Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

lesmanabdgAvatar border
TS
lesmanabdg
Kisah Inspirasi Hidup Saat ini.....
Deni adalah seorang copywriter di
sebuah biro iklan lokal. Teman-
temannya mengatakan bahwa Deni
sedang kesulitan keuangan. Kok
tahu? Ya taulah. Karena setiap kali
kekurangan uang, Deni selalu sibuk
meminjam uang sana sini.
Beberapa temannya ada yang
menolak karena setiap bulan dia
hampir selalu meminjam uang.
Memang, setelah gajian utangnya
pasti dibayar, tapi beberapa hari
kemudian pinjam lagi. Lama-
kelamaan teman-temannya merasa
keberatan. Kalau sudah demikian,
maka Deni sibuk mencari-cari siapa
yang dapat meminjamkan uangnya.
Akhirnya Deni mendapatkan juga
uang yang dibutuhkannya dari
pinjaman seorang office boy.
Sebenarnya Deni malu. Uangnya
sudah habis padahal baru tanggal
16. Dia sudah tidak punya uang
lagi untuk naik taxi ke kantor dan
untuk biaya makan.
Ketika dia sedang berkeluh kesah
dan bingung, tiba-tiba office boy
menawarkan uangnya. Dia tidak
sampai hati melihat Deni
kesulitan. Deni tadinya menolak
karena malu. Masak staf meminjam
uang dari office boy?
Tapi orang tersebut benar-benar
rela ingin membantunya, sehingga
akhirnya Deni menerima
bantuannya.
Dalam hati kecilnya Deni merasa
sangat malu. Malu sekali!. Tapi
Deni terpaksa menerimanya, dia
benar-benar tidak punya uang.
Keesokan harinya dia ingin mencari
office boy tersebut dan
mengajaknya berbincang-bincang.
Deni penasaran. Mengapa office
boy tersebut bisa punya uang
lebih dan bahkan bisa
meminjamkan uangnya kepada
Deni? Bukankah gaji Deni lebih
besar? Mereka sama-sama masih
bujangan, belum menikah. Tapi,
mengapa office boy tersebut bisa
menyimpan uang sedangkan Deni
selalu kehabisan uang? Kok bisa?
Apa kuncinya?
Siangnya Deni baru mendapat
kesempatan untuk berbincang-
bincang dan bertukar pikiran.
Office boy itu memang sangat
istimewa. Dia paling rajin bekerja.
Paling tuntas mengerjakan semua
tugasnya. Tidak pernah terlambat
masuk kerja. Padahal kalau dilihat
penampilannya sepertinya biasa
saja. Orangnya sederhana, agak
kurus dan sopan, tapi tidak
terkesan menjilat.
Quote:Sambil makan siang
bersama di warung sebelah, Deni
mulai menggali kunci sukses
menyimpan uang yang dilakukan
office boy tersebut. “Bagaimana
caranya sih, kok bisa mempunyai
uang lebih? Gaji saya selalu habis
setelah tengah bulan.” Deni
membuka percakapan.
Quote:Office boy tersebut mulai
bercerita. “Saya dulu juga begitu,
mas. Gaji saya selalu habis
sebelum akhir bulan. Akhirnya saya
terpaksa meminjam dari teman.
Tapi setelah meminjam, rasanya
gaji saya semakin tidak cukup.
Karena setiap kali gajian, saya
harus mengembalikan uang yang
saya pinjam di bulan sebelumnya.
Jadi uang gaji saya berkurang.
Akibatnya saya semakin kekurangan
mas. Gaji utuh saja tidak cukup,
apalagi setelah dipotong untuk
membayar utang. Ya, semakin
berkurang lah mas. Semakin lama,
utang saya semakin banyak”
Benar juga, pikir Deni. Pikiran
yang sederhana tapi mengandung
kebenaran karena seperti itulah
yang dialaminya. “Jadi bagaimana
caranya melepaskan diri dari lilitan
utang?” tanya Deni.
“Waktu itu saya diajari oleh nenek
saya. Saya pernah pulang kampung
tanpa membawa uang banyak.
Waktu itu nenek saya bertanya
kemana gaji saya. Saya bilang
sudah habis. Langsung saya
dipanggil dan diberi wejangan oleh
beliau.”
Nenek saya berkata: “Uang itu
seperti air. Air selalu mengalir ke
tempat yang lebih rendah. Kalau
tidak dibendung, maka air akan
mengalir terus. Seperti sungai.
Harus dibendung. Setelah
dibendung, maka uang akan
berhenti mengalir dan akan mulai
bertambah banyak.”
Kunci Hidup Prihatin.
Waktu itu saya bertanya:
“Bagaimana cara membendungnya?
” Nenek saya menjawab
tegas:”Prihatin. Bulan depan
jangan utang lagi.”
“Tapi nanti kurang nek.”
“Tidak”, kata nenek. “Begini
caranya. Begitu terima gaji, segera
lunasi utangmu. Sisanya harus
dicukupkan untuk sebulan. Jangan
utang. Kamu jangan makan di luar
atau jajan. Kalau perlu makan nasi
putih dan garam, kecap atau
kerupuk saja. Pasti cukup.” Lalu
saya diajak menghitung berapa
uang yang harus saya sisihkan
untuk ongkos, berapa untuk beli
beras, garam, kecap dan kerupuk,
dan lain-lain.
Nenek benar-benar meminta saya
hidup secara prihatin. Saya tidak
boleh naik ojek lagi. Dari rumah
saya harus berjalan kaki ke jalan
raya tempat saya naik angkutan
umum. Pulangnya juga tidak naik
ojek karena ojek cukup mahal.
Uang saya memang pas-pasan
untuk hidup ngirit seperti itu. Tapi
memang cukup sih.”
“Bulan depannya, saya disarankan
untuk melanjutkan hidup seperti
itu. Bulan depannya, uang gaji
saya sudah mulai ada yang bisa
saya sisihkan untuk ditabung.
Bulan ketiga saya mulai makan
lebih banyak demi menjaga kondisi
tubuh saya, bukan lagi dengan
garam dan kecap. Tapi dua bulan
hidup sederhana telah membuat
saya tidak ingin beli apa-apa lagi.
Makanan saya cukup sederhana
saja. Saya tidak lagi suka jajan.
Saya tidak pernah naik ojek lagi.
Dari situlah saya mulai bisa
menabung mas. Sampai sekarang.”
Deni bertanya:”Boleh tahu berapa
tabungan kamu? Tapi kalau kamu
keberatan menjawab, tidak apa-
apa. Tak usah dijawab.”
“Tidak apa-apa mas. Tabungan
saya hampir empat puluh juta
rupiah. Saya ingin menabung
untuk biaya pernikahan saya tahun
depan Mas.”
Deni hanya bisa terharu. Yang
penting niat. Kalau mau ngirit,
pasti bisa. Mengapa uangnya habis
terus? Karena pengeluaran Deni
cukup besar. Padahal sebenarnya
bisa dikurangi. Tapi Deni
cenderung memanjakan dirinya.
Dia selalu memilih naik taxi.
Makan siang selalu di luar, tidak
pernah mau membawa nasi atau
makanan dari rumah.
Pengeluarannya jauh melebihi gaji
yang diperolehnya.
Rasa haru campur malu membuat
Deni bertekad mengubah cara
hidupnya. Dia juga ingin
membendung uang yang
dimilikinya. Dia takkan membiarkan
uangnya mengalir terus. Harus
segera dibendung. Mulai kapan?
Hari ini! Change! Start today! Start
now!
0
1.2K
9
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.