Belanja Di Atas 250.000 Akan Kena Bea Materai

Metrotvnews.com, Jakarta: Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan membeberkan, selama ini pemungutan bea materai tidak berjalan baik. Biasanya pengenaan bea materai hanya digunakan saat hendak membuat surat pernyataan. Padahal dokumen yang berkaitan dengan uang harus ada materai, contohnya saja untuk transaksi berbelanja.

Kasubdit Peraturan PPN, Perdagangan, Jasa, dan Pajak Tidak Langsung Lain DJP, Oktria Hendrarji menjelaskan selama ini banyak masyarakat yang tidak paham jika melakukan transaksi belanja lebih dari Rp250.000, ternyata harus membayar bea materai Rp3.000.

Dia mengatakan beberapa peritel yang tahu, nyatanya sengaja tidak memasukkan bea materai dalam transaksi belanja dengan nominal tersebut.

"Struk belanja pun seharusnya ada materainya. Di atas Rp250.000 seharusnya ada materai Rp3.000. Ini juga belum dilaksanakan. Ini kita akan ingatkan pelaku bisnis terutama ritel,” tukasnya di kantor Pusat DJP, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2015).

Selain struk dengan nominal Rp250.000, Oktria mengatakan struk dengan nominal di atas Rp1.000.000 juga harus ber-materai Rp6.000. Oktria menuturkan, saat ini banyak pelaku industri pemungut bea materai belum melaksanakan kewajiban tersebut.

Dirinya mengungkapkan pemungutan bea materai tidak harus dilakukan melalui materai fisik seperti yang biasa ditempelkan dalam dokumen. Pemungutan bea materai bisa dilakukan lewat komputerisasi, termasuk struk.

"Kalau di kartu kredit itu kan sudah ada bea materainya. Kartu kredit, rata-rata sudah (memungut bea materai). Ritel masih banyak yang belum, padahal (struk) itu termasuk dokumen yang berkaitan dengan jumlah uang yang keluar," pungkas dia.

http://m.metrotvnews.com/read/2015/03/05/367025/belanja-di-atas-rp250-000-kena-bea-materai-rp3-000