Koleksi prangko atau disebut juga filateli. Pada jaman itu, mengoleksi benda pos yang satu ini bisa jadi hal yang seru. Bahkan yang sudah pro, bisa saling lelang koleksi dengan harga yang melejit tinggi. Namun untuk anak-anak generasi ’90an di kalangan itu sih hanya cukup saling tukar koleksi dengan teman masing-masing.
Biasanya prangko akan ditempatkan dalam sebuah album khusus. Terdiri dari koleksi prangko lokal dan bila beruntung, ada juga yang mendapat prangko internasional. Sekarang peminat filateli ini agak jarang di Indonesia, karena tidak terlalu banyak orang yang mau surat menyurat jaman sekarang.

Masih berkaitan dengan pos dan surat menyurat, ada juga hobi bersahabat pena di kalangan generasi ’90an. Menemukan teman dari tempat yang jauh sampai bisa ‘kopi darat’ alias bertemu langsung tentunya sangat menyenangkan. Biasanya sahabat pena bisa ditemukan dari kolom majalah atau teman yang sudah punya sahabat pena.
Kalau jaman sekarang, sahabat pena mungkin agak langka. Semua tergantikan dengan metode chat via Messenger, Skype dan sebagainya. Bahkan yang kekinian adalah menemukan teman baru via jejaring sosial. Siapa di antara agan/aganwati yang masih punya sahabat pena hingga kini?

Anak jaman ’90an sangat termanjakan dengan snack murah dan mainan-mainannya. Misalnya yang pernah fenomenal adalah mainan Tazos. Mainan ini merupakan bonus yang diberikan oleh Frito Lay dalam setiap kemasan snack yang mereka pasarkan era itu.
Selain koleksi Tazos, ada juga bonus lainnya seperti sticker, mainan bongkar pasang dan tentara-tentaraan. Meski sederhana, namun koleksi mainan seperti ini sudah berjasa menyelamatkan masa kecil anak-anak di jaman itu.

Salah satu koleksi yang juga sudah langka di jaman sekarang adalah kartu telepon. Karena jaman dulu masih ada telepon umum menggunakan kartu dan kini sudah tergeser oleh ponsel. Sama halnya seperti prangko, kartu telepon memiliki ragam gambar yang membuatnya menarik untuk dikoleksi.
Kartu telepon dikoleksi tidak dengan cara membeli langsung, mengingat uang jajan generasi ’90an tergolong kecil saat itu. Biasanya koleksi ini didapat dari orang tua atau teman yang sudah tidak lagi menggunakan kartu telepon mereka karena pulsanya habis. Saat ini kartu telepon juga tergolong langka, karena sudah ada pulsa voucher untuk ponsel atau bahkan voucher elektrik.