Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • HOOREEEEEEEE MR.PRESIDEN SUDAH DEAL MOBNAS PROTON. MOBNAS ESEMKA BIJIMANE YAAH

mrsepiAvatar border
TS
mrsepi
HOOREEEEEEEE MR.PRESIDEN SUDAH DEAL MOBNAS PROTON. MOBNAS ESEMKA BIJIMANE YAAH
HOOREEEEEEEE MR.PRESIDEN SUDAH DEAL MOBNAS PROTON. MOBNAS ESEMKA BIJIMANE YAAH


JAKARTA – jawa post 07/02/5. Kunjungan Presiden Jokowi ke Malaysia ternyata membawa misi khusus yang luput dari penciuman media. Di negeri jiran itu, presiden berusaha mewujudkan mobil nasional (mobnas) dengan menggandeng produsen otomotif kebanggaan Malaysia, Proton.

Terobosan Jokowi itu sepertinya ingin meniru langkah Presiden Soeharto pada era 1996–1998. Saat itu Indonesia menggandeng KIA dari Korea Selatan untuk membangun industri mobil Timor dan Cakra yang akhirnya tenggelam seiring dengan lengsernya kekuasaan Soeharto.

Juru Bicara Kemenlu Michael Tene yang ikut dalam rombongan presiden di Malaysia membenarkan bahwa telah ada MoU seputar mobnas dengan Proton kemarin. ”Iya, memang direncanakan,” kata Michael saat dihubungi Jumat (6/2).

MoU itu dilakukan antara produsen mobil Malaysia, Proton Holdings Bhd, dan perusahaan yang mewakili Indonesia, PT Adiperkasa Citra Lestari. Perusahaan itu memang baru terdengar, namun tidak demikian Chief Executive Adiperkasa Abdullah Mahmud (A.M.) Hendropriyono.

Turut menyaksikan penandatanganan MoU, antara lain, Presiden Jokowi, Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak, pemimpin Proton Tun Dr Mahathir Mohamad, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim, dan Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Herman Prayitno. Tak disebutkan detail kesepakatan, termasuk insentif yang bakal didapat Proton dari kerja sama dengan Adiperkasa.

Mengutip Berita Harian Malaysia edisi Jumat (6/2), selama ini Hendropriyono dikenal sebagai mantan kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Hendropriyono, yang juga mantan penasihat Tim Transisi Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla, ternyata berniat mengembangkan mobnas di Indonesia. ”Kerja sama ini merupakan langkah besar bagi industri otomotif Indonesia. Selain itu, akan membuka lapangan kerja yang luas bagi rakyat Indonesia,” ujar Hendropriyono. Dengan keahlian yang dimiliki serta kesamaan budaya, purnawirawan jenderal yang dipolisikan atas kasus Talangsari itu yakin bahwa Proton bisa membantu melatih dan meningkatkan kemahiran tenaga kerja ahli untuk pasar otomotif Indonesia.

Bagaimana tanggapan pelaku industri otomotif di tanah air? Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto menyatakan belum mengetahui adanya MoU antara Presiden Jokowi dan produsen mobil Malaysia, Proton, untuk pengembangan mobnas. ”Kami belum tahu. Karena mobil nasional itu memang inisiatifnya dan targetnya dari pemerintah,” ujarnya.

Dia mengaku kaget dengan keputusan pemerintah yang tiba-tiba memilih Proton sebagai mitra untuk menciptakan mobnas. Namun, Gaikindoakan mengikuti jika hal itu sudah menjadi keputusan pemerintah. ”Potensi pasarnya memang menggiurkan. Siapa saja boleh bersaing. Apalagi, nanti kita masuk Masyarakat Ekonomi ASEAN,” tutur dia.

Menurut Jongkie, kriteria mobnas tidak ada lagi sejak dihapusnya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 1996 tentang Pembangunan Industri Mobil Nasional. ”Saat itu krisis 1998 dan Indonesia kalah di WTO (World Trade Organization), diminta mencabut inpres itu. Jadi, sekarang tidak ada lagi definisi pasti mobil nasional itu seperti apa,” kata dia.

