Kisah ini disampaikan sendiri oleh saksi kuncinya, tante ane.
Begini ceritanya....

Hari jumat kemarin tante ane beserta bos (orang Taiwan yg kurang bisa Bahasa Indonesia) dan temen² kantornya mau menghadiri sebuah meeting di daerah Jakarta. Saat itu kendaraan yg digunakan adalah mobil.

Rute yang dilewati sekitar daerah Monas tapi kurang jelas dimananya. Nah, peraturan dijalan tersebut kan gini, kalo mau lurus itu ambil jalur kiri dan kalo mau belok/putar arah itu ambil jalur kanan. Tapi si sopir ini malah ambil jalur kanan padahal dia mau lurus. Diberhentikan deh sama pak polisi.

Pas pak polisi tersebut mendekat dan you know lah, bla bla bla. Nah, si bos yg duduk didepanpun memohon kepada sang polisi dengan bahasa Indonesia yang pas-pasan itu sambil menyodorkan uang 50.000 Rupiah, "Tolonglah pak... kami mau meeting ini... tolonglah pak...". Lalu si polisi pun bilang, "Turunkan itu pak..., BIASANYA CEPE" (what the .....!!!). "What he say??", kata si bos. Lalu tante gue ngejelasin deh yg dimaksud si polisi barusan. Karena udah paham apa yg dimaksud, si bos langsung mengeluarkan uang 100k dan langsung diberikan ke oknum tersebut dan meminta SIM si sopir untuk dikembalikan.

Setelah itu mobil pun dipersilahkan melanjutkan perjalanan kembali.

Apa yang ane lihat di TV kok berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di cerita tadi. Di tv, polisi terlihat begitu taat aturan, bijaksana, bersih. Tapi kok ini....???!!!

Dan seharusnya si pelanggar juga jangan terbiasa melakukan tindakan suap seperti cerita tadi karena bisa menjadi kebiasaan yang buruk untuk kedepannya.

Kalo begini terus, budaya ini akan semakin susah untuk dimusnahkan.