Orangutan Sumatera adalah jenis orangutan yang paling terancam di antara dua spesies orangutan yang ada di Indonesia. Dibandingkan dengan 'saudaranya' di Borneo, orangutan Sumatera mempunyai perbedaan dalam hal fisik maupun perilaku.
Spesies yang saat ini hanya bisa ditemukan di propinsi-propinsi bagian utara dan tengah Sumatera ini kehilangan habitat alaminya dengan cepat karena pembukaan utan untuk perkebunan dan pemukiman serta pembalakan liar. Terdapat 13 kantong populasi orangutan di pulau Sumatera.
Dari jumlah tersebut kemungkinan hanya tiga kantong populasi yang memiliki sekitar 500 individu dan tujuh kantong populasi terdiri dari 250 lebih individu. Enam dari tujuh populasi tersebut diperkirakan akan kehilangan 10-15% habitat mereka akibat penebangan hutan sehingga populasi ini akan berkurang dengan cepat.
Menurut IUCN, selama 75 tahun terakhir populasi orangutan Sumatera telah mengalami penurunan sebanyak 80%. Dalam kurun waktu 1998 da 1999, laju kehilangan tersebut dilaporkan mencapai sektar 1000 orangutan per tahun dan terdapat di Ekosistem Leuser, salah satu luasan hutan terbesar di bagian utara Pulau Sumatera.
Saat ini populasi orangutan Sumatera diperkirakan hanya tersisa sekitar 6.500-an ekor (Rencana Aksi dan Strategi Konservasi Orangutan, Dephut 2007) dan dalam IUCN Red List edisi tahun 2002, orangutan Sumatera dikategorikan Critically Endangered atau sudah sangat terancam kepunahan.
Quote:
Persebaran Orangutan Sumatera
Spoiler for 1:
Quote:
Quote:
Orangutan sumatera hanya ditemukan di Pulau Sumatra. Dengan hanya 6.600 individu yang tersisa di alam liar, spesies orangutan ini berada dalam kondisi sangat terancam punah.
Satu-satunya populasi orangutan sumatera (Pongo abelii) yang hidup berdampingan dan berjumlah lebih dari 1.000 individu terdapat dalam wilayah yang disebut sebagai Kawasan Ekosistem Leuser, membentang di perbatasan antara Provinsi Aceh dan Sumatera Utara.
Dengan luas sekitar 2.500.000 hektar, Kawasan Ekosistem Leuser merupakan kawasan konservasi ekosistem hutan yang terluas di Asia Tenggara dan menaungi sekotar 80% orangutan sumatera yang tersisa.
Quote:
Ciri-ciri Fisik
Spoiler for 2:
Quote:
images coutesy of pinterest.com
Quote:
Kebalikan dari orangutan Borneo, orangutan Sumatera mempunyai kantung pipi yang panjang pada orangutan jantan. Panjang tubuhnya sekitar 1,25 meter sampai 1,5 meter. Berat orangutan dewasa betina sekitar 30-50 kilogram, sedangkan yang jantan sekitar 50-90 kilogram. Bulu-bulunya berwarna coklat kemerahan.
Jantan dewasa umumnya penyendiri sementara para betina sering dijumpai bersama anaknya di hutan. Rata-rata setiap kelompok terdiri dari 1-2 orangutan dan kedua jenis kelamin mempunyai daya jelajah sekitar 2-10 kilometer yang banyak bertumpang tindih tergantung pada ketersediaan buah di hutan.
Setelah disapih pada umur 3,5 tahun, anak orangutan akan berangsur-angsur independen dari induknya setelah kelahiran anak yang lebih kecil. Orangutan Sumatera betina mulai berproduksi pada usia 10-11 tahun, dengan rata-rata usia reproduksi sekitar 15 tahun.
Quote:
Pola Makan
Spoiler for 3:
Quote:
images courtesy of mongabay.com
Quote:
Sekitar 60% makanan orangutan adalah buah-buahan seperti durian, nangka, leci, mangga dan buah ara, sementara sisanya adalah pucuk daun muda, serangga, tanah, kulit pohon dan kadang-kadang telur serta vertebrata kecil.
Mereka juga tidak hanya mendapatkan air dari buah-buahan tetapi juga dari lubang-lubang pohon. Orangutan Sumatera diketahui menggunakan potongan ranting untuk mengambil biji buah. Hal ini menunjukkan tingkat intelegensi yang tinggi pada orangutan Sumatera.
Quote:
Ancaman
Spoiler for 4:
Quote:
Quote:
Ancaman terhadap populasi orangutan Sumatera mencakup hilangnya habitat hutan yang menjadi perkebunan sawit, pertambangan, pembukaan jalan, legal dan illegal logging, kebakaran hutan dan perburuan.
Spoiler for Penurunan dan Hilangnya Habitat:
Habitat orangutan di Sumatera menghilang dengan sangat cepat. Di Sumatera Utara, diperkirakan tutupan hutan telah berkurang dari sekitar 3,1 juta hektar di tahun 1985 menjadi 1,6 juta hektar pada 2007. Sebaran orangutan di masa yang lalu diperkirakan hingga ke Sumatera Barat (Yeager, 1999), tetapi saat ini sebaran orangutan di habitat aslinya hanya terdapat di Aceh dan Sumatera Utara serta areal reintroduksi orangutan di perbatasan Jambi dan Riau.
Sebuah rencana untuk membangun jalan besar melalui Ekosistem Leuser di bagian utara Sumatera saat ini mengancam habitat orangutan. Jalan raya ini setidaknya akan memotong Ekosistem Leuser di sembilan tempat dan unit-unit habitat tambahan orangutan di bagian utara yang lebih jauh. Diperkirakanjika jalan raya tersebut dibuat melintasi kawasan hutan, penebangan liar pun akan semakin meluas sehingga meningkatkan ancaman terhadap habitat orangutan Sumatera.
Spoiler for Perburuan:
Quote:
Meskipun telah dilindungi oleh hukum di Indonesia sejak 1931, perdagangan liar orangutan untuk dijadikan hewan peliharaan merupakan salah satu ancaman terbesar bagi satwa langka ini.
Saat ini di beberapa lokasi di sumatera utara dilaporkan telah terjadi konflik antara orangutan dan manusia akibat adanya pembukaan hutan alam untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit di habitat atau wilayah jelajah orangutan. Akibat fatal biasanya menimpa orangutan.
Dari data terakhir yang dimiliki oleh ANTARA SUMUT, populasi Orangutan Sumatra diperkirakan hanya tinggal 6.624 individu dan termasuk salah satu spesies yang sangat terancam punah.
Untuk menghentikan terus terjadinya penurunan jumlah populasi orangutan di hutan sumatera maka perlu adanya tindakan nyata dari pemerintah dan masyarakat.
Quote:
Beberapa tindakan yang dapat kita lakukan untuk menyelamatkan primo animale Indonesia ini adalah :
Spoiler for 1:
Quote:
Penyelamatan Habitat Orangutan
Quote:
images courtesy of pinterest.com
Quote:
Sebagai langkah awal dalam penyelamatan Orangutan Sumatera dari kepunahan adalah dengan cara menyelamatkan habitatnya terlebih dahulu.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara penghentian pembukaan hutan untuk lahan perkebunan sawit, berperang melawan illegal logging, reboisasi dan menggalakkan gerakan tanam seribu pohon.
Spoiler for 2:
Quote:
Memberikan Seruan Terhadap Masyarakat
Quote:
images courtesy of google.com
Quote:
Di indonesia tingkat pembunuhan dan penjualan orangutan terbilang cukup tinggi karena pada umumnya masyarakat tersebut tidak mengetahui atau tidak menganggap orangutan sebagai salah satu satwa kebanggaan negeri kita. Dan masyarakat yang sadar akan pentingnya menjaga kelestarian orang utan masih sangat sedikit.
Untuk itu kita herus menggalakkan kampanye orangutan di berbagai daerah di sumatera, baik di perkotaan maupun dipedesaan.
Misalnya mengadakan seminar tentang orangutan, sosialisasi, memberikan pendidikan langsung tentang konservasi terhadap masyarakat khususnya di Sumatera, penyebaran poster-poster dan slogan tentang penyelamatan Orang utan Sumatera dari kepunahan, memberikan seruan agar tidak membuka lahan perkebunan di kawasan konservasi, dan lain-lain. Dengan adanya kegiatan seperti ini masyarakat mendapatkan informasi tentang orang utan dan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk ikut melestarikan orang utan tersebut.
Spoiler for 3:
Quote:
Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Orangutan Sumatera
Quote:
images courtesy of pinterest.com
Quote:
Disamping memperbaiki habitat Orangutan Sumatera dan menumbuhkan kesadaran pada masyarakat, kita juga harus melakukan penelitian terhadap orangutan, seperti cara pengobatan, tingkah laku dan kebiasaan sehari-hari orangutan seperti perilaku makan, tidur, grooming, kimpoi, perilaku maternal dan banyak lagi.
Hal ini penting agar kita tidak salah dalam mengambilkan tindakan dalam penangkaran dan konservasi. Selain itu untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas Orangutan Sumatera juga dapat dilakukan dengan penangkaran dan rehabilitasi.
Spoiler for 4:
Quote:
Meningkatkan Hubungan Antara LSM Dengan LSM Terkait, Pemerintah, Dan Masyarakat
Quote:
images courtesy of wwf.or.id
Quote:
Pelestarian orangutan sumatera tidak mungkin hanya dilakukan oleh pemerintah, atau LSM tertentu saja, tetapi harus ada dukungan dari semua pihak, termasuk dukungan dari masyarakat Internasional.
Contohya dalam menyelamatkan habitat orangutan, departeman kehutanan harus bekerja sama dengan LSM lingkungan hidup, kepolisisan, dan masyarakat sekitar, karena sangat sulit jika mereka bekerja secara individu dan rintangannya pasti akan lebih ringan apabila dilakukan dengan bekerjasama.