Rimanews – Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan masa-masa sulitnya ketika awal menjadi seorang menteri keuangan. Ia mengaku harus bekerja lebih keras karena menjadi wanita pertama yang menjabat sebagai menteri keuangan.

"Saya ingat rapat pertama saya dengan tim manajemen ketika menjadi menteri keuangan Indonesia. Saya adalah orang paling muda dan wanita pertama yang menduduki jabatan itu," ungkap Sri Mulyani.

"Setiap orang di ruangan itu adalah laki-laki. Saya tahu kemudian bahwa saya harus bekerja lebih keras daripada setiap laki-laki untuk membuktikan kepada mereka bahwa saya mampu," tambah wanita yang masuk dalam jajaran “Wanita Paling Berpengaruh di Dunia” versi Forbes itu.

Ia pu merasa yakin banyak wanita yang harus menembus batas mengalami pengalaman yang sama dengan dirinya.

Itulah salah satu hal yang disebut Sri Mulyani sebagai tantangan kesetaraan gender. Pernyataan itu disampaikan Sri Mulyani Indrawati dalam tulisannya berjudul "Why we have to #Get2Equal", sebagaimana dilansir dari situs Bank Dunia, Minggu (8/3/2015).

Ia mengungkapkan, masih sedikit wanita yang mengambil jabatan sebagai pembuat keputusan. Wanita tercatat hanya menguasai kurang dari 22 persen dari parlemen di dunia, serta kurang dari 5 persen walikota dunia adalah wanita. Hingga Januari 2015, hanya 10 wanita yang menjadi pemimpin negara dan 15 sebagai pimpinan pemerintahan.

"Kita bisa melakukan lebih baik, dan kita harus melakukannya. Karena ketika wanita sukses, mereka akan membawa keragaman dalam pembuatan kebihakan dan inklusivitas dalam kebijakan," jelasnya.

"Ketika kaum ibu berpendidikan, mereka akan memiliki anak yang lebih sedikit dan lebih sehat," tambahnya.

Studi dari berbagai belahan dunia menunjukkan bwhawa ketika wanita mendapatkan uang dan memiliki kontrol lebih besar dalam belanja rumah tangga, mereka selalu membelanjakannya untuk kepentingan anak-anak.
sumber

yg ane bold jadi inget istri-istri dari salah satu parpol yg anaknya seabrek-abrek