Karena itu, dia menyarankan pemerintah membuat inpres baru tentang kriteria yang wajib dipenuhi. Antara lain merek, pemegang saham wajib lokal, dan tingkat kandungan komponen dalam negeri yang harus dipenuhi dalam beberapa tahun. ”Sehingga kerja sama dengan Proton menjadi jelas,” tambahnya.

Jongkie menilai, Indonesia masih punya kesempatan untuk memiliki mobnas, tapi tetap membutuhkan dana investasi yang besar dan pengembalian investasi jangka panjang. ”Pertama, mengembangkan sendiri mobil itu dari nol. Insinyur Indonesia jago-jago, pasti bisa melakukan itu. Tetapi, waktu yang dibutuhkan tidak sebentar, bisa bertahun-tahun,” sebut dia.

Cara kedua relatif bisa mempersingkat waktu, yakni membeli teknologi milik merek-merek global yang sudah eksis di pasar. Cara itu dilakukan Hyundai dan Proton ketika membeli teknologi salah satu sedan milik Mitsubishi Motors Jepang. ”Istilahnya menyontek model yang sudah ada untuk pengembangan model-model lain,” terangnya.

Indonesia wajib meminta klausul pengembangan desain (redesign) supaya bisa dikembangkan menjadi mobnas. ”Masalahnya, membeli hak paten dan teknologi suatu merek itu pasti mahal sekali. Tapi, kalau sudah bisa desain ulang, hasilnya seperti sekarang. Hyundai dikenal sebagai merek dari Korsel, Proton dikenal sebagai produk dari Malaysia,” ucap dia. (dyn/wir/c11/kim)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah Indonesia membuka kerja sama pengembangan mobil nasional (mobnas) dengan pabrikan asal Malaysa, Proton. Kerja sama ini dimulai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Proton dengan PT Adiperkasa Citra Lestari (Adiperkasa) untuk membantu Indonesia belajar membangun, mengembangkan, dan memproduksi mobnas.

Penandatanganan MoU itu disaksikan Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (6/2/2015). Kehadiran Jokowi mengindikasikan dukungan pengembangan mobnas Indonesia oleh Proton.

Kedua perusahaan akan melakukan studi kelayakan dalan mengembangan proyek mobnas di Indonesia. Jika penelitian menunjukkan proyek ini layak, maka perusahaan akan menandatangani perjanjian usaha patungan.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan tidak masalah bila pemerintah menunjuk Proton sebagai pemegang proyek pengembangan mobil nasional. Pasalnya apapun hasil dari mobnas itu nanti, tetap masyarakat sebagai konsumen yang akan memilih.

"Saya sebenarnya belum tahu detail mengenai persoalan ini. Tapi, menurut saya itu tidak masalah. Mobil nasional sudah pernah bergulir dulu, tapi lihat bagaimana nasibnya sekarang. Ini tentu dikembalikan lagi kepada masyarakat yang dalam hal ini sebagai konsumen," jelas Rizwan Alamsjah, Ketua IV Gaikindo, kepada wartawan, Jumat (6/2/2015).

Rizwan yang juga menjabat sebagai Exekutive Marketing Director PT KTB melanjutkan, para produsen yang sudah ada sekarang tentunya akan bertindak sebagai pesaing saja. Bagaimana nasib mobnas nanti, tentu itu akan ditentukan oleh konsumen.

"Kami sebagai Gaikindo menyambut baik, karena ini menyehatkan persaingan. Pasar otomotif terus tumbuh, jadi silahkan saja ikut bermain. Kenapa mereka (Proton) mau masuk, karena pasar Indonesia itu sangat baik. mereka pastinya ingin eksis dan tumbuh," tutup Rizwan.

# BUKANURUSANSAMPEANBRO
Diubah oleh mrsepi 08-02-2015 07:30
0
6.6K
72
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread83.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.