Quote:
From detiknews
Jakarta - Ada sekitar 300-an teks kuno yang memiliki nilai bersejarah di RI kini tersebar di berbagai lembaga di Inggris. Bila teks itu dikembalikan ke Indonesia, sanggupkah merawatnya?
Keraguan ini dilontarkan antropolog dan sosiolog dari Jerman, Werner Kraus, yang juga menjadi kurator di pameran 'Aku Diponegoro'. Werner pernah melihat manuskrip dan lukisan yang dikembalikan ke Indonesia, kondisinya sekarang sudah hampir hancur.
"Karena tidak dirawat dengan baik oleh pemerintah Indonesia. Padahal manuskrip ini sangat banyak di Inggris," ujar Werner yang juga Direktur Pusat Seni Asia Tenggara yang menangani arsip pada seni Indonesia modern ini, dalam Curator's Talk pameran 'Aku Diponegoro' di Galeri Nasional, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Jumat (6/2/2015).
Sedangkan sejarawan asal Inggris Peter BR Carey menambahkan, ada sekitar 300 teks kuno Indonesia yang ada di Inggris. Usaha untuk menginventarisasinya, diterbitkan katalog manuskrip teks kuno.
"Ada yang dari Banten, Aceh. Surat yang ditulis Sultan Iskandar Muda juga ada, macam-macam. Banyak hal yang luar biasa, itu tersimpan di Oxford, Cambridge, Dublin, London, British Museum," imbuhnya.
Namun, beberapa pihak yang berkepentingan pada teks kuno itu, seperti Keraton Yogyakarta malah menerima naskahnya dirawat di Inggris, dengan syarat mereka diberikan akses pada naskah itu. Mengenai perawatan naskah kuno ini, Peter mengatakan tahun 1989 pernah memberikan naskah tentang tari bedoyo dalam bentuk microfilm pada perpustakaan di Keraton.
"Sekarang microfilm itu sudah tak bisa dibaca lagi, sudah rusak berat. Tapi di sini, di Perpustakaan Nasional, bisa dibaca, karena dirawat," jelasnya.