Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

hafz.ayrtonaAvatar border
TS
hafz.ayrtona
Sakitnya Ditolak Gebetan (Cerpen komedi ane yang ke 3 gan) selamat membaca :D
Cerpen ke 3 ane gan. monggo dibaca emoticon-Ngakakemoticon-Ngakakemoticon-Ngakak

Cekibrottt emoticon-Ngacir2emoticon-Ngacir2emoticon-Ngacir2

Gue suka heran sama orang-orang yang suka galau karena cinta ditolak. Ada yang langsung update status suram di facebook lah, ngetweet yang enggak-enggak lah, misalnya. "@yudhaprakarsa semakin ku mencintaimu semakin perih luka ini kurasa kan." Dan gue mikir, ini kok ditolak cinta aja udah kayak ditolak masuk surga, gue pun yakin si pemilik akun itu setelah di tolak sama gebetannya, dia langsung pulang terus mandi di bawah pancuran shower sambil berlinang air mata di iringi lagu paling sedih di dunia, yaitu : Jangan ganggu banci – Project Pop. dan berteriak TIDAAAAAAKKKKKKKKKK!!!!!!

Miris.
Dan sayangnya, hal-hal semacam itu juga dialamin sama temen-temen gue.
Pernah suatu kali di lingkungan kampus yang nyaman dan asri, burung-burung berkicau dengan ceria, kupu-kupu juga beterbangan kesana-kemari dengan riang gembira. Beda sama yang gue rasain begitu masuk ke koridor kampus, tampak wajah-wajah mahasiswa yang tidak ceria, suram, dan terkadang ada wajah-wajah panik karena tugas yang belum kelar.
Biasanya orang-orang yang ngalamin kejadian kayak gini tu ditandai dengan :
1.  Wajah terlihat panik dan Pandangan mata tidak fokus.
2.  Yang keluar dari mulutnya Cuma kata “GIMANA DONG..GIMANA DONG..GIMANA DONG?!”
3.  Keluar busa dari mulutnya, dan Liur yang berlebihan.
4.  mereka pun menggonggong dengan keras sambil menggit siapapun yang mendekat (YA ENGGAK LAH! EMANG RABIES?!)
Gue yang waktu itu baru sampe kampus langsung duduk di anak tangga ke dua dari atas. Pas lagi asik-asiknya nungguin dosen sambil OL lewat hape gue. Tiba-tiba temen gue dateng sesenggukan, hidungnya merah berair, matanya sembab. Mirip badut dufan yang abis digebukin massa gara-gara kepergok nyolong kancut tetangga dan dijual buat beli Momogi.
Temen gue ini punya nama yang unik, namanya Yuditia Wirawan Subrata, dan gue sering manggil dia dengan nama Yuditia Hewan Avertebrata.
‘kenapa lo dit’ tanya gue penasaran. Yudit diem aja, dia sibuk ngelapin ingusnya, dan gue perhatiin, Tissue yang dia pake tadi udah lepek banget gara-gara produksi ingusnya yang berlebihan, dan dengan volume ingus sebanyak ini gue pun berasumsi bahwa Yudit suatu hari bakalan sukses menjadi seorang pengusaha garam terbesar di indonesia, dengan nama produknya “Garam Cap Ingus : garam alami dari hidung bos kami” gue pun bimbang, gue bingung harus kabur atau terjebak di anak tangga bersama Yudit dan ingusnya.
Setelah beberapa saat diem sambil ngelapin ingusnya, dan sesekali lidahnya naik ke arah idung, terus setelah itu mukanya kayak ngeluarin ekspresi seolah-olah dia keasinan, dia pun ngomong.
‘gue ditolak fiz’ jawab Yudit dengan suara parau.
WHAT THE.....?! DITOLAK?! Gue pengen ketawa sekenceng-kencengnya waktu denger itu dari mulut dia, tapi dengan kondisi yang lagi galau begitu, gue punya 2 kemungkinan kalo gue nekad ngetawain Yudit.
1. Yudit bakal marah dan nyumpel mulut gue dengan Tissue bekas lap ingusnya. Dan akhirnya gue pun tewas dengan mulut penuh ingus.
ATAU
2. Yudit bakal marah dan nyodor2in Tissuenya kearah gue, dan karena panik, gue pun jatuh dari tangga dan tewas dengan keadaan leher patah 3 bagian sama rata.
Akhirnya gue pun mengurungkan niat gue untuk ketawa, salah-salah gue bisa mati dan akhirnya malah mayat gue yang ditertawakan sama seluruh rakyat indonesia.
‘lo ditolak? Sama siapa?’ tanya gue, berusaha terlihat cool.
‘gue ditolak sama, Anto’ jawab Yudit lesu.
Gue pun mencoba mengingat-ingat nama Anto, siapakah Anto? Apakah dia mahasiswa di kampus ini? Apa benar baik Burung Unta lebih besar dari lehernya sendiri? Pertanyaan-pertanyaan itu berkecamuk di dalam pikiran gue. Kecuali yang terakhir.
Dan setelah gue mencari-cari siapakah sebenarnya makhluk bernama Anto itu, Voila! gue pun mendapatkan  petunjuk-petunjuk yang mencengangkan.
‘maksud lo Anto yang assisten Lab itu?’ tanya gue penuh kecurigaan.
Yudit mengangguk pelan.
Gue diem sebentar, mencoba menganalisis siapakah sosok misteri dibalik nama Anto tersebut. Apakah dia manusia? Atau seekor unggas?
‘Anto yang kemana-mana pake kacamata itu?’ tanya gue lagi, kali ini dengan nada yang lumayan tinggi, mirip penyanyi seriosa yang turun pamor dan turun kasta menjadi penyanyi orkes keliling.
Yudit mengangguk pelan (lagi).
OH MY GOD!! Ternyata Anto yang dimaksud adalah, Anto assisten Lab yang kemana-mana pake kacamata, dan sering jadi target operasi buat di bully sama anak-anak kampus.
Mendengar bahwa Yudit, wanita yang notabene punya wajah yang cantik dan body aduhai, di tolak sama Anto, sesosok pria setengah primata yang gemar gadoin koran bekas dan suka pup sambil kayang itu, bikin gue tambah pingin ketawa sekenceng-kencengnya di depan Yudit.
Setelah melihat kejadian tadi, gue pun mikir, emang segitunya ya rasa sakit yang ditimbulkan pada saat lo ditolak sama orang yang udah lama lo suka. Bahkan ada yang sampe trauma dan gak pernah mau nyatain perasaannya lagi ke orang yang dia suka.
“cinta emang sulit dimengerti” pikir gue.
Sepulang dari kampus gue pun langsung rebahan di kasur tercinta gue yang penuh dengan iler-iler nista yang bertebaran bak butiran debu.
Sambil bayangin kejadian Yudit tadi, gue pun jadi teringat masa-masa SMA, waktu gue suka sama temen sekelas gue.
Waktu itu gue sekolah di salah satu Sekolah Menengah Negeri di daerah yang lumayan deket dari rumah gue, waktu itu gue duduk di bangku kelas 3. Gak banyak temen-temen gue yang tau kalo waktu itu gue suka sama seorang cewek di kelas gue, namanya Lisa.
Lisa itu, menurut gue cantik, pintar, murah senyum dan baik kesemua temean-temannya tanpa terkecuali.
Dia juga langganan jadi juara kelas, dia pernah juga menang lomba-lomba cerdas cermat yang sering di adakan setiap 1 tahun sekali.
Beda banget sama gue, yang sering jadi langganan razia rambut yang biasa diadakan tiap 1 minggu sekali, rambut gue sering jadi korban mutilasi oleh guru-guru gue di lapangan sekolah dan disaksikan oleh murid-murid lainnya dari pinggir lantai dua, sambil ketawa-ketawa, gue pun Cuma bisa ketawa-ketawa kecut, padahal didalem hati GUE PENGEN MATI!!!!
