Seorang presiden indonesia, baru pulang dari sebuah negara afrika, mayoritas dari negara itu seperti halnya indonesia, beragama islam, negara itu juga seperti indonesia, memiliki kadar korupsi yang sangat besar, bahkan jauh lebih besar dari indonesia, hingga menyebabkan kelaparan ketidakadilan yang sangat parah bagi rakyatnya.


Sang presiden yang baru pulang dari negara afrika tersebut lalu bercerita di hadapan bawahannya, tentang sebuah wilayah di negara tersebut yang sangat baik. Beliau memulai cerita dengan pertemuannya dengan gubernur wilayah tersebut, sang gubernur bercerita kepada sang presiden, disini hampir semua oknum pemerintahan melakukan korupsi, korupsi adalah hal yang biasa, dan pasti di lakukan di negara ini, dari pihak terkecil sampei tertinggi di pemerintahan, Saya pun melakukannya dulu, sang presiden tertegun, kaget dengan pernyataan sang gubernur yang blak-blakan.

Lalu sang gubernur bercerita kembali, saya adalah seorang anak yang dibesarkan dengan baik oleh kedua orang tua saya, ayah dan ibu saya menjalankan agama dengan baik, mereka shalat 5 waktu, dan beramal, serta selalu bersikap baik kepada orang-orang di sekitarnya, mereka juga mendidikan kebaikan kepada kami anak-anaknya,.
Suatu waktu ketika saya selesai shalat, saya teringat kepada dosa-dosa saya, saya lalu memohon ampun kepada Allah, aku berkata "Ya Allah ampunilah hambamu, sesungguhnya hambamu mengemabil uang yang bukan haknya ini, untuk kebaikan keluarga hamba, untuk orang tua hamba, dan untuk hamba sumbangkan kepada orang-orang yang membutuhkan, dan hamba berdoa semoga uang itu berdampak bagi kehidupan orang lain."

Pada waktu itu juga sang gubernur lalu menemui ibunya, yang sudah tua, sambil menangis sang gubenur bersimpuh di kaki sang ibu dan memohon ampun, serta mengakui bahwa setiap uang yang beliau berikan untuk kesejahteraan keluarga ini adalah hasil uang korupsi, lalu sang gubernur bertanya, ibu apakah engkau memaafkan aku? apakah engkau tetap akan mendoakan anakmu ini masuk surga?
Sang ibu yang menangis mendengar pengakuan sang anak, lalu tersenyum dengan kasih sayang dalam tangisannya, lalu sang ibu berkata "Nak jika ibu mampu, jika gigi ibu masih belum bergemericik, jika ayah dan ibumu masih mampu menahan siksaan api neraka dan semua siksaannya, ibu dan ayah pasti akan mendoakan agar engkau masuk surga"

Sang anak yang tidak mengerti lalu bertanya " maksud ibu apa? ayah dan ibu adalah orang yang soleh, ayah dan ibu menjalankan perintah agama hampir tanpa celah, lalu apa yang membuat ibu berpikir, ayah dan ibu aka masuk ke neraka?"

Sang ibu menjawab "sesungguhnya seorang anak adalah jembatan bagi orang tuanya, untuk masuk ke surga atau ke neraka, apa yang kami didik kepadamu nak, akan menjadi pertanggung jawaban kami di hadapan Allah,dan kamu sekarang telah menjadi apa, itu adalah bagaimanapun didikan kami, dan kami harus mempertanggung jawabkan didikan kami di hadapan Allah."

Sang anak menangis dan akhirnya baru menyadari, kenikmatan yang sebentar yang diberikannya di dunia untuk keluarganya, ternyata menjadi tiket tidak hanya untuk dirinya, tapi untuk orang tuanya, masuk ke neraka.

Semenjak itu sang gubernur merubah segala kelakuannya, dia tidak lagi korupsi dan menjalankan pemerintahannya dengan baik, tak lama sang ibu meninggal, dan untuk membayar semua dosa dan tangisan sang ibu, sang gubernur menyerahkan hidupnya untuk melayani rakyatnya dengan jujur dan penuh rasa keadilan.

Sang presiden berkata kepada parah bawahannya, para menteri,kepala daerah, polisi, hakim, jaksa,TNI, serta pns-pns yang hadir, jika uang yang kita dapatkan dari korupsi tidak hanya membuat kita masuk ke neraka, tapi juga membuat orang tua kita masuk ke neraka, masikah kita korupsi?

Mohon di rate gan kalo bermanfaat dan nggak menolak