Suka Duka Menjadi Staf Desa di Kampung Sendiri (Sebuah Pengalaman Masa Lalu)

Beranda

...

The Lounge
Suka Duka Menjadi Staf Desa di Kampung Sendiri (Sebuah Pengalaman Masa Lalu)

milanistilombok

29-09-2014 23:39

Suka Duka Menjadi Staf Desa di Kampung Sendiri (Sebuah Pengalaman Masa Lalu)

[CENTER]

[/CENTER]

Quote:

Spoiler for :

Quote:

MUKADDIMAH

Image courtesy of buruhmigran.or.id

Sebelum bekerja di tempat ane yang sekarang, selama kurang lebih dua tahun ane pernah bekerja sebagai staf desa di Kampung ane sendiri. Karena waktu itu ada tawaran dan ane juga belum bekerja setelah lulus kuliah, ane menerimanya, hitung-hitung mencari pengalaman dan juga bisa menghasilkan uang jajan, maklum waktu itu ane belum menikah dan masih tinggal dengan orang tua. Selama kurang lebih dua tahun ane bekerja disana ada banyak suka duka yang ane alami, dan dalam kesempatan ini, melalui thread sederhana ini ane akan sedikit menceritakan seperti apa suka dukanya. Ane percaya diantara sekian banyak Kaskuser yang membaca ada yang pernah mengalaminya juga, kalaupun tidak anggaplah ini sebagai sebuah tambahan informasi atau sekedar bahan bacaan saja.

Semoga thread sederhana ini bisa Bermanfaat

Quote:

Suka Duka Menjadi Staf Desa di Kampung Sendiri

Quote:

Sebuah Kebanggan

Image courtesy of classic27disco.blogspot.com

Bekerja di Kampung sendiri bagi ane adalah sebuah kebanggaan, kapan lagi ane bisa membangun kampung ane sendiri, ane bisa mencurahkan fikiran serta tenaga disana meskipun andilnya masih dalam skala kecil, tapi itu benar-benar nyata, bukan hanya sekedar kata dan keinginan. Dulu ketika ane masih kuliah ane pernah ditanya, kamu nanti setelah lulus mau kerja dimana ? Ane menjawab “Ane pengen pulang ke kampung halaman, membangun daerah ane sendiri” dan akhirnya kata itu menjadi nyata, meski hanya dalam hitungan 2 tahun.

Quote:

Dekat Dengan Rumah dan Keluarga

Image courtesy of republika.co.id

Namanya juga kerja di kampung sendiri, pastilah tempat tinggal dan kantor sangat dekat, ane tidak perlu mengeluarkan uang untuk transport, bahkan untuk makan ane bisa pulang kapan saja. Selain itu ane juga tetap tinggal di kampung sendiri yang artinya tidak jauh dengan keluarga, kapan saja ane bisa mengunjungi mereka dan mereka juga bisa mengunjungi ane.

Quote:

Sudah Mengenal Lingkungan dan Masyarakat

Image courtesy of republika.co.id

Karena ane dilahirkan dan tumbuh besar di kampung ane sendiri, maka ketika ane bekerja disana ane tidak perlu lagi untuk beradaptasi, ane sudah hafal betul dengan lingkungan dan masyarakat disana dengan segala kelebihan dan kekurangannya, selain itu, ane juga tidak perlu memperkenalkan diri karena mereka sudah mengenal ane juga.

Quote:

Harus Selalu Siap 24 Jam

Image courtesy of motivagift.wordpress.com

Menjadi staf desa itu berarti harus selalu siap bekerja 24 jam, memang jam kantor yang sebenarnya sudah jelas, namun terkadang bisa saja ada permasalahan penting dan genting yang harus dikerjakan diluar jam kantor, bahkan dihari libur sekalipun, itulah resikonya mengabdi dan bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Quote:

Pusat Perhatian

Image courtesy of 10507276.blog.unikom.ac.id

Menjadi staf desa di Kampung sendiri artinya kita harus siap menjadi pusat perhatian, apalagi di kampung, staf desa dianggap sebagai contoh dan teladan, artinya segala sikap harus selalu kita jaga, baik di kantor ataupun di luar kantor. Kemana saja kita pergi kita akan disapa dan kita juga harus mengayapa masyarakat, gerak gerik kita selalu diawasi dan tutur kata serta sopan santun harus tetap kita dijaga. Karena kita sudah dikenal dan terkenal di masyarakat, maka jika ada acara kita pasti akan mendapatkan undangan, itu adalah salah satu contoh kecil bahwa kita dihormati dan diingat oleh mereka.

Quote:

Harapan Yang Tinggi

Image courtesy of kompasiana.com

Namanya juga kita bekerja di kampung sendiri, kita pasti sudah dikenal oleh masyarakat dengan segala kebaikan dan keburukan menurut versi mereka, harapan mereka tentu saja sangat tinggi, baik atau buruknya kinerja kita selama bekerja disana akan tetap membekas dengan nyata, hal ini bisa menjadi sebuah pelecut dan penambah semangat untuk lebih baik dalam bekerja, namun itu juga menjadi sebuah beban, kesalahan sekecil apapun harus selalu kita coba hindari.

Quote:

Penuh dengan Dilema

Image courtesy of baltyra.com

Menjadi abdi masyarakat, apalagi di kampung sendiri penuh dengan dilema, baik atau buruknya masyarakat semua kita ketahui. Dalam membuat keputusan pun harus penuh dengan pertimbangan karena menyangkut orang kampung sendiri. Disinilah dilema besar itu akan kita rasakan, terkadang kita juga harus bemain dengan perasaan, contoh kecil saja jika ada masyarakat ingin membuat surat keterangan, pasti mereka meminta harus cepat, padahal kita juga prosedur yang haru dijalankan, atau ketika ada bantuan ini itu, kita harus benar-benar jeli memilah dan memilih siapa saja yang berhak untuk mendapatkannya, salah sedikit saja, maka kita akan siap-siap menjadi pihak yang disudutkan.

Quote:

Efek Buruk Sudah dikenal Masyarakat

Image courtesy of sbelen.wordpres.com

Karena kita sudah dikenal oleh masyarakat, terkadang mereka menjadi tidak segan dan kita dianggap biasa-biasa saja, bahkan cenderung kita dilawan oleh mereka meskipun jelas-jelas mereka salah. Contoh kecil ketika yang ane alami waktu itu adalah pernah suatu hari ane diperintah oleh kepala desa untuk menegur orang tua yang menjual minuman keras tradisional di kampung, ketika ane menegur si orang tua itu menjawab : “Kamu siapa ? anak Kemarin Sore aja kok berani negur saya, kamu tahu ? dulu waktu kamu sunatan, saya yang gendong kamu”
Mendapati jawaban seperti itu membuat ane berfikir, ternyata terlalu dikenal tidak selamanya memudahkan pekerjaan, bahkan mereka menjadi tidak ada rasa segan.