Merdeka.com - Rohaniwan sekaligus aktivis HAM dari Setara Institute, Romo Benny Susetyo menilai terdapat ketimpangan besar dalam Nawa Cita yang diusung Presiden Joko Widodo sebagai program kerjanya. Menurutnya, aspek ekonomi dan pembangunan lebih diprioritaskan ketimbang HAM yang seharusnya selalu diperjuangkan setiap pemimpin dunia.

"Dalam 100 hari Jokowi-JK, sejatinya ada persoalan mendasar tentang kerja. Baginya, seolah-olah Demokrasi dan HAM itu nggak penting. Yang dikejar oleh Jokowi itu hanya pertumbuhan ekonomi. Maka demokrasi dan HAM seperti tidak dapat tempat, disingkirkan masalah infrastruktur dan ekonomi sehingga Jokowi seperti kehilangan visi sebagai negarawan," kata Benny pada diskusi yang digelar KontraS di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (3/2).