Masuk Pemerintahan, Sofjan Wanandi Cerita Sulitnya Benahi Ekonomi

Jakarta -Pengusaha Sofjan Wanandi bercerita soal sulitnya membenahi ekonomi dalam negeri. Masalah birokrasi hingga kemiskinan adalah sejumlah masalah berat yang harus diperbaiki.

Saat ini Sofjan menjadi Ketua Tim Ahli Ekonomi Wakil Presiden. Dia mengatakan, banyak kalangan birokrasi yang tidak mendukung perubahan yang dilakukan pemerintah.

"Soal ekonomi tak gampang. Kami melihat sendiri bagaimana mengkoordinasikan dengan daerah. Seperti saat ini kita bangun rumah untuk rakyat kecil. Kita bagaimana membangun kelompok menengah atas dan bawah," jelas Sofjan dalam acara Dialog Investasi Nasional di Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (3/2/2015).

Orang miskin di Indonesia, lanjut Sofjan, terdiri dari 3 kelompok besar. Mereka adalah petani, buruh informal, dan nelayan. Pemerintah Jokowi-JK ingin 3 kelompok masyarakat miskin ini memiliki rumah.

"Ini (kepemilikan rumah) harus kita kejar. Di mana bisa diletakan rumah murah itu, bagaimana DP-nya, bagaimana mereka menyicil, ini tidak gampang biar pun banyak membantu, seperti World Bank (Bank Dunia) atau ADB (Bank Pembangunan Asia)," ungkap Sofjan.

"Memang pelaksanaan lebih sulit dari perencanaannya. Apapun menurut saya ini penting dalam memberikan pemerataan dalam perumahan ini. Jangan sampai ini diselewengkan, malah diperjualbelikan," imbuh Sofjan.

Untuk pembangunan 1 juta unit hunian, Sofjan mengatakan, pemerintah butuh dana Rp 65 triliun. Ini dana yang cukup besar, dan tidak boleh salah sasaran.

Belum lagi soal rencana pemerintah membangun pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW). Bila dibangun sekarang, baru akan terasa 3-5 tahun ke depan. "Kita perlu sabar, rakyat tidak sabar," ungkap Sofjan.

Setelah listrik, pemerintah juga memprioritaskan pembangunan pertanian, agar bisa swasembada beras, jagung, gula, serta daging.

source

yg paling ga sabar itu panasbung, pak..
ga milih jkw, tp pengen semuanya jd dlm sekejap mata..