Minggu kemarin TS dapat kesempatan buat dateng lagi ke Tembagapura. Perjalanan kali ini cukup memakan banyak waktu. TS sampe harus extend beberapa hari karena banyak hal unexpected. But most of all, my trip was amazing and fun! Lewat trit ini, TS pengin coba bantu ngurangin rasa penasaran agan-agan tentang keadaan dan suasana di Indonesia bagian timur ini.

TS berangkat ke Timika menggunakan maskapai penerbangan AirFast, yang juga vendor untuk perusahaan PT Freeport Indonesia. Selama tujuh jam perjalanan, TS bener-bener dimanjain, Gan! Dapet hidangan makan aja sampai tiga kali, belum lagi pelayanannya yang super duper ramah, perjalanan jadi gak berasa!

Sambutan sudah disiapkan oleh teman-teman Freeport saat tiba di Bandara Mozes Kilangin Timika dan langsung disuguhkan makan malam di Warung Tenda Arema. Perjalanan belum berhenti, langsung diberangkatkan lagi menggunakan Chopper untuk menuju Kota Tambang Tembagapura. Jujur, TS sangat mengagumi fasilitas yang disediakan. Berapa rupiah yang harus keluar kalau menyewa Chopper? Tapi di Freeport, transportasi ini digratiskan untuk para karyawan yang ingin ke daerah pertambangan. Lagi-lagi TS dibuat salut sama para pilot yang mengendalikan Chopper. Keadaan lahan yang berupa lereng-lereng sempit tentu menjadi tantangan tersendiri. Lebih mengaggumkannya lagi, pilot-pilot ini ASLI orang Indonesia! Engga ada tuh orang bule-bule di sini yang seperti dipikirin orang
TS ngerasa beruntung juga setelah 4 kali naik Chopper.

Setiba di Tembagapura, TS dapet tempat penginapan di SQ7. Penginapannya sangat nyaman ditambah view pemandangan kota Tembagapura yang keren. Tiap pagi, kota tambang ini selalu diselimutin kabut yang menghalangi matahari dan punya curah hujan yang sangat tinggi dengan suhu 20-5 derajat celcius.

Sebelum dibawa menuju tambang bawah tanah DOZ (Deep Ore Zone) yang berada satu kilometer di perut bumi, TS dikasih pembekalan tentang pentingnya keamanan. Nah, di bawah tanah inilah akhirnya rasa penasaran TS terungkap. Udara di lokasi ini sama sekali enggak pengap, bahkan sejuk! Jadi ternyata sistem udara di sini menggunakan penghisap udara yang super-gede untuk ngalirin udara. Selain itu, langit-langit area tambang juga pake sistem cakar ayam sehingga kemungkinan runtuh atau longsor tuh sangat kecil. Di dalem DOZ, mata TS lagi-lagi dimanjain dengan berbagai hal unexpected. Siapa sangka di kedalaman 1km di bawah perut bumi ini terdapat gereja dan masjid, khusus untuk para pekerja bawah tanah, seolah memberi pesan bahwa dimanapun kita berada, kita harus selalu ingat dengan Tuhan.
Sejauh mata memandang di dalem area pertambangan ini, TS sama sekali gak melihat emas gelondongan yang santer dibicarain sama orang-orang. Eh tapi, sebentar! TS nemuin bongkahan kecil kuning mengkilat di kaki TS, setelah diperhatikan ternyata itu cuma PIRIT, yaitu limbah dari batuan tambang yang memang warnanya kuning mengkilat mirip emas.

Teknologi yang dipakai oleh tambang Freeport terbilang sangat luar biasa. Tingkat safety yang tinggi dan alat-alat yang sangat mutakhir. Untuk mengambil materi bebatuan saja teknologinya sangat berbeda, tidak ada orang yang mengendalikan di tempat itu. Tapi mengendalikannya dari jauh bahkan diluar lokasi pertambangan. Seperti remote control teknologi yang digunakannya. Orang yang mengoperasikannya hanya duduk di ruang yang sangat nyaman ber-AC sambil mendengarkan lantunan musik. Jadi sangat kecil kemungkinan para pegawai mendapat kecelakaan.

Hari berikutnya TS dibawa ke lahan Grasberg di kaki gunung Cartenz yang juga merupakan gunung tertinggi di Asia Tenggara. Buat nyampe kesini, TS pergi naik Trem seperti yang ada di Taman Mini Indonesia Indah. Di tempat ini TS mendapat pengetahuan lagi tentang sejarah pertambangan Grasberg. Jika banyak yang mengomentari alam dipangkas untuk pertambangan, terus gimana kabar hutan-hutan yang dibabat untuk dijadikan perumahan warga di pulau Jawa?Pengerukan gunung dalam pertambangan hanya merubah bentang alam, tapi tidak merusak ekosistem dan habitat di sekitarnya.

Seperti kita tau, hasil dari tambang ini sangat dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari. Perangkat gadget seperti handphone, laptop dan lainnya pasti menggunakan tembaga untuk peranti dalamnya. Jika kita lebih detail lagi banyak komponen seperti CPU, laptop, handphone dan banyak lagi menggunakan emas. Karena memang emas merupakan penghantar listrik yang baik.
Eh btw gan, bahkan sekarang ini ada beberapa orang pengepul yang sengaja ngumpulin bangkai handphone untuk mendulang emasnya aja.
Emas di Gadget

Emas dan tembaga yang dihasilkan Freeport Indonesia berasal bebatuan yang kemudian menjadi konsentrat. Jadi proses untuk mendapatkan emas itu tidak mudah.

Di puncak Grasberg ketinggian 4200mdpl, TS sedikit mengalami guncangan fisik, nafas terasa pendek hingga sedikit pusing. Tapi untungnya tim siaga EP&R dari Freeport ambil tindakan cepat dengan langsung ngasih pertolongan dan mengecek kadar oksigen. “Kami melakukan standarisasi penyelamatan internasional” kata John kepala bagian tim siaga.

Setelah wisata tambang di daerah highland Tembagapura, TS langsung meluncur ke lowland di Kuala Kencana, Timika. Kuala Kencana merupakan kota pertama di Indonesia yang memiliki sistem saluran air bersih dan kotor yang lalu disalurkan ke pusat pengolahan limbah.
Buat TS, Kuala Kencana itu tempat paling unik dan impresif yang pernah TS kunjungi. Lalu lintas yang tertib, tata letak bangunan yang teratur, dan juga setiap kita jauh memandang terpampang hamparan hutan liar yang masih asri. Keren gan!
Fasilitas yang ada di tempat ini bisa dibilang super-kumplit! Dari mulai lapangan bola, kolam renang, sekolah, rumah sakit, tempat belanja, hingga lapang golf berstandar internasional juga ada. TS sempetin keliling-keliling dan rasanya seneng banget liat para warga lokal yang yang dimanjakan dengan berbagai fasilitas yang tersedia, sehingga kesan miskin dan sedih yang santer dibicarakan oleh orang-orang pun luntur.