Menykapi trit saya sebelumnya tentang Artis Bella yang melontarkan ucapan sara Bella Sara
Disini saya mau ceritakan sejarah peradaban suku Batak Toba mulai dari segi konsep kebuadayaan gan.
Suku bangsa Batak adalah salah satu suku bangsa di Indonesia yang mendiami provinsi Sumatra Utara, tepatnya di wilayah Kangkat Hulu, Deli Hulu, Daratan Tinggi Karo, Serdang Hulu, Toba, Simalungun, Tapanuli Tengah, dan Mandailing.
Suku bangsa Batak terbagi menjadi 6 jenis, yakni suku Batak Toba, suku Batak Karo, suku Batak Pakpak, suku Batak Simalungun, suku Batak Angkola, dan suku Batak Mandailing. Keenam suku Batak tersebut memiliki ciri khas budaya yang berbeda-beda. Namun pada prinsipnya akar budaya mereka sama, yakni budaya Batak.
Batak Toba.
Spoiler for aksara batak:
Pada Jaman dahulu, orang Batak khususnya telah mengenal perdaban aksara, Surat Batak zaman dahulu kala digunakan untuk menulis naskah-naskah Batak yang di antaranya termasuk buku dari kulit kayu yang dilipat seperti akordeon. Dalam bahasa Batak buku tersebut dinamakan pustaha atau pustaka. Pustaha-pustaha ini yang ditulis oleh seorang "guru" atau datu (dukun) berisikan penanggalan dan ilmu nujum.
Penulisan huruf surat Batak secara garis besar terbagi dalam dua kategori, yaitu ina ni surat dan anak ni surat.
Spoiler for AGAMA BATAK (UGAMO BATAK):
Sebelum masuknya agama-agama ke Tanah Batak (pra 1820-1850), masyarakat Batak mempunyai kepercayaan religi tertentu yaitu Malim sebagai ugamo Batak (agama Batak). Penganut “Malim” disebut “Parmalim” (kaum alim/saleh). Agama ini bukan “Parbaringin”, karena sebutan Parbaringin adalah untuk pendeta penyelenggara ritual pertanian; dan bukan si Pelbegu/Pelebegu (Pel/Pele = memberi sajen, begu=roh).
Agama “Malim” percaya dan menyembah Ompu Mulajadi Na Bolon (Sang Maha Pencipta. Mulajadi=Pencipta, Na Bolon= Sang Akbar/Maha Besar). Ompu Mulajadi Na Bolon sebagai Debata (Tuhan) yang menciptakan semesta raya, bumi beserta isinya, termasuk manusia. Menurut “Parmalim,” Ompu Mulajadi Na Bolon sebagai penguasa tertinggi di jagad raya, yang tidak bermula dan tidak berakhir (Na so marmula jala Na so marujung), bertahta di tempat maha tinggi di langit yang tertinggi (hundul di tatuan, di ginjang ni ginjangan, di langit ni langitan).
Agama Malim: mewajibkan ritual “mangorom” (puasa/saum) pada waktu tertentu berdasarkan parhalaan (penanggalan/kalender Batak, menurut perhitungan peredaran bulan mengelilingi bumi); mengharamkan (subang) mengkonsumsi daging hewan yang tidak disembelih (bangkai hewan), daging babi atau anjing dan darah.
Saat ini Malim atau Parmalim disebut sebagai "Aliran Kepercayaan Batak"
Spoiler for buka gambar:
Spoiler for Pengadilan Batak:
Konon, pada zaman Raja Siallagan masih memeluk kepercayaannya, raja menerapkan hukuman yang sangat keji untuk mengadili penjahat atau pelanggar adat setempat, seperti pencuri, pembunuh, pemerkosa, atau lawan perang. Untuk menentukan hukuman, Raja Siallagan beserta permaisuri dan tetua adat mengadakan rapat di tengah perkampungan.
Letaknya berada di bawah pohon suci Hariara. Di mana terdapat kursi-kursi yang terbuat dari batu dan melingkari meja batu. Tempat itulah yang kini dinamai Batu Parsidangan.
Rapat tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menentukan hukuman apa yang tepat untuk terdakwa. Menggunakan kalender adat Batak, Raja Siallagan bersama tetua adat menentukan waktu rapat dan juga waktu untuk mengadili terdakwa.
Apabila terbukti melanggar dan terdakwa tersebut harus dihukum pancung, maka terdakwa dibawa ke rangkaian Batu Parsidangan kedua. Tempat itu ada di belakang rangkaian pertama. Rangkaian batu pertama dan kedua tidak begitu berbeda. Hanya saja, terdapat batu panjang cekung tempat untuk memancung terdakwa.
Tata cara hukuman pancungnya pun tidak asal tebas lalu selesai. Tapi, masih harus melewati berbagai macam proses.
Penutur sejarah mengatakan pertama-tama, terdakwa ditutup matanya dan tangannya diikat menggunakan kain ulos. Kemudian terdakwa direbahkan pada sebuah batu datar yang cukup tinggi. Selanjutnya, tubuhnya akan disayat-sayat untuk menguji ilmu kebal yang dimilikinya.
