- Beranda
- The Lounge
Apa ya Maksud-Maksud dari cerita-cerita berikut ini.. Silahkan di tebak!
...
TS
juandry
Apa ya Maksud-Maksud dari cerita-cerita berikut ini.. Silahkan di tebak!
Apa ya Maksud-Maksud dari cerita-cerita berikut ini.. Silahkan di tebak
CANCER
Aku pergi ke pasar malam dan tertarik masuk ke sebuah tenda peramal. “Pasti peramal jadi-jadian” pikirku. Aku tak pernah percaya pada ramalan, terutama ramalan bintang. Karena itu aku berniat masuk untuk menguji peramal itu dan membuktikan kebohongannya.
Waktu masuk, aku terkejut sebab peramal itu ternyata orang asing, tapi itu tak menyurutkan niatku.
“Bisakah kau menebak zodiakku?” tanyaku.
Peramal itu hanya menunjukku sambil berteriak, “Cancer!”
Cancer, hah? Peramal ini jelas-jelas tukang tipu. Bintangku adalah Aquarius, si pembawa air. Dengan tertawa aku berjalan keluar. Bisa melihat masa depan apanya, menebak bintangku aja tidak bisa.
“Cancer! Cancer!” Perawal itu masih terus berteriak dari dalam tenda.
Dasar orang gila! Aku kabur saja.
KISAH GADIS YANG MALANG
Di sekolahku ada seorang gadis yang terus-menerus dibully. Hingga suatu hari ia tak tahan lagi dan ditemukan bunuh diri di kamar mandi sekolah. Ia menyayat kedua pergelangan tangannya, di sebelahnya ditemukan surat, “Aku sudah tak mampu hidup lagi. Maafkan keputusanku ini.”
Gadis yang malang. Semoga setelah kejadian ini tak ada lagi kasus pem-bully-an di sekolahku.
SINYAL
Aku shock hari ini sebab aku melihat sebuah kecelakaan lalu lintas tepat di depan mataku. Seperti ini ceritanya. Aku hendak menyeberang dan lalu lintas saat itu sungguh padat. Aku menunggu lampu merah di depan zebra cross bersama orang-orang lainnya ketika alarm teleponku tiba-tiba berbunyi. “Tet ... tet ... tet ... “ suaranya keras sekali. Aku segera mematikannya ketika tiba-tiba terdengar suara hantaman keras dari depanku. Orang-orang menjerit dan akupun melihat sebuah bus mengerem dengan suara mendecit yang cumiakkan telinga. Di tengah jalan terbaring tubuh pria tua berlumuran darah dengan tongkat dan kaca mata hitam yang remuk terlindas ban bus.
“Ia melompat begitu saja di tengah jalan!” seru sang sopir truk.
Astaga, apa pria tua ini bunuh diri? Malang sekali nasibnya.
OBAT BIUS
Aku pergi ke dokter gigi saat itu dan ia memberikanku obat anastesi. Ia mengatakan bahwa aku tak boleh makan apapun sebelum efek anastesi obat tersebut hilang. Namun sepulang dari dokter gigi, aku mendapatkan undangan jamuan makan di restoran. Tentu saja aku tak bisa menolaknya bukan?
Begitu aku mencoba mencicipi makanan dan minuman itu, barulah aku mengerti kenapa si dokter melarangku makan. Rupanya obat bius itu mematikan seluruh saraf di mulutku. Aku tak bisa merasakan apapun, termasuk rasa makanannya. Ah, sampah! Padahal hidangannya adalah steak yang kelihatannya amat lezat. Namun apa boleh buat, aku terus saja makan dan makan walapun itu berati aku hanya terus mengunyah dan menelan tanpa bisa merasakan apa yang aku santap.
Namun setelah efek obat bius habis, aku mulai merasa kesakitan.
PENCURI SEMANGKA
Seorang petani semangka merasa resah sebab ada seseorang yang mencuri dan memakan buah2 semangkanya dari ladang tiap malam.
Setelah berpikir semalaman suntuk, akhirnya ia mendapatkan ide untuk mencegah pencuri itu mengulangi aksinya. Ia menaruh sebuah papan peringatan di ladangnya.
“BAHAYA: jangan makan semangka dari ladang ini! Ada satu semangka yang mengandung racun potasium sianida!”
Tentu saja ia tak benar-benar memasukkan racun ke dalam semangkanya, namun ia melakukannya dengan harapan si pelaku menjadi takut dan jera. Sang petani puas ketika mengetahui tak ada satupun semangka yang dicuri keesokan harinya, namun ia menemukan corat-coret di papan peringatan itu.
“Sekarang ada dua.”
MATA YANG MENAKUTKAN
Aku tinggal sendirian di sebuah apartemen studio [sebuah apartemen dengan hanya satu kamar yang luas tanpa penyekat.
Kamarku terletak di lantai 12 dan aku sangat menyukainya sebab pemandangannya sangatlah bagus.
Aku sedang menata rambutku di cermin besar yang ada di kamarku ketika kejadian menakutkan itu terjadi. Aku melihat wajah seorang wanita di belakangku.
Wanita itu berambut panjang seperti Sadako dan memiliki tatapan mata yang sangat mengerikan.
Akupun menoleh secara refleksi ke arah belakangku, namun tak ada apapun di sana. Aku hanya melihat pemandangan yang indah dari jendelaku.
Apa aku tadi salah lihat? Tidak, aku tadi jelas melihatnya.
Wanita itu jelas sedang menatapku dari belakangku.
Apa ... apa itu hantu?
Tiba-tiba terdengar suara, “Braaak!!!”
Jantungku terasa berhenti berdetak ketika mendengar suara itu. Apa itu suara mobil atau sepeda?
Aku juga mendengar suara sirine dari kejauhan.
Ah, itu semua tidak penting, pikirku. Aku baru saja melihat hantu! Hantu ternyata benar-benar ada!
CERMIN DI LIFT
Aku berkunjung ke apartemen temanku yang sangat percaya takhyul. Ia bercerita tentang urban legend yang berkaitan dengan cermin. Ia mengatakan apabila kita menghadapkan dua cermin dan kita berkaca di cermin itu, maka kita akan membuka gerbang dunia lain. Ah, omong kosong, pikirku.
Namun begitu aku hendak pulang dan berada di lift apartemennya (ia mengantarku turun), aku menyadari bahwa ada cermin besar di bagian belakang elevator, menghadap ke punggungku.
“Hei, ayo kita coba buktikan perkataanmu tadi.” kataku.
“Apa maksudmu?” tanyanya.
Aku mengeluarkan sebuah cermin rias dari tasku dan menghadapkannya ke cermin di belakang kami.
“Hei, jangan macam-macam!” katanya ketakutan.
“Ah, kau ini percaya sekali dengan takhyul.”
“Pokoknya tanggung sendiri resikonya. Aku nggak mau ikut campur!”
Aku berkaca di cermin yang kupegang.
“Pokoknya urban legend itu mengatakan jangan menoleh ke cermin yang ada di belakangmu, atau kau akan melihat sesuatu yang sangat menakutkan!”
“Ah, masa?” Dengan iseng aku menoleh ke belakang dan kecewa.
Di sana hanya ada refleksi wajahku dan punggung temanku itu.
“Ah, payah! Seram apaan? Nggak ada apa-apa, cuma bayangan normal.”
Pintu lift terbuka dan saat aku berjalan keluar, aku menyadari sesuatu.
“Oya, sepertinya tadi kacamataku ketinggalan di kamarmu.”
“Kamu ini pelupa sekali. Itu kan kacamatanya kamu pakai?”
“Oh ya?” aku segera memegang kacamataku yang memang sedang kupakai.
“Mungkin ini efek samping permainan kaca tadi: kamu jadi orang bego!”
“Ah, sialan kamu! Ya sudah, ketemu besok lagi ya?”
Aku melambai ke temanku itu, namun entah mengapa aku masih merasa tidak nyaman semenjak turun dari lift tadi.
Spoiler for Cerita 1:
CANCER
Aku pergi ke pasar malam dan tertarik masuk ke sebuah tenda peramal. “Pasti peramal jadi-jadian” pikirku. Aku tak pernah percaya pada ramalan, terutama ramalan bintang. Karena itu aku berniat masuk untuk menguji peramal itu dan membuktikan kebohongannya.
Waktu masuk, aku terkejut sebab peramal itu ternyata orang asing, tapi itu tak menyurutkan niatku.
“Bisakah kau menebak zodiakku?” tanyaku.
Peramal itu hanya menunjukku sambil berteriak, “Cancer!”
Cancer, hah? Peramal ini jelas-jelas tukang tipu. Bintangku adalah Aquarius, si pembawa air. Dengan tertawa aku berjalan keluar. Bisa melihat masa depan apanya, menebak bintangku aja tidak bisa.
“Cancer! Cancer!” Perawal itu masih terus berteriak dari dalam tenda.
Dasar orang gila! Aku kabur saja.
Spoiler for Cerita 2:
KISAH GADIS YANG MALANG
Di sekolahku ada seorang gadis yang terus-menerus dibully. Hingga suatu hari ia tak tahan lagi dan ditemukan bunuh diri di kamar mandi sekolah. Ia menyayat kedua pergelangan tangannya, di sebelahnya ditemukan surat, “Aku sudah tak mampu hidup lagi. Maafkan keputusanku ini.”
Gadis yang malang. Semoga setelah kejadian ini tak ada lagi kasus pem-bully-an di sekolahku.
Spoiler for Cerita 3:
SINYAL
Aku shock hari ini sebab aku melihat sebuah kecelakaan lalu lintas tepat di depan mataku. Seperti ini ceritanya. Aku hendak menyeberang dan lalu lintas saat itu sungguh padat. Aku menunggu lampu merah di depan zebra cross bersama orang-orang lainnya ketika alarm teleponku tiba-tiba berbunyi. “Tet ... tet ... tet ... “ suaranya keras sekali. Aku segera mematikannya ketika tiba-tiba terdengar suara hantaman keras dari depanku. Orang-orang menjerit dan akupun melihat sebuah bus mengerem dengan suara mendecit yang cumiakkan telinga. Di tengah jalan terbaring tubuh pria tua berlumuran darah dengan tongkat dan kaca mata hitam yang remuk terlindas ban bus.
“Ia melompat begitu saja di tengah jalan!” seru sang sopir truk.
Astaga, apa pria tua ini bunuh diri? Malang sekali nasibnya.
Spoiler for Cerita 4:
OBAT BIUS
Aku pergi ke dokter gigi saat itu dan ia memberikanku obat anastesi. Ia mengatakan bahwa aku tak boleh makan apapun sebelum efek anastesi obat tersebut hilang. Namun sepulang dari dokter gigi, aku mendapatkan undangan jamuan makan di restoran. Tentu saja aku tak bisa menolaknya bukan?
Begitu aku mencoba mencicipi makanan dan minuman itu, barulah aku mengerti kenapa si dokter melarangku makan. Rupanya obat bius itu mematikan seluruh saraf di mulutku. Aku tak bisa merasakan apapun, termasuk rasa makanannya. Ah, sampah! Padahal hidangannya adalah steak yang kelihatannya amat lezat. Namun apa boleh buat, aku terus saja makan dan makan walapun itu berati aku hanya terus mengunyah dan menelan tanpa bisa merasakan apa yang aku santap.
Namun setelah efek obat bius habis, aku mulai merasa kesakitan.
Spoiler for Cerita 5:
PENCURI SEMANGKA
Seorang petani semangka merasa resah sebab ada seseorang yang mencuri dan memakan buah2 semangkanya dari ladang tiap malam.
Setelah berpikir semalaman suntuk, akhirnya ia mendapatkan ide untuk mencegah pencuri itu mengulangi aksinya. Ia menaruh sebuah papan peringatan di ladangnya.
“BAHAYA: jangan makan semangka dari ladang ini! Ada satu semangka yang mengandung racun potasium sianida!”
Tentu saja ia tak benar-benar memasukkan racun ke dalam semangkanya, namun ia melakukannya dengan harapan si pelaku menjadi takut dan jera. Sang petani puas ketika mengetahui tak ada satupun semangka yang dicuri keesokan harinya, namun ia menemukan corat-coret di papan peringatan itu.
“Sekarang ada dua.”
Spoiler for Cerita 6:
MATA YANG MENAKUTKAN
Aku tinggal sendirian di sebuah apartemen studio [sebuah apartemen dengan hanya satu kamar yang luas tanpa penyekat.
Kamarku terletak di lantai 12 dan aku sangat menyukainya sebab pemandangannya sangatlah bagus.
Aku sedang menata rambutku di cermin besar yang ada di kamarku ketika kejadian menakutkan itu terjadi. Aku melihat wajah seorang wanita di belakangku.
Wanita itu berambut panjang seperti Sadako dan memiliki tatapan mata yang sangat mengerikan.
Akupun menoleh secara refleksi ke arah belakangku, namun tak ada apapun di sana. Aku hanya melihat pemandangan yang indah dari jendelaku.
Apa aku tadi salah lihat? Tidak, aku tadi jelas melihatnya.
Wanita itu jelas sedang menatapku dari belakangku.
Apa ... apa itu hantu?
Tiba-tiba terdengar suara, “Braaak!!!”
Jantungku terasa berhenti berdetak ketika mendengar suara itu. Apa itu suara mobil atau sepeda?
Aku juga mendengar suara sirine dari kejauhan.
Ah, itu semua tidak penting, pikirku. Aku baru saja melihat hantu! Hantu ternyata benar-benar ada!
Spoiler for Cerita 7:
CERMIN DI LIFT
Aku berkunjung ke apartemen temanku yang sangat percaya takhyul. Ia bercerita tentang urban legend yang berkaitan dengan cermin. Ia mengatakan apabila kita menghadapkan dua cermin dan kita berkaca di cermin itu, maka kita akan membuka gerbang dunia lain. Ah, omong kosong, pikirku.
Namun begitu aku hendak pulang dan berada di lift apartemennya (ia mengantarku turun), aku menyadari bahwa ada cermin besar di bagian belakang elevator, menghadap ke punggungku.
“Hei, ayo kita coba buktikan perkataanmu tadi.” kataku.
“Apa maksudmu?” tanyanya.
Aku mengeluarkan sebuah cermin rias dari tasku dan menghadapkannya ke cermin di belakang kami.
“Hei, jangan macam-macam!” katanya ketakutan.
“Ah, kau ini percaya sekali dengan takhyul.”
“Pokoknya tanggung sendiri resikonya. Aku nggak mau ikut campur!”
Aku berkaca di cermin yang kupegang.
“Pokoknya urban legend itu mengatakan jangan menoleh ke cermin yang ada di belakangmu, atau kau akan melihat sesuatu yang sangat menakutkan!”
“Ah, masa?” Dengan iseng aku menoleh ke belakang dan kecewa.
Di sana hanya ada refleksi wajahku dan punggung temanku itu.
“Ah, payah! Seram apaan? Nggak ada apa-apa, cuma bayangan normal.”
Pintu lift terbuka dan saat aku berjalan keluar, aku menyadari sesuatu.
“Oya, sepertinya tadi kacamataku ketinggalan di kamarmu.”
“Kamu ini pelupa sekali. Itu kan kacamatanya kamu pakai?”
“Oh ya?” aku segera memegang kacamataku yang memang sedang kupakai.
“Mungkin ini efek samping permainan kaca tadi: kamu jadi orang bego!”
“Ah, sialan kamu! Ya sudah, ketemu besok lagi ya?”
Aku melambai ke temanku itu, namun entah mengapa aku masih merasa tidak nyaman semenjak turun dari lift tadi.
0
3.7K
Kutip
15
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.1KThread•83.4KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru