- Beranda
- Stories from the Heart
Dewi Fortuna
...
TS
iponglalu
Dewi Fortuna
Setiap orang memiliki definisnya sendiri.
Quote:
Cinta, ya cinta. Sebelum kita maju lebih jauh, mari kita membahas satu kata itu dulu. Kita mulai dengan pertanyaan. Cinta, jika ia adalah bentuk ia akan berbentuk seperti apa? Cinta, jika ia berwarna ia akan memiliki warna apa saja? Cinta, jika ia memiliki suara, semerdu apakah suaranya? Cinta, jika ia memiliki bau sewangi apakah ia?. Ia seperti angin, tak terlihat, tak berbau, tak berbentuk namun ia terasa. Namun ia lebih membingungkan dari angin, karena angin menunjukkan kehadirannya lewat daun yang bergerak, kulit yang mulai merasa dingin. Tapi cinta? Ia kadang datang dan menetap tanpa disadari.
Cinta itu milik semua orang dengan kadar yang sama. Bunda theresa memiliki cinta yang luar biasa sehingga mau mengabdi untuk orang lain, begitu pula mahatma gandhi. Namun, seorang begal yang merampok motor dan membunuh orang demi sekolah anaknya apakah juga memiliki cinta yang sama? Menurut saya sama saja. Tapi bukankah cinta itu tentang kasih sayang? iya. Cinta begal itu benar kepada anaknya hanya caranya yang salah. Cinta tak memberikan petunjuk pelaksanaan dan penggunaan. Ia bukan resep obat dengan aturan pakai, jadi wajar saja ada yang over dosis. Cinta tak pernah salah.
Cinta itu harapan. Harapan itu tentang “saling”. Cinta akan terasa sempurna jika kemudian di depan katanya terdapat kata “saling”. “Saling cinta”. Namun cinta mungkin akan menjadi martir yang menyakitkan jka kemudian ia tak bertemu dengan kata “saling”. Menurutku, itu karena cinta membawa sebuah sifat ke dalam diri manusia ketika ia sudah masuk. Ia membawa sifat egois. Ia membangkitkan ego, membuatnya menjadi lebih besar dari diri kita sendiri. Atau kita yang menyisipkan ego itu ketika kita sadar bahwa sedang mencintai orang lain?
Orang yang kita cintai, harus juga mencintai kita. Kucing yang kita cintai harus juga mencintai kita, anjing yang kita cintai harus juga mencintai kita. Peraturan yang dibangun secara umum seperti itu. Bukankah itu membatasi? Atau mungkin cinta telah disalah artikan. Cinta itu bukan nafsu. Ia bukan salah satu syarat berpasangan.
Dua orang gay merasa bahwa dunia tak adil karena membenci mereka yang saling mencintai. Hey..!!!. Dua orang lesbi merasa bahwa mereka tak diakui karena cinta yang luar biasa diantara mereka. Tunggu dulu..!!! Tuhan yang menciptakan cinta, lalu menumbuhkan di cinta itu dalam benak mereka kemudian kita membenci hal itu. Sebentar...!!!
Cinta adalah kata yang bebas, ia bisa dikaitkan dengan apapun. Seorang ibu yang tengah mengandung satu bulan, ia sudah mencintai calon bayinya meskipun bayi itu belum ada. Seorang kakek-kakek sangat mencintai istrinya yang juga tua meskipun sang istri telah bungkuk badannya. Seorang laki-laki gagah perkasa, anak pejabat menikahi perempuan tanpa tangan yang hidup di panti asuhan. Dua orang gay, yang saling jatuh cinta setelah saling melihat di tempat fitnes. Seorang anak yang menikahi ibunya sendiri karena miskin. Cinta bisa apa saja, jangan berlindung di balik kata itu lalu mengaitkan Tuhan dan jangan menghakimi dengan kata itu lalu mengaitkan Tuhan.
Cinta itu kata yang bebas, bisa dikaitakan dengan apapun. Ia bersanding dengan apa saja. Aku mencintainya karena ia sangat cantik. Aku mencintainya karena ia sangat baik. Aku mencintainya karena dia yang paling mengerti aku. Aku mencintainya karena dia anakku satu-satunya. Aku mencintainya karena aku mencintainya. Cinta memiliki banyak definisi yang bebas, dengan segala bentuk aplikasi yang tak terumuskan. Biarkan ia bebas.
