Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

spoofiAvatar border
TS
spoofi
Setelah 183 Tahun, Pusaka Diponegoro 'Kembali' ke Tanah Air
Setelah 183 Tahun, Pusaka Diponegoro 'Kembali' ke Tanah Air

Inspirasi dari sang pangeran yang membekas dalam perjalanan hidup Indonesia tergambar dalam pagelaran karya seni Aku Diponegoro: Sang Pangeran Dalam Ingatan Bangsa yang diselenggarakan di Galeri Nasional mulai 6 Februari hingga 8 Maret 2015


Keberadaan Diponegoro dalam sejarah bangsa Indonesia memiliki andil yang besar. Tak dipungkiri, sang pangeran adalah ikon perjuangan bangsa untuk memerdekakan diri dari penjajah dan memilih untuk berdiri di atas kaki sendiri.

Inspirasi dari sang pangeran yang membekas dalam perjalanan hidup Indonesia tergambar dalam pagelaran karya seni Aku Diponegoro: Sang Pangeran Dalam Ingatan Bangsa yang diselenggarakan di Galeri Nasional mulai 6 Februari hingga 8 Maret 2015.

Pameran seni ini sekaligus menjadi ajang kembalinya tongkat asli sang pangeran yang selama ini tersimpan di Belanda. Tongkat tersebut diterima oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Anies Baswedan dalam peresmian tadi malam (5/1).

"Sudah 183 tahun pusaka ini dibawa ke Belanda, kembali lagi ke Indonesia. Kejadian ini mungkin seperti acara biasa saja, tapi puluhan tahun yang akan datang akan menjadi sebuah sejarah yang luar biasa, Indonesia harus lebih bangga dan lebih baik lagi," ujar Anies.

Tongkat pusaka milik Pangeran Diponegoro diambil oleh pihak penjajah Belanda pada 1832 dan hingga Diponegoro wafat pada 8 januari 1855. Bahkan sampai Indonesia merdeka, pusaka tersebut tidak dikembalikan.

Kini, pusaka tersebut dipamerkan bersama peninggalan Diponegoro yang lain seperti tombak dan pelana kuda asli sang pangeran.

Dalam galeri tersebut pula dipamerkan lukisan karya Raden Saleh yang terkenal, Penangkapan Pangeran Diponegoro, yang dibuat pada 1856-1857. Lukisan ini dikembalikan oleh Ratu Juliana kepada pemerintah Republik Indonesia pada 1978.

Lukisan tersebut awalnya merupakan hadiah kepada Raja Willem III yang mengandung sindiran tersembunyi. Raden Saleh mengkritik taktik yang digunakan saat menangkap putra sulung Hamengkubuwono III tersebut sekaligus membongkar kebohongan lukisan Nicolaas Pieneman yang memiliki tema yang sama.

Dalam galeri yang dibuka pada pukul 10.00 WIB hingga 19.00 WIB setiap harinya tersebut pengunjung dapat menikmatti berbagai karya seni yang terinspirasi dari lukisan Raden Saleh ataupun Pangeran Diponegoro.

Bertempat utama di Gedung A Galeri Nasional, pengunjung dapat menemukan beberapa ruangan. Sebuah ruangan di sayap kanan gedung digunakan untuk memajang aneka benda yang memiliki keterkaitan dengan Diponegoro, mulai dari wayang, kartun, sertifikat, kain, dan lainnya.

Ruangan di bagian tengah gedung berisikan lukisan karya Raden Saleh yang terkenal. Lukisan tersebut merupakan koleksi Istana Negara dan telah direstorasi oleh ahli restorasi asal Jerman, Susanne Erhards.

Di bagian sayap kiri gedung, terdapat aneka karya seni kontemporer hasil inspirasi dari peninggalan ataupun sosok Diponegoro. Karya seni yang dipajang berupa patung Diponegoro, elegi pangeran Diponegoro, multimedia Diponegoro, hingga lukisan abstrak yang terinspirasi dari karya Raden Saleh.

Di bagian belakang aula, terdapat dua ruangan pameran utama dan sakral. Salah satu ruangan berisi tongkat Diponegoro beserta pelana dan tombak asli Diponegoro. Memasuki ruangan ini, pengunjung sangat dibatasi mengingat usia artefak yang membutuhkan kondisi dan perlakuan khusus agar tak rusak.

Ruangan yang lainnya berisikan dua lukisan kontemporer dari karya Raden Saleh yang apabila dilihat dengan sinar ultraviolet, maka akan menunjukkan lukisan yang tersembunyi.

Sayang sekali untuk pameran ini tidak dapat menampilkan jubah putih khas Pangeran Diponegoro akibat kondisinya yang sangat rapuh.

Apabila pengunjung ingin melihat lebih dekat dengan kegiatan restorasi lukisan Raden Saleh, maka dapat bergeser ke Gedung B Galeri Nasional. Di sana akan ditampilkan tahapan dan proses serta bahan yang digunakan dalam kegiatan restorasi lukisan Raden Saleh yang telah berumur lebih dari 150 tahun tersebut.

Pameran Aku Dipenogoro: Sang Pangeran Dalam Ingatan Bangsa ini akan dibuka secara gratis untuk umum. Namun, beberapa kegiatan memerlukan reservasi terlebih dahulu kepada pihak penyelenggara.

"Pameran ini adalah pameran lukisan, tetapi hakikatnya adalah sebagai identitas bangsa Indonesia." ujar Peter Carey, sejarawan Indonesia asal Inggris.

Sumber : http://www.cnnindonesia.com/hiburan/...-ke-tanah-air/
Diubah oleh spoofi 06-02-2015 01:26
0
4.2K
27
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.