- Beranda
- Berita dan Politik
umbul2 keliru
...
TS
new11nnkaskus
umbul2 keliru
Quote:
Original Posted By
Jika engkau menyaksikan film FOCUS, film yang dibintangi oleh Will Smith yang berperan sebagai Nicky, seorang pencuri dan penipu profesional, engkau akan menyaksikan salah satu scene dimana Nicky bertaruh dengan Liyuan senilai 2 juta USD. Jenis taruhannya menarik, yakni Liyuan memilih salah satu nomor punggung pemain American Football. Dan Jess, rekan sejawat Nicky yang akan menebaknya. Sebuah taruhan yang sulit tentunya. Karena setidaknya pemain football yang berada di lapangan dari kedua kubu berjumlah total 100 orang sudah termasuk pemain cadangan. Artinya, peluang Jess menebak angka yang dipilih Liyuan adalah 1:100. Namun, tak dinyana, ternyata Jess berhasil menebak nomor punggug pemain yang dipilih oleh Liyuan. Nomornya adalah 55. Nicky pun berhasil memenangkan taruhan senilai 2 juta USD tersebut.
Ketika ditanya oleh Jess, apakah ini sebuah kebetulan? Nicky pun menjawab ini bukan kebetulan. Namun, ternyata Nicky telah melakukan REKAYASA PIKIRAN, agar Liyuan selalu mengingat angka 55 dalam pikiran bawah sadarnya.
Semenjak Liyuan tiba dari Hongkong di Amerika, Liyuan secara tidak sadar dibuat selalu mengingat angka 55 secara tidak sadar. Mulai dari taksi yang ada angka 55-nya. Kamar hotel, ornamen pada lampu hias, pin yang digunakan oleh consierge saat membukakan pintu, sampai pada banner iklan yang menempel di taksi dan bus, semuanya ada angka 55. Dan memang demikian, secara bawah sadar (unconscious) pikiran kita akan mengingat sesuatu yang diulang-ulang. Dan saat diminta oleh Nicky memilih saah satu nomor untuk jadi bahan taruhannya, maka pikiran bawah sadar (unconscious mind) Liyuan akan tertarik kepada pemain yang menggunakan nomor punggung 55 di kaosnya.
Nah, kenapa saya menulis tentang fenomena pikiran bawah sadar dalam film Focus ini? Beberapa saat yang lalu di Metro TV (televisi milik SP, petinggi Partai Nasional Demokrat) menayangkan tayangan ulang Mata Najwa edisi "Pencuri Perhatian". Dimana tamu di Mata Najwa tersebut adalah Syahrini, Raditya Dika dan Basuki Tjahya Purnama (Ahok). Ya, Ahok.
Tayangan tersebut saya yakin BUKAN TIDAK SENGAJA ditayangkan. Melainkan ada tujuan untuk MEREKAYASA PIKIRAN. Kita tahu, bahwa saat ini Ahok sedang dalam posisi yang genting. Hak Interpelasi yang digulirkan oleh anggota DPRD terkait dengan APBD PALSU yang diserahkan ke Kementerian Dalam Negeri menjadi pasalnya. Belum lagi, sikap kalap Ahok yang kemudian mematikan nalarnya, malah membuka borok dirinya dan jajaran pemerintahannya (juga Gubernur sebelum dia yakni Joko Widodo) dengan adanya dana siluman dalam APBD tersebut. Padahal dana siluman tersebut sudah ada sejak 2013 dan 2014, saat Joko Widodo menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Tentunya, cara yang praktis dan efektif digunakan adalah merekayasa pikiran kebanyakan rakyat Indonesia agar citra dirinya tetap baik. Caranya adalah menayangkan hal-hal yang dikesankan baik mengenai Ahok. Mari kita lihat media-media pembelanya, tak henti-hentinya mencitrakan dan memanipulasi berita sehingga Ahok dikesankan orang yang baik dan terzhalimi. Berita, tayangan, testimoni (buatan), dan lain sebagainya ditayangkan berulang-ulang. Targetnya adalah berita dan tayangan tersebut terprogrampada pikiran bawah sadar (unconscious mind) sebagian rakyat Indonesia.
