Lain ladang lain pemiliknya lain lubuk lain pengelolanya Peribahasa tersebut memang benar, lain Singapura lain juga Belanda dalam hal menangani masalah perluasan wilayah. Banyaknya tuntutan pemukiman untuk keperluan tempat tinggal penduduk namun dengan luas lahan terbatas, terpaksa membuat kedua negeri tersebut berfikir bagaimana cara untuk mengatasinya. Resources di Eropa tidak semelimpah di Asia. Jika singapura dengan gampangnya melakukan reklamasi pantai dengan bantuan jin memindahkan tanah dari Indonesia, maka tidak dengan Belanda yang harus berfikir dan berjuang keras. Nah disini ane akan bahas bagaimana Belanda menjadi kreatif karena permasalahan yang dihadapinya.

Ada pepatah Belanda yang bilang bahwa “Tuhan menciptakan seluruh muka bumi kecuali Belanda. Karena Belanda diciptakan oleh orang Belanda sendiri”. Memang terkesan melebih-lebihkan dan angkuh sih, tapi jika melihat negeri kincir angin tersebut beratus tahunlalu, mau tidak mau kita mengangguk-angguk setuju. Ya, orang Belanda berhasil “menciptakan” negerinya sendiri melalui teknologi pengelolaan air yang hebat.
Semuanya bermula dari kondisi topografis Belanda yang sebagian besar terletak di bawah permukaan laut dan berada di delta muara sungai-sungai besar di Eropa. Ingat belanda = Netherland berarti tanah rendah. Kondisi tersebut menjadikan penduduk Belanda bermusuhan dengan air. Air yang melimpah dengan kondisi topografis yang berada di bawah permukaan laut menyebabkan Belanda berlangganan banjir hampir setiap tahunnya. Pada tahun 1953 banjir besar pernah melanda Belanda. korban jiwa akibat banjir ketika itu sangat besar, yakni lebih dari 1800 korban. Puluhan ribu sapi dan ternak tenggelam bahkan ribuan rumah juga lahan pertanian menjadi rusak. Sebuah bencana yang membuat penduduk Belanda tidak ingin mengalaminya lagi. Untuk mencegah hal itu terjadi maka dilahirkan mega proyek “Delta Works”.

Deltaworks merupakan sistem pertahanan banjir sepanjang Laut Utara yang terdiri dari 13 bendungan raksasa dan menghabiskan waktu 30 tahun. Bendungan dengan konstruksi paling rumit yang masuk ke dalam 7 wonders of the modern world ini menghabiskan cukup banyak dana dalam risetnya, terutama dalam hal meriset teknologi dan cara-cara baru dalam menangani permasalahan banjir di masa datang. Bukannya melakukan analisa terhadap bencana banjir yang telah berlalu, Delta Works justru membuat suatu konsep baru dalam penanggulangan banjir, yang dinamakan “Delta Norm”. Secara garis besar, Delta Norm bekerja dengan melakukan identifikasi awal terhadap daerah-daerah yang utama yang harus dilindungi dari banjir menggunakan perhitungan statistika atas besar kerusakan terhadap properti, lost production, juga jumlah korban jiwa. Pembangunan awal bendungan dan tanggul pun kemudian difokuskan di daerah-daerah tersebut.