***Senin 10 Januari.
gue berencana buat nembak Lisa, soalnya gue rasa udah terlalu lama gue pendem perasaan ini, kayak kucing yang mendem EEK’ nya di dalem pasir. Gue udah pendem perasaan ini 3 tahun, sejak kelas 1 sampe kelas 3. "Pokoknya gue harus bilang hari ini juga! Harus! Gue gak mau mendem-mendem perasaan ini kayak kucing yang mendem EEK nya di dalem pasir terus menerus, pokoknya gue harus tunjukin EEK gue!! Eh salah, perasaan gue!!" Pikir gue saat itu.
Bell istirahat pun berbunyi.
Gue nyamperin Lisa yang waktu itu lagi duduk sambil baca buku, sementara anak-anak yang lain pada keluar menuju kantin, Cuma kita berdua yang ada dikelas saat itu.
Perlahan-lahan gue deketin Lisa, merasa ada makhluk yang mendekat, Lisa langsung nengok, mata kita bertemu, mirip adegan di sinetron-sinetron, rambut Lisa terbang-tebangan di permainkan angin, begitu juga gue, gue pun senyum, Lisa ketakutan.
‘hai Lis’ sapa gue gugup. Kaki gue gemeter, sampe-sampe gue gak bisa ngerasain dengkul gue sendiri.
‘hai Fiz, ada apa ya?’ Lisa bertanya ke gue sambil melemparkan senyum manisnya yang gak akan pernah gue lupa, betapa deg-degan nya gue di lemparkan senyum semanis itu. maklum gue biasa di lemparkan batu bata, gara-gara kepergok nyolong mangga pak RT.
‘hmmmhh emhhh hmmmm’ gue gugup, gue gak bisa ngomong, dan suara gue yang terus-terusan ketahan itu kedengeran kayak miyabi yang lagi adegan sama Gajah afrika.
Lisa ngeliatin gue keheranan. seakan-akan dia bilang "Hewan macam apa ini?!"
‘emmhhh pulang sekolah nanti lo mau gak jalan sama gue?’
MAMPUS GUE!! pengen mati rasanya waktu gue ngomong kayak gitu ke Lisa. Gue takut dia nolak ajakan gue, gue bingung harus ngapain kalo dia nolak? Apa gue harus teriak “HAHAHAHAHA KENA LO!!! GUE CUMA BERCANDA LAGI!!” dengan mulut yang berbusa. Atau gue harus kayang terus lari-lari keliling lapangan sekolah tanpa busana sambil gigitin siapapun yang mencoba mendekat, dengan (tetep) mulut yang berbusa.
MEMALUKAN.
Tapi tuhan ternyata berkehendak lain.
‘hmm boleh, kebetulan gue lagi senggang nih’
Gue surprise banget waktu denger jawaban Lisa, pengen banget rasanya gue nari poco-poco di depan Lisa sambil diiringi lagu metal sebagai wujud kebahagiaan gue saat itu.
‘be-be-beneran Lis? Serius?’ tanya gue gak percaya.
‘iya serius Fiz,’ Lisa tersenyum ngeliat tingkah gue yang waktu itu udah kayak monyet sirkus yang abis nelen petasan.
‘emang’ Lisa ngelanjutin. ‘Kita mau kemana Fiz?’
JEGGGERRRRRR!!!!!!
Bagaikan petir di siang bolong yang nyamber Sundel Bolong sampekeselek kacang Polong. Pertanyaan itu bikin gue tercekat. Gue pun baru inget. Bahwa.
GUE BELOM PUNYA PLANNING MAU KEMANA!!!!! BEGO BEGO BEGO!!!
“wadu, kacau!! Bisa berantakan nih!!” pikir gue.
Gue pun punya dua option waktu itu :
1.  Gue bilang ke Lisa kalo gue belom punya planning sambil kayang di atas tiang bendera, dan akhirnya acara gue batal dengan sukses.
ATAU
2.  Gue bilang ke Lisa kalo gue mau ngajak dia nongkrong di taman lawang, sekalian gawe.
Gue pun memtuskan untuk gak mengambil satu diantara dua planning tolol itu. lalu gue berpikir keras. Akhirnya gue mendapatkan ide, yaitu, Nonton.
‘hmm, gimana kalo kita nonton Lis?’
‘oke, boleh juga’ jawab Lisa sambil tetep melemparkan senyum manisnya.
Gue pun senang mendengar persetujuan dari Lisa, dan gue melemparkan senyum najis kearah Lisa. Dan untungnya, Lisa gak tiba-tiba koma.
***Bell pulang berbunyi.
Gue dan lisa menuju tempat dimana mobil gue diparkir, sesampainya di tempat parkir,  dengan gaya ala gentleman gue pun membukakan pintu untuk Lisa dan mempersilahkannya untuk masuk duluan, disusul oleh gue. jantan sekali gue waktu itu.
Di dalam perjalanan menuju bioskop tempat gue dan Lisa bakal nonton, Lisa banyak bercerita tentang hari-harinya di rumah dan kejadian-kejadian lucu disekitarnya. Gue pun gak mau kalah, gue juga banyak bercerita kepada Lisa tentang gimana caranya mengawetkan mayat.
Setelah menempuh perjalanan sekitar kurang lebih 45 menit, kita pun sampai ditempat tujuan.
***Di dalem bioskop.
‘Fiz kita mau nonton film apa?’ tanya Lisa.
‘gue lagi pengen nonton film Horror thriler nih Lis, gimana menurut lo?’
‘oke juga’ Lisa mengiyakan.
Gue pun bingung milih film apa, sampai akhirnya...
‘Oke kita nonton kungfu-panda!’ teriak gue.
Lisa Cuma ngeliatin gue dengan tatapan yang seolah-olah bilang “SUMPEH LOH NYET?!”
Sehabis membeli tiket, kita pun dapet tempat duduk yang bersebelahan. Setelah menunggu sekitar 5 menit, kita pun masuk kedalam studio.
Sepanjang diputernya film Kungfu-panda gue sering teriak-teriak histeris ketakutan waktu Poo ngelawan musuhnya, sedangkan Lisa anteng-anteng aja. Mungkin pengunjung lain bertanya-tanya “emang ke dalem bioskop boleh bawa lutung ya?”
Setelah film selesai, gue pun keluar studio dengan wajah puas.
‘seru ya Lis film nya, hehehe’
‘hmmmm’ Lisa Cuma mendehem sambil buang muka, kayaknya dia malu nonton sama gue.
Selesai nonton film yang sepanjang adegannya dihiasi oleh teriakan-teriakan gue yang kedengeran mirip lutung yang mau disunat. Kita pun memutuskan untuk pulang. Dan disinilah moment itu akan terjadi, gue bakal nembak Lisa....oke gue ulang sekali lagi GUE BAKAL NEMBAK LISA!!! (biar dapet efek dramatisnya).
Di tengah perjalanan pulang.
Lisa keliatan sibuk banget sama BB nya, kayaknya dia lagi BBm-an sama temen-temennya. alhasil gue pun dicuekin, gak mau BB jadi penghalang buat cinta gue, gue pun langsung ngomong.
‘Lis’ kata gue, sambil Deg-deg-serrr.
‘apa?’ tanya lisa, tapi matanya tetap terfokus sama BB nya.
‘hmmmm mhhhh....hmmmm’ gue grogi, bukannya ngomong, gue malah mendesah, kayak phedophil yang lagi liat adegan bercinta Spongebob dan Patrick di kamar Squidward, di tonton oleh Gerry, tuan Krab dan warga Bikini Bottom lainnya.
‘Lo kenapa sih? Kok mendesah-mendesah gitu? Ihh’ Lisa mengeluarkan expresi setengah ilfilnya.
