Halo kaskuser.

Ane mau bagi2 uneg2 pengalaman ane berurusan dengan "oknum" pns baik level provinsi, kabupaten, kecamatan, dinas setingkat desa.

Apa latar belakang kalian kepengen jadi pns?
Kerja nyantai, gaji jalan terus (absolutely yes!).
Taukah kalian betapa malunya sbg pns abdi negara apabila punya prinsip "ada uang, pekerjaan beres".

Well, di balik itu semua kalian harus sadari, untuk masuk jadi pns, berapa byk duit sogokan yg harus dikeluarkan? Minimal 50 juta man! darimana duit segitu coba? Ok, if you have those money then u'll be accepted as pns.

Setelah jadi pegawai pns, emang masih bisa hidup tenang? Off course not, cos you've to think how to make your money back, gaji pns itu kecil, enakan di swasta ane dah bisa cicil roda 4.

Hal yang paling memalukan adalah "bos, ada duit tekennya kan? Yang lebih parah, sudah dikasih duit, berkas2 gak dikerjain (gak kompeten).

Masih ada lagi, di tempat A :
Si staf malah berani tidak mengerjakan disposisi atasannya karena tidak ada duit capeknya. Ujung2nya si bos minta duit ke org yg punya kepentingan.

Lain lagi di tempat B :
Atasan dan bawahan dikit2 minta duit capek, rokok tapi pekerjaan tidak beres. thanks god, mereka udah dimutasikan oleh pak Gubernur ke tempat yg kurang berkenan di hatinya.

Di tempat c :
Bahkan pegawai honorer pun ikut2an bertingkah laku seperti seniornya.

kesimpulan :
1. Mayoritas yg bekerja sbg pns erat hubungannya dgn "duit", gakda duit, berkas gak diproses.
2. Untuk naik jabatan, tidak sedikit duit yg harus lo keluarkan, lo harus setor ke atasan. Iya kalo atasan lo bagus menilai dari kinerja, tapi kebanyakan lo harus siapin duit

3. Lo mau pilih jd pns atau swasta, balik lagi ke elo, lo mau jadi abdi negara yg integritas atau peminta2.

Sekian uneg2 ane dari pengalaman.