Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

azisjsAvatar border
TS
azisjs
Lebih dari Separuh Orang Indonesia Merokok
REPUBLIKA.CO.ID, Indonesia merupakan negara dengan
jumlah perokok terbanyak se-Asia Tenggara dengan jumlah
perokok 51,1 persen dari total penduduknya.
Ketua Badan Khusus Pengendalian Tembakau dan Ikatan Ahli
Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Widyastuti Soerojo,
mengatakan di Jakarta, Jumat (6/2), merinci sejumlah negara
di Asia Tenggara dengan jumlah perokoknya, yakni di Kamboja
1,16 persen dari total penduduknya, di Brunei Darussalam 0,06
persen, dan Thailand 10,22 persen.
"Perokok di Indonesia banyak berasal dari kelompok miskin,"
katanya.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013,
tambahnya, prevalensi perokok menurut pendapatan, yakni
pendapatan termiskin sebesar 43, 8 persen. Sedangkan
pendapatan terkaya sebesar 29,4 persen.
Kemudian, prevalensi perokok di Indonesia menurut pendidikan
adalah tidak tamat sekolah atau SD sebesar 37,7 persen dan
tamat perguruan tinggi 26, 7 persen.
Lebih lanjut ia mengatakan berdasarkan Riskesdas 2013
proporsi penduduk umur lebih dari 10 tahun menurut jenis
pekerjaan, kelompok petani, nelayan dan buruh adalah
proporsi perokok aktif setiap hari yang terbesar dengan
persentase 44,5 persen dibandingkan kelompok pekerjaan
lainnya, seperti pegawai sebesar 33,6 persen dan wiraswasta
39,8 persen.
"Penduduk miskin ini yang menjadi korban utama rokok,
begitu memprihatinkan," katanya.
Kemudian, menurut karakteristik, proporsi terbanyak perokok
aktif setiap hari pada umur 30-34 tahun sebesar 33,4 persen,
umur 35-39 tahun 32,2 persen, sedangkan proporsi perokok
setiap hari pada laki-laki lebih banyak dibandingkan perokok
perempuan yakni 47,5 persen banding 1,1 persen.
Widyastuti yang juga Dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia mengatakan industri rokok dianggap
industri normal sehingga mendapat perlindungan pemerintah.
"Akibat dianggap sebagai industri normal industri rokok
menjadi industri agrobisnis, bebas beriklan dan menjadi
stakeholder kebijakan pengendalian tembakau. Padahal
industri rokok bukan industri normal meskipun ia legal,"
katanya.
Menurutnya, pemerintah harus segera melakukan tindakan
pengendalian tembakau sehingga dapat menekan produk rokok
yang tersebar di mana-mana. "Kita ingin masa depan lebih
sehat bagi masyarakat," katanya.
0
1K
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Lifestyle
LifestyleKASKUS Official
10.5KThread11.6KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.