Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

waroengmuAvatar border
TS
waroengmu
Tak Perlu Bom Untuk Menghancurkan Pabrik Pesawat
Bandung, 01/10/2014. Ketika usai perang Dunia Kedua tahun 1945, dibentuklah badan-badan dunia yang dipelopori oleh negara-negara Eropa dan Amerika. Tujuannya untuk menciptakan perdamaian bagi seluruh negara dan bangsa di dunia. Antusiasme negara-negara yang baru merdeka sangat tinggi menyambut badan-badan dunia itu. Terbukti, hampir semua negara-negara dunia masuk menjadi anggotanya, terutam UN (United Nations) atau PBB.

Bagi seorang Sukarno, euphoria kemunculan badan dunia itu tidak membuat ia hanyut dan ikut arus. Justru sebaliknya, dia melihat ada pola penjajahan baru yang sedang dimainkan oleh negara-negara pemrakarsa badan-badan itu. Terlihat dari adanya hak-hak istinewa yang diberikan pada negara-negara besar yang dikenal dengan The Big Five. “Ketika banyak orang tidak bisa melihat modus baru dibalik badan-badan dunia itu, Sukarno justru mengatakan ada bentuk penjajahan baru dibalik semua itu yang disebutnya dengan Neokolonialsm,” kata Edi Cahyanto, aktifis Beli Indonesia di hadapan aktifis Beli Indonesia Jawa Barat di Bandung, Rabu siang.

Bandung ini, lanjut Edi banyak lembar sejarah yang bisa kita baca lagi untuk melihat jejak dan kisah tentang aksi heroic pejuang kita dulu meolak kolonialisme itu. Gedung Merdeka di jalan Asia Afrika adalah saksi bisu keberhasilan Presiden Sukarno mengajak negara-negara Asia Afrika melawan dominasi Amerika dan Uni Sovyet. “Konferensi Asia Afrika itu adalah diplomasi tingkat tinggi untuk menolak dominasi dan keluar dari kekuatan tarikan dua negara adidaya,” jelas Edi. Sikap itu tidak hanya lahir dari sebuah kecerdasan tetapi juga keberanian bertindak karena ada jiwa merdeka pelakunya. Termasuk dalam sikap ini ketika Sukarno menyatakan keluar dari PBB karena tidak mau menerima dominasi negara-negara kuat di belakangnya.

Apa yang disebut Sukarno dengan Neokoloialisme itu terbukti benar setelah Sukarno tiada. Penjajahan itu sesungguhnya tidak pernah berhenti tetapi hanya berganti rupa. Indonesia sebagai negara kaya sumber alam harus tetap didesain sebagai bangsa bodoh dan konsumtif. Maka segala upaya Indonesia untuk menjadi bangsa pintar dihalangi dengan berbagai cara. Dan cara itu bukan seperti yang telah pernah mereka lakukan saat penjajahan fisik dengan menggunakan kekuatan militer, tetapi dengan modus lain yang dampak kerusakan bisa lebih dahsyat. “Bayangkan untuk menghancurkan pabrik pesawat IPTN tidak ada satupun bom yang jatuh, tetapi dampak kehancurannya sampai hari ini masih terasa,” tegas Edi. 17 tahun setelah pabrik itu “dihancurkan” itu belum juga terdengar ada pesawat baru yang sedang dibangun pabrik itu.

Apa senjata yang digunakan untuk menghancurkan pabrik pesawat itu? Bukan bom, rudal, atau sejenisnya, Tetapi adalah sebuah lembaga moneter internasional bernama IMF yang datang dengan senyum manis dan sopan yang menyebut dirinya sebagai malaikat penyelamat ekonomi Indonesia. Datang dengan membawa berbagai resep mujarab yang bisa mengobati ekonomi Indonesia yang sedang koma. Padahal sesungguhnya, sakitnya ekonomi Indonesia ketika itu virusnya mereka ciptakan sendiri. Persis seperti virus Ebola yang sedang mewabah saai ini di Afrika. Diciptakan dan disebarkan untuk membuat pabrik farmasi di negara –negara maju bisa jualan.

Bercermin dari sejarah, jangan sampai kita jatuh dalam lobang yang sama berkali-kali. Menjadi bangsa pintar adalah satu-satunya pilihan, karena jika kita tidak mengambil pilihan itu maka kita akan menjadi bangsa bodoh.

sumber : beliindonesia.com
[/SPOILER]
Spoiler for JANGAN DIBACA!:


Spoiler for My HOT TREAD! Siapkan Mental Sebelum Membaca!:
Diubah oleh waroengmu 06-03-2015 18:35
0
9.7K
113
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.