Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

saegothAvatar border
TS
saegoth
[SILUMAN LAGI] Tak Mengajukan, SMA 78 dan 16 Jakarta Mengaku Dipaksa Terima UPS
[SILUMAN LAGI] Tak Mengajukan, SMA 78 dan 16 Jakarta Mengaku Dipaksa Terima UPS

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengadaan perangkat uninterruptible power supply (UPS) atau pasokan daya bebas gangguan di beberapa sekolah negeri Jakarta tengah menjadi sorotan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Sebab, untuk mememuhi UPS di sekolah-sekolah tersebut menghabiskan anggaran APBD 2014 sebanyak Rp 330 miliar.

Salah satu sekolah yang ikut mendapatkan UPS, yakni SMA 78 Jakarta Barat. Namun saat dikonfirmasi terkait pengadaan pasokan daya tersebut, pihak SMA Negeri 78 mengaku tak tahu apa-apa. [Baca: Hasil Penyelidikan Ahok, 49 Sekolah Terima UPS Anggaran "Siluman"]

Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 78 Bidang Sarana dan Prasarana, Nur Isna Mulyati mengatakan tidak pernah mengajukan permohonan untuk pengadaan UPS.

"Pihak sekolah tidak pernah meminta dan mengajukan pengadaan UPS ke Suku Dinas Pendidikan," kata Isna saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (27/2/2015).
Isna menjelaskan, UPS datang pada November 2014 lalu. Kedatangan UPS pun tidak pernah diminta pihak sekolah. Pihak sekolah hanya menerima alat tersebut dan menganggapnya sebagai barang bantuan.

Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 78 Bidang Humas, Sumarna pun mengamini yang dikatakan Isna. Saat itu, kata Sumarna pihak sekolah dilarang bertanya terkait pengadaan UPS.

"Kalau barang datang terima saja. Jangan banyak tanya. Kalau enggak mau kami kasih ke sekolah lain," kata Sumarna menirukan gaya bicara petugas yang datang membawa UPS.

Selain SMA Negeri 78 Jakarta Barat, daftar sekolah yang ikut mendapatkan UPS yakni SMA Negeri 16 Jakarta Barat. Kepala Sekolah SMA Negeri 16 Jakarta Barat, Cedarkurnia tak menampik jika sekolah yang ia pimpin masuk dalam daftar penerimaan UPS.

Cedarkurnia mengatakan pihak sekolah tidak pernah minta penambahan pasokan daya kepada Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat. "Tiba-tiba barang datang tanpa ada proses diskusi. Kami mikirnya UPS itu bantuan dari pemerintah, ya kami terima saja," kata Cedarkurnia.

Dalam pantauan Kompas.com pada kedua sekolah tersebut, masing-masing sekolah menerima dua set mesin UPS yang tiap setnya terdiri dari delapan kotak besi berwarna abua-abu. Tempat penyimpanan UPS pun harus diletakkan di ruangan yang cukup luas dan dingin.

Sebelumnya, pengadaan UPS di SMA Negeri 78 Jakarta Barat disebut-sebut menghabiskan Rp 5.826.810.000 dan dimenangkan oleh PT Greace Solusindo.

Sedangkan UPS SMA Negeri 16 Jakarta Barat menghabiskan Rp 5.831.034.000 dan ditangani PT Anugrah Mandiri Jaya.

Sumber: http://megapolitan.kompas.com/read/2...campaign=Khlwp

percaya siapa? AHOK atau DPRD? emoticon-Big Grin

Quote:


Quote:


http://www.kaskus.co.id/thread/54efe...ya-rp-6-miliar
Quote:


Tanpa Papan Nama, Ini Penampakan Pemenang Lelang UPS Rp 5 Miliar/Sekolah

[SILUMAN LAGI] Tak Mengajukan, SMA 78 dan 16 Jakarta Mengaku Dipaksa Terima UPS

Jakarta - CV Artha Prima Indah menjadi pemenang lelang pengadaan Uninterruptible Power Supply (UPS) untuk SMAN 94 Jakarta berdasar APBD 2014. Proyek yang dimenangkan bernilai Rp 5.832.035.000.

Berbekal alamat yang didapat dari dokumen lelang Pemprov DKI Jakarta, detikcom mendatangi alamat CV tersebut di Jalan Penganten Ali No. 65C-D Rt. 008 RW 006, Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur. Sebelum datang ke kantor tersebut detikcom sempat menelepon dan pegawai di sana membenarkan perusahaannya bergerak di bidang konstruksi dan pengadaan barang dan jasa.

Pantauan detikcom di lokasi, Jumat (27/2/2015) pukul 15.10 WIB bangunan CV tersebut lebih cenderung seperti rumah daripada kantor. Pagar hitam setinggi dua meter menutupi rumah tersebut. Pagar itu juga digembok. Tak ada papan nama yang menunjukkan bangunan itu sebuah kantor swasta.

Bangunan tampak sepi, namun lampu teras menyala. Tak terlihat aktivitas di dalam rumah tersebut.

Ujang, salah satu warga yang rumahnya berada di dekat kantor CV itu membenarkan bahwa bangunan berwarna cokelat itu sebuah perusahaan. Namun Ujang tidak tahu nama perusahaan tersebut.

"Rumah itu benar CV, itu pemborong kayak konstruksi gitu. Semacam penyedia barang," katanya singkat.

Menurutnya bangunan tersebut selalu sepi. Aktivitas biasanya hanya ada pada pagi hari, itu pun hanya sekitar satu pegawai dan penjaga yang datang ke sana

Sumber: http://news.detik.com/read/2015/02/2...miliar-sekolah
Polling
0 suara
Percaya AHOK atau Percaya DPRD?
Diubah oleh saegoth 27-02-2015 14:40
0
7.3K
83
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.