- Beranda
- The Lounge
Slamet Abdul Sjukur Meninggal, Banjir Bela Sungkawa di Twitter
...
TS
kenjtos
Slamet Abdul Sjukur Meninggal, Banjir Bela Sungkawa di Twitter
Quote:
SURYA.co.id | SURABAYA - Komponis ternama Slamet Abdul Sjukur meninggal di Graha Amerta, Selasa (27/3/2015) pukul 06.00 WIB.
Ucapan bela sungkawa dari budayawan, artis, dan politisi meluncur di twitter.
Seperti yang dituliskan budayawan Butet Kartaredjasa.
Pemilik akun @masbutet ini menuliskan, "Selamat jalan komunis mas Slamet Abdul Syukur. Suk gojek maneh, mas".
Tulisan ini kemudian diralat "MAAF SALAH KETIK. Yg benar "Selamat jalan komponis Slamet Abdul Syukur-bukan komunis".
Musisi Indra Lesmana melalui akun @indralesmana pun menuliskan, "RIP mas Slamet Abdul Syukur."
Aktivis muslim sekaligus politisi Ulil Abshar Abdalla pun turut berduka.
Melalui akunnya @ulil, Ulil menulis "RIP Slamet Abdul Sjukur, Indonesian prominent composer."
Ucapan bela sungkawa dari budayawan, artis, dan politisi meluncur di twitter.
Seperti yang dituliskan budayawan Butet Kartaredjasa.
Pemilik akun @masbutet ini menuliskan, "Selamat jalan komunis mas Slamet Abdul Syukur. Suk gojek maneh, mas".
Tulisan ini kemudian diralat "MAAF SALAH KETIK. Yg benar "Selamat jalan komponis Slamet Abdul Syukur-bukan komunis".
Musisi Indra Lesmana melalui akun @indralesmana pun menuliskan, "RIP mas Slamet Abdul Syukur."
Aktivis muslim sekaligus politisi Ulil Abshar Abdalla pun turut berduka.
Melalui akunnya @ulil, Ulil menulis "RIP Slamet Abdul Sjukur, Indonesian prominent composer."
:norose turut berduka cita...sumur
Quote:
Slamet Abdul Sjukur (lahir di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia, 30 Juni 1935; umur 79 tahun)[1] adalah seorang komponis dari Indonesia. Ia disebut sebagai salah seorang pionir musik kontemporer Indonesia.[2] Karya-karyanya lebih banyak dinikmati di mancanegara, khususnya negara-negara Eropa, daripada di Indonesia.[3] Ialah yang mempunyai ide yang disebut minimaks, yaitu menciptakan musik dengan menggunakan bahan yang sederhana dan minim.[butuh rujukan] Ia pernah menuntut ilmu di Prancis dengan Olivier Messiaen dan Henri Dutilleux.
Nama awal Slamet Abdul Sjukur adalah Soekandar lalu diruwat menjadi Slamet Abdul Sjukur. Ibu kandung Slamet Abdul Sjukur bernama Canna (1917-1996) --keturunan Turki dan Eskimo. Bapak kandungnya bernama Abdul Sjukur (1911-1990). Slamet Abdul Sjukur memiliki saudara perempuan bernama Soenaringsih yang dirubah namanya menjadi Elisawati, dia empat tahun lebih muda. Istri pertama Slamet Abdul Sjukur adalah Siti Suharsini yang dikaruniai seorang anak perempuan bernama Tiring Mayang Sari (lahir tahun 1961). Dari hubungan asmaranya dengan Elisabeth Fauquet, lahir seorang anak perempuan bernama Stephanie (lahir 1961). Slamet Abdul Sjukur menikah dengan Francoise Mazurek, dikaruniai seorang anak bernama Svara (lahir 1979) [4].
Beberapa karyanya ialah Ketut Candu, String Quartet I, Silence, Point Core, Parentheses I-II-III-IV-V-VI, Jakarta 450 Tahun, dan Daun Pulus.[1]
Beberapa penghargaan yang telah diterima adalah: Bronze Medal dari Festival de Jeux d’Automne in Perancis (1974), Piringan Emas dari Académie Charles Cros di Perancis(1975, untuk karyanya berjudul Angklung) dan Medali Zoltán Kodály dari Hungaria (1983). Majalah Gatra juga memberinya anugerah sebagai pioner musik alternatif (1996) dan ia juga diangkat sebagai anggota Akademi Jakarta seumur hidup (2002)[1]. Pada tahun 2005, Slamet Abdul Sjukur dianugerahi penghargaan dari Gubernur Jawa Timur karena dedikasinya pada musik.[2][3]
Beberapa nama yang menonjol yang sempat mengenyam ilmu darinya adalah Gilang Ramadhan, Franki Raden, dan Soe Tjen Marching.
Nama awal Slamet Abdul Sjukur adalah Soekandar lalu diruwat menjadi Slamet Abdul Sjukur. Ibu kandung Slamet Abdul Sjukur bernama Canna (1917-1996) --keturunan Turki dan Eskimo. Bapak kandungnya bernama Abdul Sjukur (1911-1990). Slamet Abdul Sjukur memiliki saudara perempuan bernama Soenaringsih yang dirubah namanya menjadi Elisawati, dia empat tahun lebih muda. Istri pertama Slamet Abdul Sjukur adalah Siti Suharsini yang dikaruniai seorang anak perempuan bernama Tiring Mayang Sari (lahir tahun 1961). Dari hubungan asmaranya dengan Elisabeth Fauquet, lahir seorang anak perempuan bernama Stephanie (lahir 1961). Slamet Abdul Sjukur menikah dengan Francoise Mazurek, dikaruniai seorang anak bernama Svara (lahir 1979) [4].
Beberapa karyanya ialah Ketut Candu, String Quartet I, Silence, Point Core, Parentheses I-II-III-IV-V-VI, Jakarta 450 Tahun, dan Daun Pulus.[1]
Beberapa penghargaan yang telah diterima adalah: Bronze Medal dari Festival de Jeux d’Automne in Perancis (1974), Piringan Emas dari Académie Charles Cros di Perancis(1975, untuk karyanya berjudul Angklung) dan Medali Zoltán Kodály dari Hungaria (1983). Majalah Gatra juga memberinya anugerah sebagai pioner musik alternatif (1996) dan ia juga diangkat sebagai anggota Akademi Jakarta seumur hidup (2002)[1]. Pada tahun 2005, Slamet Abdul Sjukur dianugerahi penghargaan dari Gubernur Jawa Timur karena dedikasinya pada musik.[2][3]
Beberapa nama yang menonjol yang sempat mengenyam ilmu darinya adalah Gilang Ramadhan, Franki Raden, dan Soe Tjen Marching.
wiki
Diubah oleh kenjtos 24-03-2015 06:09
0
2.4K
Kutip
12
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.4KThread•84.4KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya