Quote:
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengunggah potongan puisinya yang berjudul Menang di halaman media sosial Facebook. Ketua Umum Partai Demokrat ini juga mengunggah sebuah gambar berlatar bangunan Colloseum di Roma.
"Perjalanan manusia bukan bulan purnama, juga bukan seindah jalan ke Roma yang tak kenal badai dan goda," demikian penggalan puisi SBY.
Dalam halaman tersebut, tak ada keterangan tambahan soal alasan SBY tiba-tiba mengunggah puisinya itu. Belum ada kepastian juga kaitan antara puisi tersebut dan kondisi pemerintahan Joko Widodo yang berada di tengah polemik pemberantasan korupsi.
Meski demikian, sebagian besar dari 1.133 akun yang memberikan komentar mengaitkan puisi SBY dengan bobroknya kepemimpinan Jokowi selama tiga bulan pertama. Jokowi dinilai telah gagal menjadi pengganti SBY dan Presiden Indonesia. Kekecewaan kepada Jokowi mulai tumbuh terutama setelah proses kriminalisasi terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Hormat, Pak! Belum ada tiga bulan ditinggal Bapak, negara ini udah tak ada wibawanya, presiden sekarang cuma tukang stempel, kami kangen dengan kepemimpinan Bapak, semoga Bapak tetap sehat, amin," tulis akun Fatkhul Rohman.
SBY yang dulu selalu mendapat kritik dan cemooh karena gaya kepemimpinannya yang lambat seolah menjadi sosok yang dirindukan. Beberapa akun, seperti Salahuddin Keren, berkomentar, saat SBY jadi presiden, badai begitu keras hingga semua media dan orang menghujat, tapi dia mampu melewatinya dengan baik. Benturan KPK-Polri terjadi pada pemerintahan SBY, tapi dapat diselesaikan.
"Bapak SBY memang presiden berlatar belakang militer, namun sama sekali tidak menggunakan tangan besinya untuk melumpuhkan lawan politik. Salut sama Pak SBY," tulis Salahuddin, yang mendapat like dari 313 akun.
Posting-an puisi SBY sendiri mendapat like dari 55.340 akun dan telah dibagikan oleh sekitar 1.008 akun.
FRANSISCO ROSARIANS
sumber suci dan varokah dari panastak