Sehinga, walau terbukti bersalah, dapat dipastikan ada banyak orang yang terhipnosis sehingga membela membabi buta.
Lalu pertanyaannya, apa yang harus kita lakukan agar tidak terhipnosis oleh pemrograman pikiran bawah sadar yang dilakukan oleh media-media pelindung para pencuri dan penipu? Seperti halnya judul film yang saya ceritakan di atas, FOKUS. Jangan mudah percaya. Jangan terlena. Perhatikan dengan seksama dan lakukan analisa. Curigalah dengan segala sesuatu yang tiba-tiba, tanpa cela, diberitakan/ditayangkan berulang-ulang dan terus menerus. Curigalah bahwa jika demikian, pasti ada yang tidak beres di sebaliknya.
Namun, yakinilah bahwa secanggih apapun REKAYASA PIKIRAN yang dilakukan dengan hal-hal yang 'baik', tidak akan pernah mengalahkan kebenaran yang sifatnya mutlak. Kebenaran akan tetap menjadi kebenaran. Ia tidak akan pudar walau diselubungi oleh ratusan kebaikan yang hanya rekaan.
Jika engkau menyaksikan film FOCUS, film yang dibintangi oleh Will Smith yang berperan sebagai Nicky, seorang pencuri dan penipu profesional, engkau akan menyaksikan salah satu scene dimana Nicky bertaruh dengan Liyuan senilai 2 juta USD. Jenis taruhannya menarik, yakni Liyuan memilih salah satu nomor punggung pemain American Football. Dan Jess, rekan sejawat Nicky yang akan menebaknya. Sebuah taruhan yang sulit tentunya. Karena setidaknya pemain football yang berada di lapangan dari kedua kubu berjumlah total 100 orang sudah termasuk pemain cadangan. Artinya, peluang Jess menebak angka yang dipilih Liyuan adalah 1:100. Namun, tak dinyana, ternyata Jess berhasil menebak nomor punggug pemain yang dipilih oleh Liyuan. Nomornya adalah 55. Nicky pun berhasil memenangkan taruhan senilai 2 juta USD tersebut.
Ketika ditanya oleh Jess, apakah ini sebuah kebetulan? Nicky pun menjawab ini bukan kebetulan. Namun, ternyata Nicky telah melakukan REKAYASA PIKIRAN, agar Liyuan selalu mengingat angka 55 dalam pikiran bawah sadarnya.
Semenjak Liyuan tiba dari Hongkong di Amerika, Liyuan secara tidak sadar dibuat selalu mengingat angka 55 secara tidak sadar. Mulai dari taksi yang ada angka 55-nya. Kamar hotel, ornamen pada lampu hias, pin yang digunakan oleh consierge saat membukakan pintu, sampai pada banner iklan yang menempel di taksi dan bus, semuanya ada angka 55. Dan memang demikian, secara bawah sadar (unconscious) pikiran kita akan mengingat sesuatu yang diulang-ulang. Dan saat diminta oleh Nicky memilih saah satu nomor untuk jadi bahan taruhannya, maka pikiran bawah sadar (unconscious mind) Liyuan akan tertarik kepada pemain yang menggunakan nomor punggung 55 di kaosnya.
Nah, kenapa saya menulis tentang fenomena pikiran bawah sadar dalam film Focus ini? Beberapa saat yang lalu di Metro TV (televisi milik SP, petinggi Partai Nasional Demokrat) menayangkan tayangan ulang Mata Najwa edisi "Pencuri Perhatian". Dimana tamu di Mata Najwa tersebut adalah Syahrini, Raditya Dika dan Basuki Tjahya Purnama (Ahok). Ya, Ahok.
