halo agan-agan, buat menemani hari agan-agan sekalian ini, ane mau bikin thread nih yang agak berat-berat dikit .
Ane bikin thread ini, karena melihat makin tingginya angka kriminalitas yang ada di Indonesia, seperti pembegalan, dll .
nah di thread ini kita bisa mencontoh hal yang sudah dilakukan di kota Salatiga, mungkin cara ini bisa juga diterapkan di kota-kota lain yang ada di Indonesia .
Mengapa Ane menyorot di Salatiga? karena ane saat ini sedang berkuliah di Salatiga, kota mungil nan sejuk
mudahan gak repost ya gan
Langsung cekidot aja dah gan
Spoiler for safe house:
Spoiler for safe house:
Pernah dengar istilah Safe House 110 ? Bagi masyarakat yang tinggal di luar Kota Salatiga, hal tersebut terasa asing. Kendati begitu, program kemitraan yang sudah memasuki tahun kelima ini berlangsung cukup sukses dalam menekan angka kriminalitas.
Safe House atau rumah aman yang tersebar di seluruh wilayah hukum Polres Salatiga, awalnya di tahun 2010 dirintis oleh AKBP Susetyo Cahyadi SIK. Di mana, perwira menengah yang saat itu menjabat sebagai Kapolres Salatiga memiliki gagasan mendirikan Safe House di 22 Kelurahan.
Tujuan awal dibentuknya programSafe House 110 (awalnya 112) Mitra Polisi adalah mengajak peran aktif masyarakat Salatiga dalam membantu tugas kepolisian. Di mana, warga yang memiliki tempat tinggal, tempat usaha yang terletak disepanjang jalur rawan kejahatan, nantinya dapat berperan untuk penyelamatan calon mau pun korban tindak pidana.
Spoiler for rumah yang dijadiin safe house:
Spoiler for safe house:
Lokasi rawan kejahatan yang dimaksud meliputi kejahatan jalanan (Street Crime), kejahatan penculikan anak (Kidnapping), kejahatan narkoba (Drigs Abuse), kejahatan pelecehan seksual (Sexual Abuse) dan berbagai tindak kriminal lainnya. Yang mana, pada titik rumah yang dijadikan Safe House 110, bisa menjadi tempat berlindung bagi anak- anak, wanita mau pun korban tindak pidana apa pun.
Lantas bagaimana tindak lanjut bagi korban yang berlindung di Safe House 110 ?Dalam kondisi emergency, pemilik rumah aman yang sudah diberi pelatihan oleh pihak kepolisian, dalam hitungan detik akan langsung menghubungi nomor telp 110 atau nomor hand phone milik Babinkamtimas setempat. Hanya butuh waktu maksimal 5 menit, maka personil kepolisian terdekat telah merapat ke tempat kejadian perkara.
Pihak Polres Salatiga sendiri, dalam menentukan lokasi yang akan dijadikan Safe House 110 tidak sembarangan. Melalui rekomendasi anggota Babinkamtimas yang tahu persis kondisi lapangan, maka nama pemilik rumah diajukan. Setelah difilter, bila yang bersangkutan dirasa memiliki kredibiltas dan kapabilitas, selanjutnya rumahnya ditetapkan untuk menjadi rumah aman. Biasanya pemilik rumah adalah ketua RW atau tokoh masyarakat.
Spoiler for rumah yang dijadiin safe house:
Spoiler for berita:
AKBP Susetyo Cahyadi yang sekarang berpangkat Komisaris Besar (Kombes) dan bertugas di Polda Kepri, harus diakui bahwa dirinya mampu membentuk fondasi pelayanan plus di jajaran Polres Salatiga. Terbukti, hingga ia beberapa kali diganti oleh yuniornya, program ini terus berjalan, bahkan semakin inovatif.