Jika cinta memiliki bentuk ia akan berbentuk bulat bola. Karena dengan begitu ia tak akan memiliki sudut yang dapat menyakitimu. Jika cinta memiliki warna, ia harus berwarna apa saja, yang bisa berubah sehingga membuatmu selalu ceria. Jika ia memiliki suara, ia akan bersuara seperti suaramu, karena hanya itulah suara yang tak pernah kau lupakan. Jika ia memiliki bau, ia akan berbau seperti tubuhmu yang meskipun sebusuk bau kakimu, tak pernah membuatmu jijik untuk menciumnya.
Cinta itu milik semua orang dengan kadar yang sama. Bunda theresa memiliki cinta yang luar biasa sehingga mau mengabdi untuk orang lain, begitu pula mahatma gandhi. Namun, seorang begal yang merampok motor dan membunuh orang demi sekolah anaknya apakah juga memiliki cinta yang sama? Menurut saya sama saja. Tapi bukankah cinta itu tentang kasih sayang? iya. Cinta begal itu benar kepada anaknya hanya caranya yang salah. Cinta tak memberikan petunjuk pelaksanaan dan penggunaan. Ia bukan resep obat dengan aturan pakai, jadi wajar saja ada yang over dosis. Cinta tak pernah salah.
Cinta itu harapan. Harapan itu tentang “saling”. Cinta akan terasa sempurna jika kemudian di depan katanya terdapat kata “saling”. “Saling cinta”. Namun cinta mungkin akan menjadi martir yang menyakitkan jka kemudian ia tak bertemu dengan kata “saling”. Menurutku, itu karena cinta membawa sebuah sifat ke dalam diri manusia ketika ia sudah masuk. Ia membawa sifat egois. Ia membangkitkan ego, membuatnya menjadi lebih besar dari diri kita sendiri. Atau kita yang menyisipkan ego itu ketika kita sadar bahwa sedang mencintai orang lain?
Orang yang kita cintai, harus juga mencintai kita. Kucing yang kita cintai harus juga mencintai kita, anjing yang kita cintai harus juga mencintai kita. Peraturan yang dibangun secara umum seperti itu. Bukankah itu membatasi? Atau mungkin cinta telah disalah artikan. Cinta itu bukan nafsu. Ia bukan salah satu syarat berpasangan.
Dua orang gay merasa bahwa dunia tak adil karena membenci mereka yang saling mencintai. Hey..!!!. Dua orang lesbi merasa bahwa mereka tak diakui karena cinta yang luar biasa diantara mereka. Tunggu dulu..!!! Tuhan yang menciptakan cinta, lalu menumbuhkan di cinta itu dalam benak mereka kemudian kita membenci hal itu. Sebentar...!!!
Cinta adalah kata yang bebas, ia bisa dikaitkan dengan apapun. Seorang ibu yang tengah mengandung satu bulan, ia sudah mencintai calon bayinya meskipun bayi itu belum ada. Seorang kakek-kakek sangat mencintai istrinya yang juga tua meskipun sang istri telah bungkuk badannya. Seorang laki-laki gagah perkasa, anak pejabat menikahi perempuan tanpa tangan yang hidup di panti asuhan. Dua orang gay, yang saling jatuh cinta setelah saling melihat di tempat fitnes. Seorang anak yang menikahi ibunya sendiri karena miskin. Cinta bisa apa saja, jangan berlindung di balik kata itu lalu mengaitkan Tuhan dan jangan menghakimi dengan kata itu lalu mengaitkan Tuhan.
Cinta itu kata yang bebas, bisa dikaitakan dengan apapun. Ia bersanding dengan apa saja. Aku mencintainya karena ia sangat cantik. Aku mencintainya karena ia sangat baik. Aku mencintainya karena dia yang paling mengerti aku. Aku mencintainya karena dia anakku satu-satunya. Aku mencintainya karena aku mencintainya. Cinta memiliki banyak definisi yang bebas, dengan segala bentuk aplikasi yang tak terumuskan. Biarkan ia bebas.
Jika cinta memiliki bentuk ia akan berbentuk bulat bola. Karena dengan begitu ia tak akan memiliki sudut yang dapat menyakitimu. Jika cinta memiliki warna, ia harus berwarna apa saja, yang bisa berubah sehingga membuatmu selalu ceria. Jika ia memiliki suara, ia akan bersuara seperti suaramu, karena hanya itulah suara yang tak pernah kau lupakan. Jika ia memiliki bau, ia akan berbau seperti tubuhmu yang meskipun sebusuk bau kakimu, tak pernah membuatmu jijik untuk menciumnya.
Diubah oleh iponglalu 26-03-2015 01:50
anasabila memberi reputasi
1
3.9K
Kutip
23
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.6KThread•43KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya