Lahir sebagai anak kembar tentunya sangat menyenangkan. Hal itulah yang juga dirasakan oleh saudara kembar Peder dan Steen Mondrup. Sayangnya, kakak beradik ini punya keberuntungan yang berbeda.

Peder yang lahir lebih dulu dibanding sang adik ini mengalami kerusakan otak sejak lahir. Tubuhnya lumpuh dan nyaris kesulitan bergerak. Sementara Steen dilahirkan dengan kondisi yang lebih beruntung. Dia bisa melihat dunia dengan fisik yang lebih kuat.

Meski begitu, Steen tidak lantas membiarkan sang kakak hanya berbaring di dalam kamar. Steen selalu melibatkan Peder dalam segala kegiatan yang dilakoninya. Mulai dari keseharian hingga perlombaan berat sekelas triathlon.

Keduanya saling berbagi semangat. Dua badan dalam satu perlombaan itu tidak ada yang merasa dibebankan. Lihat saja ketika Steen melibatkan sang kakak yang berbaring di perahu karet mengarungi laut, berbaring menanjaki bukit, hingga menyusuri jalan dengan sepeda tandem. Keduanya selalu berdampingan.

Podium atau piala bukanlah kemenangan sesungguhnya bagi mereka. Kemenangan sebenarnya adalah perhatian satu sama lain dan bagaimana keduanya mengatasi keterbatasan yang melekat.