Memasuki tahun 2015 ini, program Safe House 110 sudah dikembangkan oleh Kapolres Salatiga AKBP R.Hari Wibowo SIK tak hanya sebatas di tingkat kelurahan. Praktis, hampir diseluruh Rukun Warga (RW), bisa ditemukan rumah dengan tulisan menyolok berbunyi Safe House 110. ” Dengan adanya Safe House 110 ini, kami tidak mempunyai kekhawatiran lagi saat berjalan sendirian,” kata Anne (19) mahasiswi perguruan tinggi swasta di Salatiga.
Menurut Anne, sebelum program Safe House 110 berdiri diseluruh RW, ia dan rekan- rekannya kerap diliputi perasaan khawatir saat keluar kos dimalam hari. Namun, setelah Safe House 110 direalisasi disepanjang jalur strategis, kekhawatiran tersebut langsung lenyap.
Spoiler for pkak AKBP:
Sumber: Kapolres Salatiga AKBP R.Hari Wibowo SIK (Foto:bbs)
Spoiler for program KOBAN:
ProgramKOBAN
Hari Wibowo yang menjadi orang nomor satu di Polres Salatiga sejak enam bulan lalu, sepertinya enggan berdiam diri. Prinsip mencegah terjadinya kriminalitas lebih dini terus ia kembangkan. Mulai dari program Zona Patroli Sabhara,pembentukan rumah KOBAN ( Koordinator Bantuan Keamanan) hingga Patroli Srikandi dibentuknya. Hasilnya, angka tindak pidana mengalami penurunan hampir 65 persen.
Terobosan rumah KOBAN sendiri merupakan program kemitraan masyarakat dengan pihak kepolisian. Di mana, program yang saat ini tengah dirintis diempat kecamatan, mengambil tempat di rumah anggota Babinkamtibmas. Selain bisa difungsikan sebagai rumah aman seperti Safe House 110, rumah KOBAN juga berfungsi dalam penyelesaian gangguan keamanan di masyarakat.
Spoiler for rumah KOBAN:
Sumber: Rumah KOBAN Yang Baru Diresmikan (Foto: Dok Res Sltg)
Spoiler for berita:
Sedang program Zona Patroli Sabhara dibentuk untuk pencegahan terjadinya tindak pidana. Personil Sat Sabhara yang menggunakan sepeda motor, secara rutin menggelar patroli keseluruh wilayah Polres Salatiga. Dariaktifitas rutin ini, ternyata hasilnya sangat efektif. Tak sedikit calon pelaku kriminalitas terpaksa mengurungkan niatnya saat berpapasan dengan regu patroli.
Spoiler for Patroli:
Sumber: Patroli Motor Sabhara Polres Salatiga (Foto:dok res Sltg)
Spoiler for berita:
Demikian pula dengan Patroli Srikandi yang dilakukan oleh paraPolwan bersepeda motorn yang biasanya dipimpin oleh Polwan senior. Rutinitas patroli dilakukan mulai pk 11.00 dan lebih diintensifkan pada hari Jumat. Saat polisi pria melaksanakan ibadah sholat Jumat, Polwan- Polwan tetap melakukan penjagaan disekitar masjid serta obyek- obyek vital lainnya.
Patroli Srikandi terbukti cukup efektif dalam melaksanakan tugasnya untuk menekan angka kejahatan. Paling tidak, para pencoleng yang biasa menggarap targetnya di hari Jumat, semenjak terbentuk Patroli Srikandi, wilayah hukum Polres Salatiga belum pernah kebobolan.
Spoiler for Pasukan Srikandi Nih:
Sumber: Patroli Srikandi (Polwan) Polres Salatiga (Foto: dok res Sltg)
Spoiler for berita:
Dari sekian program yang digelar jajaran Polres Salatiga ini, sepertinya sangat layak diterapkan di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di kota- kota besar yang tentunya mempunyai angka kriminalitas sangat tinggi.Lantas, kalau Salatiga bisa, kenapa Indonesia tidak belajar dari Salatiga ?