‘mmm,jadi...gue kan udah lama kenal sama lo, dan lo juga udah lama kenal sama gue, mmm jadi sebenernya, selama ini gue itu nympen perasaan yang lebih sama lo, hmmm lo mau gak jadi pacar gue?’
AKHIRNYAAAAAAA!!!!! Teriak gue dalam hati.
“Akhirnya gue bisa bilang juga. Oke sekarang tinggal tunggu kepastian dari dia aja, diterima atau enggak, kalo diterima ya syukur, kalo ditolak ya, gue mau bunuh diri aja” pikir gue.
‘l-lo s-suka s-sama g-gue?’ Lisa keliatan grogi, keliatan dari cara ngomongnya yang tiba-tiba jadi mirip Azis Gagap.
‘i-i-i-iya Lis’ gue jadi ikut-ikutan grogi.
Kak Seto juga ikutan grogi.
Andika Kangen band juga pengen ikutan grogi.
(darimana datangnya dua makhluk ini?!)
***Hening
Lisa keliatan diem sambil nunduk, gue juga nyetir sambil nunduk (YA ENGGAK LAH!!)
Sampe akhirnya Lisa ngomong.
‘ummm Fiz, sebelumnya sorry ya’
JEGERRRRRRRRRR!!!!! KENAPA HARUS PAKE KATA SORRY!!?
Firasat gue tiba-tiba jadi gak enak. Sama gak enaknya dengan pemandangan ketika gue lagi ngaca.
‘jadi’ Lisa ngelanjutin. ‘gue selama ini Cuma anggep lo sebagai temen gue aja, gak lebih, sorry ya fiz’
Gue shock! Tangan gue lemes, kaki gue juga lemes, sampe Kak Seto dan Andika Kangen Band ikutan lemes (ini makhuk dateng darimana sih?!).
gue ditolak, hancur sudah masa depan gue. HANCUR SUDAH MUKA GUE!!!
Mata gue pun kunang-kunang, gue mulai berhalusinasi “siapa gue? dimana gue? apakah ini nyata? gue ganteng gak? Kenapa Rafi ahmad dan yuni shara putus? apa benar baik Burung Unta lebih besar dari lehernya sendiri?” pertanyaan-pertanyaan itu menggema diotak gue.
‘Fiz, lo gak papa kan? Sorry banget ya’ Lisa membuyarkan lamunan gue.
‘i-iya Lis, gak papa kok, hehe kita kan masih bisa temenan, gue gak papa kok’ gue berusaha terlihat tegar setegar rosa waktu nyanyi lagu tegar, dan setegar chakra khan waktu nyanyi takkan menyatu, padahal sebenarnya dalam hati gue teriak. YA TUHAN!! AMBIL AKUUUUU!!! JEGEEERRRRRRR!! : dan suara petir pun bersahutan.
Dan akhirnya selama sisa perjalanan itu pun praktis kita diem-dieman, Lisa sibuk sama BB nya, sedangkan gue sibuk nahan ingus sama air mata gue yang udah diujung tanduk.
Gue pun tersadar dari lamunan gue tentang kenangan-kenangan gue semasa SMA, pengalaman gue ditolak gebetan gue. ternyata rasanya emang sakit, dan begitu mengiris, seakan-akan kita berpikir bahwa kita eamng gak pantas buat dia, dan kita gak akan punya kesempatan buat dapetin dia.
Tapi dibalik itu semua, gue sadar, bahwa kita gak bisa melulu terhanyut dalam kesedihan karena ditolak gebetan. Karena cepat atau lambat kita kan menemukan lagi seseorang yang lebih menarik buat kita, dan saat itu terjadi, kita akan lupa tentang kejadian yang sudah-sudah.

story by : Hafiz Ayrtona
facebook : Hafiz Ayrtona
twitter : @afizayrtonsenna
Blog : www.hafiz-absurd.blogspot.com
Diubah oleh hafz.ayrtona 20-02-2015 03:37
0
5.6K
32
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Jokes & Cartoon
Jokes & CartoonKASKUS Official
52.8KThread5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.