu 20 menit terlama dalam perjalanan naek motor. Jalanan aspal nanjak terus, mana serem,kiri kanan sepi, tidak ada kendaraan lalu lalang. Beberapa kali sempat merinding disco juga heuheuheu…Cuma ditemani gerimis, gelap, pohon, dan lampu motor. Ngik ngik ngik.
Sampai Pura Pasar Agung jam 8 malam. krik krik krik. Gelap banget gan! Ga da lampu. Cuma ada 1 mobil parkir dan 1 motor. Kayanya orang yang lagi sembahyang di Pura yang masih harus naik tangga tinggi beuut. Waduh, sepi bener pikir saya. Mampir di basecamp, kaya rumah kecil deket pura, juga sepi banget, ga ada tanda2 orang. Akhirnya karena kurang info saya turun kembali menuju selat, dengan harapan ada orang yang bisa ditanyain.

Pas turun, ada warung kecil, saya mampir. Ngobrol2 sebentar sama orang disitu. Mereka bilang kalau naik jam segini masih rawan om, hati2 lho, apalagi sendirian. Wah makin merinding ane. Dia juga bilang, nanti jam 2an ada rombongan turis Jepang juga yang mau naik. Kalau mau nebeng saja disitu. Wah! Kesempatan piker ane, berhubung belum pernah lewat jalur Pura Pasar agung, bisa juga nih nebeng. Ane putusin malam itu, ane nginep aja di losmen lokal di Selat, Pura Agung Inn. Semalem nginap 250ribu. Lumayan lah biar bisa istirahat enak, dan bangun fresh besok jam 2 pagi.

2. SELAT menuju PURA PASAR AGUNG

Karena kecapekan,Dyaaarrrr!!.... jadinya telat Bangun. Niat berangkat jam 2 pun lewat. Duh!Baru kebangun sekitar jam 4 pagi. Akhirnya setelah siap2, langsung cus menuju Pura Pasar Agung. Naik motor 20 menit nanjak terus. Sampai di Pura, Basecamp rumah kecil ternyata rame orang lokal. Ditawarin sama guide, tapi bayar 500ribu. Waduh! Mahal bener . Dibilangin sama guide local situ, “Hati-hati naik sendiri, nanti bisa hilang”. Walah, daripada bayar mahal, ane ngeles saja. Sudah pernah kesini, jadi tidak perlu guide hehehehe….langsung ngabur. Kayanya warga sudah tahu banyak turis/ wisatawan yang pengen ke gunung Agung. Jadi mereka mulai mengkomersialkan dengan harga yang cukup mahal buat ane.
Karena emang dari awal niatnya mendaki tek tok, ane Cuma bawa tas UD kecil isi 5liter. Ane isi sama makanan dan roti secukupnya, plus 1 botol Aqua dan 1 botol Pocari Sweat.

3. AWAL PENDAKIAN PURA PASAR AGUNG

Pendakian dimulai mendaki tangga menuju Pura Pasar Agung. Lumayan jauh dan nanjak. Kurang lebih 10 menit, masuk ke pelataran Pura Pasar Agung. Karena gelap dan cuma bawa headlamp, ane langsung menuju sisi kiri Pura, yang katanya jalur masuk ke arah Puncak Gunung Agung. Beneran tidak ada tanda2 jalur masuk nih, sama sekali kurang tanda-tandanya. Pokoknya menyusuri bagian kiri Pura sampai mulai masuk ke Hutan. Nah! Ditandai dengan adanya Jalur Pipa, artinya ente sudah masuk ke jalur yang benar gan.
Pendakian sebenarnya dimulai tepat jam 4.30 shubuh. Suasana masih gelap gulita, Cuma suara jangkrik, dan bintang2 yang menemani. Karena sudah beberapa kali mendaki gunung malam2 sendiri, ane santai saja. Stay cool, walaupun beberapa kali bulu kuduk sempat merinding hehehe. Perjalanan mendaki hutan kurang lebih memakan 1.5 jam (rada ngebut, plus lari2 dikit) , sebelum mulai mencapai pohon2 yang mulai gundul memasuki batas vegetasi. Momen melihat sunrise di puncak pun gagal, karena jam 6 masih di lereng bebatuan gunung Agung. Di sepanjang perjalanan, Cuma ketemu 2 rombongan dari India dan Indonesia yang memutuskan balik ke bawah karena capek dan tidak kuat.
Bagian paling susahnya adalah, mendaki lereng bebatuan yg mulai curam kurang lebih 30 menit sebelum puncak 1. Akhirnya sampai puncak jam 7:30 pagi. Matahari sudah mulai terang. Beberapa rombongan bule Jepang, Singapore, dan Australia, sudah mau turun. Sempat ngobrol sama Bule cewe Australia, minta kontak dan email, kali2 ada kesempatan mengnjungi Blue Mountain, bisa diantar sama dia, (lumayan kenala bule kece ) hehee…






4. PUNCAK

Di Puncak yang ini banyak banget monyet gan. Hati-hati kalau bawa barang2. Ane untung senjata kacang. Jadi ane kasih mereka kacang, biar ngabur mereka. Di puncak ane ketemu dua orang temen baru, yang juga sedang asik menikmati indahnya puncak Gn. Agung. Oke no more words, let the picture tell lah ya…hehehe













5. TURUN Gn. AGUNG menuju PURA PASAR AGUNG

Perjalanan turun ane rada ngebut, jadi setelah pamitan ama dua temen baru ini, ane langsung ngacir ke bawah, karena harus jemput bini di Denpasar, yang juga lagi ada acara di Bali. Kabut mulai turun jam 10an. Suasana mistis kembali menyeruak. Perjalanan turun lebih cepat gan, kurang lebih tidak sampai 2 jam.









Ane sampai di bawah kurang lebih jam 11 Siang. Total perjalanan start 4:30, sampai puncak 7:30, maen di atas sejam setengah. Jam 9 turun. Sampai di bawah jam 11 siang. Total perjalanan (tanpa main di puncak) kurang lebih 5 jam tek tok,

Makasih gan, itu aja catper singkat ane ke Gunung Agung, via pura pasar Agung. Semoga bisa ketemu agan agan di gunung yang lain. Thankyou.

Kalau berkenan boleh di rate atau di cendol gan.