Jakarta - Salah satu kelompok relawan garis keras, Projo (Pro Jokowi) digadang-gadang akan dijadikan partai menyusul adanya tekanan dari PDIP terkait perkara Komjen Budi Gunawan.

Menurut Ketua DPP Projo, Budi Arie, semua itu tergantung rakyat."Kita mengalir. Biarkan Projo menjemput takdir sejarahnya sendiri. Apakah betul rakyat membutuhkan partai baru, kita lihat nanti," ujar Budi usai acara konsolidasi gabungan relawan Jokowi-JK di Perpustakaan Nasional, Salemba, Jakpus, Jumat (13/2/2015) malam.

Projo sendiri saat ini telah memiliki DPC-DPC di 34 Provinsi yang ada di Indonesia. Selain berbadan hukum, Projo memiliki struktural yang jelas. Meski begitu, untuk saat ini Projo masih akan memberikan dukungannya kepada Jokowi sebagai ormas."Pokoknya Projo akan tetap mengawal Jokowi dalam bentuk ormas, tapi jadi partai atau nggaknya nanti itu tergantung rakyat. Lagipula bedanya ormas sama parpol kan cuma ormas nggak ada perwakilan aja di DPR dan pemerintahan. Dukungan dan sikap politiknya tetap sama," kata Budi.

Wacana pembentukan parpol dari sayap-sayap kelompok pendukung Jokowi mendapat sambutan yang cukup baik. Salah satu tokoh relawan Jokowi, Sandyawan Sumardi pun mengungkapkan tanggapan positifnya."Kita berpegang teguh pada jiwa nawacita. Kalau kita jd parpol juga nggak apa-apa, tapi harus beda dengan parpol yang sekarang yang underbow. Kalau nggak, nanti kita akan pingsan terlebih dahulu sebelum memulai," ucap pria yang akrab disapa Romo Sandy itu dalam forum konsolidasi.

Sementara itu, para relawan ini menyatakan sikap tetap akan berdiri di belakang Jokowi untuk mendukung. Terkait soal penetapan Komjen BG sebagai Kapolri apa tidak, mereka pun menyerahkan semuanya kepada mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Para relawan berkumpul untuk menyusun manifesto untuk mengawal nawacita Jokowi-JK. Mereka merasa prihatin dengan banyaknya tekanan kepada Jokowi termasuk dari partai pengusungnya, PDIP, yang berpotensi mengganggu nawacita.Relawan mengingatkan bahwa saat ini Jokowi adalah milik rakyat, bukan petugas partai seperti yang disebutkan oleh beberapa politisi partai banteng merah tersebut."Jokowi bukan lagi milik kita, bukan lagi milik relawan, bukan lagi milik partai pendukungnya PDIP, bukan lagi milik KIH, apalagi milik KMP, tapi (Jokowi adalah) milik rakyat. Tidak ada seorang pun yang boleh mengatakan presiden adalah sebuah petugas," tegas Ketua Duta Jokowi, Johanes Joko dalam kesempatan yang sama."Kalau hanya sekadar mengantar Jokowi jadi presiden itu sudah selesai tapi bagaimana kita mencapai harapan dan mimpi melalui nawacita untuk kita kawal. Tugas Kita blm slesai. Kita punya tanggung jawab moral, bahwa kita dulu yang menawarkan ke masyarakat tentang nawacita, menawarkan untuk memiliki Jokowi. Tidak ada pilihan lain, mari kita kawal pak Jokowi, baik di dalam maupun luar istana," sambungnya.

Desas-desus kelompok relawan Jokowi akan membentuk partai menjadi polemik beberapa waktu belakangan ini. Kegeraman relawan kepada PDIP karena menekan Jokowi akhirnya memunculkan wacana tersebut. Meski begitu, PDIP tak banyak merespon isu tersebut.

Eksistensi Projo sendiri terbilang cukup kuat dalam menunjukkan dukungannya terhadap sang jawara. Bendera-bendera Projo bertebaran di sejumlah titik Ibukota dengan background berwarna merah seperti PDIP namun gambar Jokowi yang terpampang di dalamnya. Seperti tampak di flyover Matraman, Jakpus, di mana puluhan bendera Projo berjejer rapi di sepanjang flyover tersebut.

http://m.detik.com/news/read/2015/02/14/050608/2832976/10/2/

Iya deh segera bikin partai baru,biar kebagian jatah
Selalu mengatasnamakan rakyat, rakyat yg mana tuhh
All hail air kobokan, kritis dikit napa