Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

wakawaka2012Avatar border
TS
wakawaka2012
[piye toh jok]Pemerintah Terus Tambah Utang
Pemerintah Terus Tambah Utang

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain hobi menggenjot penerimaan pajak, pemerintah juga ngebut menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) pada awal tahun ini demi menambal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015.

Dengan strategi penerbitan obligasi mulai awal tahun (front loading), pemerintah sudah menerbitkan seperempat dari target bruto 2015. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan mencatat, per 2 Februari 2015, total penerbitan SUN mencapai Rp 91,73 triliun. Ditambah hasil lelang pada 3 Februari, total jenderal Rp 107,73 triliun atau setara 25,01 persen dari target penerbitan SUN bruto yang dalam APBN 2015 mencapai sebesar Rp 430,66 triliun.

Dalam Rancangan APBN-Perubahan (RAPBN-P) 2015, target penerbitan bruto surat utang negara naik menjadi Rp 460 triliun. Namun RAPBN-P masih dibahas dan belum disahkan DPR. Pemerintah memang sangat agresif menerbitkan SUN di awal tahun karena memanfaatkan momentum turunnya yield. “Pemerintah menerbitkan SUN dalam jumlah besar sehingga cost of fund rendah,” ujar Head of Debt Research Danareksa Sekuritas Yudistira Slamet.

Ia memprediksi, pada akhir semester I-2015, penerbitan SUN bisa mencapai 60 persen-70 persen dari target bruto. Dengan catatan, minat investor asing tetap tinggi. Strategi front loading menyebabkan pasokan SUN cukup melimpah. Tapi hati-hati, per 4 Februari 2015, porsi asing di SUN kian gemuk, yakni 40 persen dari nilai outstanding. Artinya, tingkat volatilitas pasar akan semakin tinggi.

Menurut Global Markets Financial Analyst Manager Bank Internasional Indonesia, Anup Kumar, strategi front loading memang disokong permintaan asing yang cukup besar. “Bisa dibilang suporter utama dari investor asing,” ujar Kumar. Ia menilai, penurunan yield tidak akan berlangsung lama. Jadi, investor asing bakal cepat merealisasikan keuntungan (profit taking).

Kumar menduga, yield SUN tenor 10 tahun yang Kamis (5/2/2015) di level 7,01 persen, akan naik ke 8,1 persen pada akhir kuartal I-2015 dan di level 8,4 persen pada akhir tahun. Yield juga bisa terkerek kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) dan babak baru ketegangan Yunani di Zona Eropa. Sementara, volatilitas pasar SUN dipengaruhi kinerja rupiah.

Jika rupiah terdepresiasi, pasar SUN langsung bergejolak. Yudistira menyarankan, investor domestik menunggu penerbitan SUN seri acuan 2016 yang mungkin terbit September atau Oktober 2015. Seri baru ini bakal likuid di 2016 dan berpotensi memberi capital gain. (Noor Muhammad Falih)

http://bisniskeuangan.kompas.com/rea...campaign=Khlwp

ternyata sama aja kaya2 presiden sebelumnya emoticon-Ngakak (S)
9ndak ada yg istimewa) biasa2 aja emoticon-Ngakak (S)

0
2.5K
34
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.2KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.