Tayangan tersebut saya yakin BUKAN TIDAK SENGAJA ditayangkan. Melainkan ada tujuan untuk MEREKAYASA PIKIRAN. Kita tahu, bahwa saat ini Ahok sedang dalam posisi yang genting. Hak Interpelasi yang digulirkan oleh anggota DPRD terkait dengan APBD PALSU yang diserahkan ke Kementerian Dalam Negeri menjadi pasalnya. Belum lagi, sikap kalap Ahok yang kemudian mematikan nalarnya, malah membuka borok dirinya dan jajaran pemerintahannya (juga Gubernur sebelum dia yakni Joko Widodo) dengan adanya dana siluman dalam APBD tersebut. Padahal dana siluman tersebut sudah ada sejak 2013 dan 2014, saat Joko Widodo menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Tentunya, cara yang praktis dan efektif digunakan adalah merekayasa pikiran kebanyakan rakyat Indonesia agar citra dirinya tetap baik. Caranya adalah menayangkan hal-hal yang dikesankan baik mengenai Ahok. Mari kita lihat media-media pembelanya, tak henti-hentinya mencitrakan dan memanipulasi berita sehingga Ahok dikesankan orang yang baik dan terzhalimi. Berita, tayangan, testimoni (buatan), dan lain sebagainya ditayangkan berulang-ulang. Targetnya adalah berita dan tayangan tersebut terprogrampada pikiran bawah sadar (unconscious mind) sebagian rakyat Indonesia.
Sehinga, walau terbukti bersalah, dapat dipastikan ada banyak orang yang terhipnosis sehingga membela membabi buta.
Lalu pertanyaannya, apa yang harus kita lakukan agar tidak terhipnosis oleh pemrograman pikiran bawah sadar yang dilakukan oleh media-media pelindung para pencuri dan penipu? Seperti halnya judul film yang saya ceritakan di atas, FOKUS. Jangan mudah percaya. Jangan terlena. Perhatikan dengan seksama dan lakukan analisa. Curigalah dengan segala sesuatu yang tiba-tiba, tanpa cela, diberitakan/ditayangkan berulang-ulang dan terus menerus. Curigalah bahwa jika demikian, pasti ada yang tidak beres di sebaliknya.
Namun, yakinilah bahwa secanggih apapun REKAYASA PIKIRAN yang dilakukan dengan hal-hal yang 'baik', tidak akan pernah mengalahkan kebenaran yang sifatnya mutlak. Kebenaran akan tetap menjadi kebenaran. Ia tidak akan pudar walau diselubungi oleh ratusan kebaikan yang hanya rekaan.
#LintasanPikiran
Spoiler for sementara itu:
sementara itu (setelah harga beras) nasional/2015/02/28/warga-kaget-harga-bbm-premium-naik-lagi
Spoiler for :
1) Habib Zein Alkaf: Kapal Tempur Negara Syi’ah Iran ke Jakarta Kemungkinan Untuk Kirim Senjata - http://panjimas.com/news/2015/02/28/habib-zein-alkaf-kapal-tempur-negara-syiah-iran-ke-jakarta-kemungkinan-untuk-kirim-senjata/
2) Kapal Tempur Negara Syi’ah Iran ke Jakarta Untuk Latihan Perang Bersama - http://panjimas.com/news/2015/02/28/kapal-tempur-negara-syiah-iran-ke-jakarta-untuk-latihan-perang-bersama/
3) Waspadalah!! Kapal Tempur Negara Syi’ah Iran Sudah Merapat ke Jakarta - http://panjimas.com/news/2015/02/28/waspadalah-kapal-tempur-negara-syiah-iran-sudah-merapat-ke-jakarta/
4) Kapal Tempur Syi’ah Iran ke Jakarta Erat Kaitannya dengan Aksi Teror Syi’ah Indonesia - http://panjimas.com/news/2015/02/28/kapal-tempur-syiah-iran-ke-jakarta-erat-kaitannya-dengan-aksi-teror-syiah-indonesia/
5) Apa Motif Terselubung Kapal Tempur Negara Syi’ah Iran Merapat ke Jakarta? - http://panjimas.com/nahi-munkar/2015/02/28/apa-motif-terselubung-kapal-tempur-negara-syiah-iran-merapat-ke-jakarta/
Diubah oleh new11nnkaskus 01-03-2015 06:25
0
2.9K
Kutip
22
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
671.2KThread•41KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru