Intro

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Perkenalkan saya Indra, ingin berbagi kisah salah satu perjalanan saya di negeri tercinta ini. Dan saya ingin bercerita tentang cita - cita saya yang alhamdulillah sudah berhasi tercapai yaitu berdiri di atas puncak tertinggi Pulau Jawa, Gunung Semeru pada tanggal 23 Desember 2014. Semoga catatan perjalanan ini berguna dan bisa menginspirasi teman - teman yang lain.

Pada awalnya saya memiliki sisi ruang yang hampa di tengah kebosanan dan rutinitas kerja, dan saya iseng - iseng mellihat thread di Kaskus tentang share cost traveling ke Gunung Bromo. Dan setelah mengikuti ajakan tersebut saya terpesona dengan Gunung Semeru dan kepulan asap Jonggring Saloka. Serasa disapa oleh gunung ini saya mulai mencari info soal pendakian gunung karena saya sama sekali tidak pernah sekalipun benar - benar mendaki gunung.

Setelah saya baca - baca, sharing dengan teman dan browsing ternyata naik gunung itu berat sekali. Olahraga atau hobi ini bukan hobi main - main karena termasuk olahraga yang sangat berbahaya apabila kita tidak siap. Sebelum mendaki gunung ini saya berlatih mendaki gunung yang landai sampai yang terjal. Gunung yang saya sudah saya daki adalah Gunung Ijen, Gunung Papandayan, Gunung Guntur, Gunung Prau, dan Gunung Gede. Setelah melewati ujian di gunung - gunung itu, barulah saya percaya diri dan saya niatkan diri saya untuk mendaki Gunung tertingi di Pulau Jawa ini.

Jakarta - Malang - Pasar Tumpang
20 Desember 2014
15.15 - 06.50

Saya dan teman - teman berangkat dari Stasiun Senen Jakarta dengan mengendarai Kereta Api Matarmaja. Kami semua berjumlah 12 orang yaitu Saya, Agus, Ibnu, Novan, Toray, Mila, Memet, Randi, Ical, Maky, Lucky, dan Batok. Pada tanggal 20 Desember kami mengendarai kereta ini pada pukul 15.15 dan tiba di Stasiun Malang 06.50. Sesampainya di Malang, kami bertemu dengan peserta ke-13 yang bernama Angga. Dan melanjutkan perjalanan kami ke Pasar Tumpang dengan menggunakan angkutan umum berwarna biru. Perjalanan dari Stasiun Malang ke Pasar Tumpang cukup jauh, kira - kira sekitar 1 jam. Angkutan umum ini muat hingga 16 orang. Lalu setelah sampai kami beristirahat sejenak di Base Camp Mbak Nur dan di sana kami bertemu dengan tiga peserta terakhir Daus, Rio dan Ardi.




Di Base Camp Mbak Nur kami bisa beristirahat dengan cukup nyaman. Kami ditawari minuman teh hangat dan cemilan. Sebagian teman kami ada yang mandi, sebagian tidur lesehan di lantai dan sebagian lagi mengobrol sambil menulis tulisan untuk di puncak. Di tempat ini juga kami membeli bahan - bahan untuk logistik makanan, mengurus persyaratan SIMAKSI, yaitu fotokopi KTP dan Surat Keterangan Sehat dari dokter. Setelah itu, kira - kira pukul 1 siang, kami melanjutkan perjalanan menuju Desa Ranu Pani dengan menggunakan Hard Top berwarna kuning atau yang biasa dikenal dengan sebutan Jeep.



Perjalanan dari Pasar Tumpang menuju Desa Ranu Pani sangat menyenangkan karena saya bisa mengunjungi kembali Desa Ngadas dan bagian samping Gunung Bromo yang pemandangannya sangat indah. Kami sempat terkena hujan tapi untungnya Jeep kami menggunakan terpal untuk melindungi kami dari air hujan dan sekitar pukul 15.30 WIB kami sampai di Pos Pendakian Desa Ranu Pani pada ketinggian 2200mdpl.


Ranu Pani - Ranu Kumbolo
21 Desember 2014
16.00 - 22.00

Di pos pendakian di desa ini kami mendaftarkan diri dan membeli tiket masiknya seharga Rp. 17.500,-. Di sini terdapat danau yang bernama Ranu Regulo. Danaunya cukup indah tapi sayang banyak sampah. Lalu sekitar pukul 16.30, setelah menyantap cemilan bakso malang, kami berdoa dan memulai pendakian.

Hati saya deg-degan ketika melihat gerbang Selamat Datang Para Pendaki Gunung Semeru karena gerbang ini sudah saya impikan selama hampir satu tahun. Jalan dari gerbang ini masih beraspal dan kita disuguhkan perkebunan sayur para petani yg cukup memanjakan mata. Jalanan saat itu becek dan saya bertemu beberapa pendaki yang baru turun. Mereka memakai jas hujan dan sepatu mereka basah kuyup. Setelah sekitar 15 menit berjalan saya akhirnya masuk ke dalam jalur pendakian. Jalurnya sempit dan sudah dipasang ubin batako dan sebagian tanah. Untungnya pada hari itu sepi, jarang pendaki karena terbayang oleh saya jalur ini akan sempit apabila banyak pendaki yang datang.

Saya senang sekali jalurnya tanah karena tidak seperti Jalur Cibodas Gunung Gede yang mebuat kaki kita sakit. Jalur yang kita lewati tidak terlalu menanjak, cukup landai dan empuk tapi banyak semak belukar, pohon tumbang dan banyak ranting seperti terowongan yang menyulitkan kita untuk masuk. Banyak teman - teman termasuk saya yang carrier-nya nyangkut. Sepanjang perjalanan, saya dan teman - teman banyak menemukan shelter tempat beristirahat. Ketika adzan maghrib berkumandang kami istirahat, makan dan sambil menyiapkan headlamp karena hari sudah mulai gelap.

Perjalanan menuju Ranu Kumbolo cukup asik karena terbilang landai karena kita melewati punggungan bukit, tapi kita harus hati - hati karenan jalurnya licin, becek dan berlumpur. Saya sempat bertemu dengan pendaki yang terpeleset dan tangannya tertusuk ranting. Selain itu kita bertemu dengan beberapa jurang dan jembatan. Pada saat itu hujan turun tapi tidak terlalu deras dan mengharuskan kami memakai jas hujan.

Sekitar pukul 21.00 kami beristirahat di shelter sebelum Ranu Kumbolo dan kami memasak untuk makan malam. Saat itu pendaki yang lain hanya sedikit. Setelah selasi mengisi perut kami melanjutkan perjalanan menuju Pos Ranu Kumbolo. Jalur sangat licin dan saya sempat terpeleset di turunan. Saya belum menikmati indahnya danau ini karena hari sudah malam dan akhirnya kami sampai, membuka tenda lalu kami tidur untuk isitrahat menyimpan imajinasi danau ini untuk besok.

Ranu Kumbolo
2.200mdpl
22 Desember 2014
09.00 - 18.00

Trip leader kami Bang Agus memutuskan untuk menikmati Ranu Kumbolo sepanjang hari. Cuaca masih agak mendung dan kami sangat jarang sekali bertemu dengan matahari. Kami mulai memasak logistik dan makan bersama sambil menikmati kabut tipis yang berjalan di atas danau. Lalu kami bermain - main ke sisi kanan dan kiri danau tersebut. Saya melihat banyak ikan - ikan kecil dan warna coklat belerang. Rasa air ranu kumbolo memang sedikit berasa belerang. Ada beberapa pohon yang bisa dijadikan spot untuk foto. Saya menyapa beberapa pendaki lain dan main ke shelter. Di sana ada beberapa pendaki yang tidur di shelter dan di tempat itu ada penjual nasi bungkus dan rokok. Nasi bungkus dan telor ceplok harganya Rp. 15.000,- dan rokok Rp. 25.000,-. Setelah makan tidur lalu makan dan tidur lagi, tiba saatnya kami mempersiapkan diri untuk menuju Pos Kalimati sekitar pukul 17.00.



Ranu Kumbolo - Kalimati
22 Desember 2014
17.00 - 21.00

Khelik - Mahameru
23 Desember - 24 Desember 2014
12.00 - 08.00



Untuk informasi petualangan saya sebelum dan selanjutnya, silahkan follow Instagram Account saya: www.instagram.com/petvalangsejati

Sampai di sini dulu ya besok dilanjut lagi
Salam Lestari!