Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

victimofgip21Avatar border
TS
victimofgip21
(Gubernur Tidak Jelas) "Smart City" versi Ahok Dinilai Tidak Jelas
JAKARTA, KOMPAS.com - Kota pintar atau smart city merupakan salah satu paramater dalam menilai sebuah kota sudah modern atau maju. Di Indonesia, konsep kota pintar sempat mengemuka dan digaungkan beberapa pemimpin daerah dan wali kota, termasuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Namun, konsep kota pintar tersebut tidak secara komprehensif dapat menyelesaikan masalah mendasar perkotaan, melainkan hanya menyentuh kulit luarnya saja. Bahkan, konsep kota pintar yang digagas Ahok, dianggap tidak jelas.

Managing Director PT Modernland Tbk Andy K Natanael, mempertanyakan konsep kota pintar versi Ahok. Pasalnya, Ahok hanya menekankan pada pemanfaatan fasilitas internet dengan kecepatan tertentu untuk mengaksesnya di seluruh wilayah Jakarta.

Oleh karena itu, dia berkesimpulan smart city versi Ahok tidak jelas, dan tidak menyentuh persoalan perkotaan Jakarta.

"Belum ada konsep smart city yang benar-benar tepat. Semua masih bergantung pada kecanggihan visual," ujar Andy kepada Kompas.com, di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Jumat (20/2/2015).

Menurut dia, smart city artinya sebuah kota yang dapat menghidupi dirinya sendiri, mulai dari kebutuhan pokok, pasokan dan pemeliharaan energi listrik hingga air dengan mudah dan murah. Pada pengelolaan air, misalnya, satu kota sudah dianggap pintar jika memiliki water management system yang baik.

"Singapura, dulu sulit (air bersih). Tapi mereka kemudian bisa mengatasi ketergantungan air. Sekarang sudah hampir bisa mengelola. Hujan yang jatuh, ditampung, lalu diberdayakan (daur ulang) kembali," jelas Andy.

Tidak hanya itu, lanjut Andy, kota pintar adalah kota yang kondisi transportasinya memadai, baik dari segi kendaraan bermotor maupun kendaraan non-bermotor. Selain ramah bagi pengendara, kota pintar juga haruslah ramah bagi pejalan kaki.

Jadi, dengan beberapa pertimbangan di atas, Andy menegaskan bahwa kota pintar tidak hanya melulu soal internet dan kecepatan aksesnya. "Akses internet saja belum cukup. Indonesia banyak pengguna telepon genggam. Internet banyak. Tapi, banyak yang belum memaksimalkan penggunaannya," sebut dia.

Maksudnya, pengguna internet di Indonesia hanya berselancar untuk kebutuhan-kebutuhan seperti browsing, berbelanja, atau bergabung di media sosial. Menurut Andy, belum banyak yang memaksimalkan internet untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat.

Dia mencontohkan pada rumah, pengguna telepon pintar sebenarnya bisa menyalakan pendingin ruangan atau membuka pintu melalui gadget-nya. "Ini harus ada edukasi pasar. Pasang CCTV (kamera pengawas) masih hanya orang-orang kaya saja. Padahal untuk memasangnya tidak mahal," tandas Andy.

Andy mengaku sempat ditawari oleh perusahaan asal Jepang, untuk mengembangkan kota mandiri Jakarta Garden City, menjadi kota pintar. Namun, dia belum menemukan konsep kota pintar yang menyeluruh dapat menjawab persoalan mendasar perkotaan modern.


Sumber

Di otak kopongnya Ahok, terhubung dengan Internet berarti smart.

emoticon-Ngakak

Orang ini musibah bagi Jakarta. emoticon-Big Grin
0
26.2K
292
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.