Apabila tidak berdarah, maka raja akan mengambil kekuatan terdakwa dengan tongkat sakti. Lalu akan disayat-sayat lagi tubuh terdakwa itu. Apabila masih kebal maka prosesi tersebut akan dilakukan berkali-kali hingga kekebalannya menghilang. Makanya gan gak aneh kalau orang Batak banyak jadi Pengacara
Spoiler for Alat Musk Batak:
Suku bangsa Batak yang terdiri dari sub etnis Toba, Pak-Pak Dairi, Simalungun, Mandailing, Karo, dan Pesisir Tapanuli Tengah/Angkola memiliki keunikan sendiri dan perbedaan satu sama lainya
Pada masyarakat Toba atau tapanuli utara terdapat beberapa jenis ensambel musik, yaitu gondang sabangunan, gondang hasapi, dan uning-uningan. Gondang Sabangunan merupakan ensambel musik ter besar yang terdapat di Toba. Ensambel musik ini juga digunakan untuk upacara-upacara adat yang besar. Disamping gondang sabangunan, gondang hasapi adalah ensambel lebih kecil, kemudian uning-uningan.
Sebutan untuk pemain musik ini secara keseluruhan — walaupun penyebutan untuk masing-masing instrumen juga ada disebut pargonsi (baca: pargocci). Terkadang disebut panggual pargonsi saja. Disamping ensambel tersebut juga masih terdapat alat-alat musik berupa solo instrumen dan yang digunakan sebagai alat-alat mendukung permainan atau lebih bersifat pribadi. Jika dikelompokkan secara organologi berdasarkan klasifikasi Horn von Bostel dan Curt Sach maka alat-alat musik Toba dapat dilihat sebagai berikut
1. Oloan
Oloan adalah salah satu gung berpencu yang terdapat pada Batak Toba. Oloan dimainkan secara bersamaan dengan tiga buah gung yang lain dalam satu ensambel, sehingga jumlahnya empat buah, yang juga dimainkan oleh empat orang pemain. Keempat gung ini biasa disebut dengan ogung, namun masing-masing penamaan ogung ini dibedakan berdasarkan peranannya di dalam ensambel musik.
Oloan ini terbuat dari bahan metal/perunggu dengan sistem cetak. Sekarang ini bahan gung ini sudah banyak terbuat dari bahan besi plat yang dibentuk sedemikian rupa. Untuk membedakannya dengan suara ogung lainnya maka tuning yang dilakukan adalah dengan menempelkan getah puli (sejenis pohon enau) dibagian dalam gung tersebut. Semakin banyak getah puli tersebut, maka semakin rendahlah suara gung tersebut. Gung oloan berukuran garis menengah lebih kurang 32,5 cm, tinggi 7 cm, dan bendulan (pencu) di tengah dengan diameter lebih kurang 10 cm.
Oloan dipukul pencunya dengan stick yang terbuat dari kayu dan pangkal ujungnya dilapisi dengan kain atau karet. Gung oloan selalu diikuti oleh gung ihutan dengan ritem yang sama, namun tidak akan pernah jatuh pada ritem yang sama (canon ritmik).
Spoiler for gambar:
2. Garantung
Garantung (baca : garattung) adalah jenis pukul yang terbuat dari wilahan kayu (xylophone) yang terbuat dari kayu ingol (Latin: …) dan dosi. Garantung terdiri dari 7 wilahan yang digantungkan di atas sebuah kotak yang sekaligus sebagai resonatornya. Masing-masing wilahan mempunyai nada masing-masing, yaitu 1 (do), 2 (re), 3 (mi), 4 (fa), 5 (so), 6 (la), dan 7 (si). Antara wilahan yang satu dengan wilahan yang lainnya dihubungkan dan digantungkan dengan tali.
Kotak resonator sendiri juga mempunyai tangkai, yang juga sekaligus merupakan bagian yang turut dipukul sebagai ritem dasar, dan wilahan sebagai melodi. Alat musik ini dimainkan dengan menggunakan dua buah stik untuk tangan kiri dan tangan kanan. Sementara tangan kiri berfungsi juga sebagai pembawa melodi dan pembawa ritem, yaitu tangan kiri memukul bagian tangkai garantung dan wilahan sekaligus dalam memainkan sebuah lagu. Alat musik ini dapat dimainkan secara solo (tunggal), namun dapat juga dimainkan dalam satu ensambel.
Spoiler for buka gambar:
3. Tagading
Taganing adalah drum set melodis (drum-chime), yaitu terdiri dari lima buah gendang yang gantungkan dalam sebuah rak. Bentuknya sama dengan gordang, hanya ukurannya bermacam-macam. Yang paling besar adalah gendang paling kanan, dan semakin ke kiri ukurannya semakin kecil. Nadanya juga demikian, semakin ke kiri semakin tinggi nadanya.
Spoiler for buka gambar:
Spoiler for Makanan Khas:
1. Mie Gomak
Mie Gomak adalah makanan yang terkenal sebagai masakan khas daerah dari tanah Batak Toba, meliputi semua daerah Batak Toba, dan juga menjadi masakan khas di Sibolga dan Tapanuli.
Mengenai asal usul sebutan untuk menu ini beragam versi.
Sebagian menyebutkan, mungkin karena cara penyediaannya digomak-gomak (digenggam pakai tangan) hingga sampai saat ini disebut mie gomak, meski pun pada akhirnya tidak menggenggamnya dengan tangan di saat menghidangkannya.
Juga sering disebut Spageti Batak karena mirip dengan spageti dari Itali, bentuknya mirip seperti lidi.
Mie yang sudah direbus biasanya dibuat terpisah dengan kuah dan sambalnya. Meski banyak ragam untuk membuat menu makanan khas Batak ini, ada yang menggunakan kuah ada juga dibuat seperti mie goreng. Rasanya sangat unik apabila mie gomak dicampur dengan bumbu dari tanah Batak yakni andaliman.
Spoiler for buka gambar:
Dan masih banyak lagi gan sejarah peradaban Suku Batak Toba. Update Trus kalau banyak viewer..!!!! sumber air
Diubah oleh vrpzone 03-03-2015 02:58
0
3.5K
Kutip
14
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.1KThread•83.5KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru