Welcome To My Thread
No Silent Reader, budayakan komen
Kalau suka Bagi Cendolnya ya gan

jangan lupa rate 5

asal jangan timpuk bata aja

Terus terang aja, TS mau curhat. Akhir september lalu ane hampir aja dapet bencana saat mendaki gunung. Untung aja selamat jadi kaki ane nggak cedera akibat nginjek ranjau. Tapi ranjau yang hampir TS injek itu nggak bisa meledak, nggak keras, malah kalau keinjek cenderung lembek dan sticky. Yap ranjau itu a.k.a eek pendaki lain yang nggak ditutup. Ane aja yang nggak jadi nginjek udah sebel apalagi ada agan agan disini yang apes banget sampe nginjek tuh ranjau. Emang agan ibarat tank musuh apa? tiap jalan dipasangi ranjau.keinjek meledak, kaki pun bau tokai. Hihihi.

Nah dari pengalaman itu TS iseng bikin thread soal etika eek di gunung. Semoga aja belum Repsol. Dan trit ini bisa nyadarin oknum pendaki yang suka eek sembarangan. (ane juga heran kenapa ya mereka suka kayak gitu, apa alasannya karena lebih praktis ergonomis? Kan enggak. Wkk). Apa aja sih hal hal yang kudu agan soal tata krama eek di gunung atau alam bebas. Berikut cekidot:

1. Jangan eek di deket jalur yang dilewati orang.


Sebelum buang air besar perhatikan apakah tempat yang agan pilih itu bukan jalur yang sering dilalui orang lain. Hal ini penting, karena kotoran yang nantinya terinjak dan menempel di sepatu akan terbawa kemana-mana. Sehingga, banyak spot di alam bebas yang tercemar kotoran.

Selain itu, alasan lain adalah untuk menjaga etika antar sesama pendaki atau penggiat alam bebas lain. Tetap hargai orang lain yang berkegiatan di alam bebas.

2. Jangan eek di deket sumber air bersih.


Kotoran atau feses manusia mengandung banyak kuman dan bakteri. Hal itu membawa kemungkinan besar tersebarnya wabah penyakit akibat kuman atau bakteri tersebut. Sehingga jangan sampai agan membuang feses di dekat sumber air yang digunakan, baik yang mengalir atau tidak. Karena bisa jadi agan menularkan penyakit.

Parasit yang ada di feses manusia bisa meresap ke tanah dan mengontaminasi sumber air. Nah, kalau sudah tahu begitu, jangan sampai agan malah eek di air nya langsung ya. Usahakan agan menjauh setidaknya 60 meter dari jalan l, sumber air atau area camp bila mau BAB.

3. Jangan eek deket tenda atau basecamp


Ini mungkin terdengar konyol tapi TS pernah mendengar keluhan dari pendaki yang ketika bangun di pagi hari, ada tokai tak jauh dari tenda mereka. Tentu pengalaman itu sangat mengganggu. Selain rawan sebagai sumber penyakit, feses manusia juga memiliki bau yang sangat tajam. Bau feses di dekat area tenda kemping tentu akan sangat mengganggu bagi pendaki lain.

4. Jangan lupa buat cathole


Cathole adakah istilah untuk lubang pembuangan kotoran manusia saat berada di alam bebas. Cathole menggantikan fungsi toilet. Dinamakan seperti itu karena mirip cara kucing yang menggali lubang dan menutup nya kembali saat membuang kotoran.

Perlu diperhatikan dalam membuat cathole. Kedalaman cathole sekitar 10 sampai 25 cm. Itu tergantung kepadatan tanah. Bila berpasir buat lah lebih dalam. Cathole bisa dibuat menggunakan tongkat kayu, atau pisau komando yang agan bawa ke alam bebas. Ada juga yang setelah membuat cathole kemudian membuat tanda peringatan. Bisa dengan ranting kayu atau batu yang di letakkan di spot cathole.

5. Jangan lupa stay bersih n wangi


Saat agan BAB di toilet tentu lebih terjamin secara kebersihannya. Karena ada air yang melimpah. Namun di alam bebas terkadang air sangat susah dijumpai. Oleh karena itu agan bisa memanfaatkan tisu basah untuk membersihkan diri usai BAB. Jangan lupa juga untuk tidak asal membuang tisu bekas tersebut. Pastikan juga akan tetap wangi usai buang hajat. Agan tidak ingin kan kalau rekan seperjalanan agan nyium bau yang semriwiiing setelah agan 'pergi menabung'.